Analisis PT Sinar Sosro (Kewirausahaan)
ANALISIS PT SINAR SOSRO
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Dr.Drs.Sukirman Pd.SH,MM

Nama : Maya
Indri Palupie
Nim :
201511356
Kelas : 4C
![]() |
||
![]() |
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr,wb.
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur
kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah yang membahas analisis PT Sinar Sosro ini tepat
pada waktunya.
Dalam pembuatan makalah ini saya
selaku penulis banyak menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat adanya
petunjuk dan koreksi dari berbagai pihak disertai dengan ketekunan doa hambatan
tersebut dapat diatasi sehingga terbentuklah makalah ini walaupun dalam bentuk
yang sederhana.
Akhir kata
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat kepada para pembaca. Kami menyadari
bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca, atas kritik dan sarannya saya
ucapkan terima kasih.
Sekian dan terima kasih. Wassalamu’alaikum
wr,wb.
Pati,
7 Juni 2017
Maya
Indri Palupie
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................
i
KATA
PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR
ISI................................................................................................ iii
ABSTRAK................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ........................................................................................ ....... 1
1.2 Rumusan
Masalah.................................................................................... ....... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... ....... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penulisan.................................................................................................. ....... 4
BAB III
ANALISIS PT SINAR SOSRO
3.1 Perencanaan
Pemasaran............................................................................ ..... 26
3.2 Menentukan
Harga........................................................................................ 31
3.3 Perluasan
Usaha............................................................................................. 32
3.4 Kompetensi
Kewirausahaan.......................................................................... 35
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................................... 36
4.2 Saran.............................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... ..... 37
ABSTRAK
Salah satu strategi pemasaran dalam
perusahaan adalah strategi penetapan harga. Harga memainkan peranan besar dalam
naik turunnya perusahaan. Perusahaan menetapkan harga, tapi pada akhirnya
konsumen akan memutuskan apakah harga suatu produk sudah tepat ? Ketika
menetapkan harga, perusahaan harus mempertimbangkan persepsi konsumen mengenai
harga dan bagaimana persepsi ini memepengaruhi keputusan membeli dari konsumen.
Ketika membeli suatu produk, konsumen mempertukarkan suatu nilai (harga) untuk
memperoleh nilai yang lain (manfaat dari produk tersebut) Bila pelanggan atau
konsumen menganggap harga lebih tinggi dari nilai produk, merk tidak akan
membeli produk tersebut. Bila konsumen menganggap harga lebih rendah dari nilai
produk tersebut maka konsumen akan membeli produk tersebut, tetapi produsen kehilangan
peluang meraih laba. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha memahami alasan
konsumen membeli suatu produk dan menetapkan harga menurut konsumen mengenai
nilai produk karena konsumen bervariasi dalam nilai yang mereka kaitkan pada
sifat produk yang berbeda. Setiap perusahaan yang bersaing
dalam suatu industri, mempunyai strategi. Strategi ini mungkin dikembangkan
melalui proses penyusunan atau mungkin juga telah berkembang melalui
kegiatan-kegiatan dari berbagai departemen fungsional perusahaan. Jika
dibiarkan pada cara mereka masing-masing, tiap-tiap departemen fungsional akan
menggunakan pendekatan yang di tentukan oleh orientasi propesionalnya dan
inisiatif dari mereka yang bertugas. PT. Sinar Sosro selaku perusahaan yang
bergerak dalam bidang Industri minuman kemasan menginginkan agar perusahaan
yang sedang berjalan in dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya, yang
kiranya dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Dalam tugas akhir ini
dilakukan penelitian untuk merumuskan suatu usulan strategi yang dapat
digunakan oleh perusahaan dalam menghadapi kondisi persaingan pada saat
sekarang ini Kemudian, dilakukan analisis SWOT yang berfungsi untuk mengetahui
faktor-faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta peluang dan ancaman dari
lingkungan eksternal.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi dan liberalisasi
perdagangan mewarnai milenium baru (abad 21). Beberapa perubahan telah, sedang,
dan bakal terjadi. Bahkan dapat dikatakan bahwa tidak ada yang tidak berubah,
kecuali perubahan itu sendiri. Adanya kemajuan dalam berbagai bidang, seperti: bidang
ilmu pengetahuan, telekomunikasi, teknologi informasi, jaringan transportasi,
dan sektor-sektor kehidupan lainnya menyebabkan arus informasi semakin mudah
dan lancar mengalir antar individu atau kelompok. Kebutuhan dan keinginan
mereka berkembang semakin kompleks. Misalnya saja, konsumen masa kini tidak
lagi bisa dipuaskan dengan sekedar menyajikan “trade off “ antara harga dan kualitas produk. Mereka menuntut enam
hal sekaligus yaitu : Produk berkualitas tinggi (high quality), Harga yang wajar (fair price), Penyerahan produk yang cepat (fast delivery), Layanan khusus (special
services), Produk yang memiliki tingkat fleksibelitas tinggi (high flexibility), dan Akrab dengan
pemakai (user friendly).
Untuk
mengimbangi perekonomian global yang cepat berubah ini setiap pelaku bisnis
dituntut untuk dapat meningkatkan daya saing dengan para pesaing-pesaingnya,
baik itu pelaku bisnis yang menawarkan produk, jasa atau campuran antara produk
dan jasa. Salah satu jenis industri yang mengalami perkembangan industri
yaitu yang menawarkan produk makanan dan minuman. Hal ini dapat dilihat
dari semakin beragamnya jenis minuman ringan, seperti jenis minuman dengan rasa
teh, buah-buahan, dan jenis minuman bersoda, juga banyak
merek-merek minuman ringan yang dijual dipasaran seperti Fresh Tea, Lipton Ice
Tea, Tekita, Teh Tjong Dji, Green Tea, Teh Kotak, Sprite, Fanta, dan Coca cola.
Demi memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam. Salah satu produk minuman dengan
rasa teh yang telah lama dikenal di Indonesia adalah Teh Botol Sosro,
yang di produksi oleh PT. Sinar Sosro.
Teh Botol
Sosro merupakan salah satu minuman
ringan yang sangat terkenal dan menjadi
produk kebanggaan di Indonesia. Minuman ringan berbahan baku teh ini merupakan
produk asli Indonesia. Di Indonesia, minuman ringan
mudah sekali diperoleh di
berbagai tempat, mulai
dari warung sampai toko-toko kecil. Minuman ringan di konsumsi oleh semua lapisan masyarakat
dari berbagai latar
belakang pendidikan dan pekerjaan. Dengan konsumsi minuman
ringan yang sedemikian luasnya. Salah
satu perusahaan yang bergerak
dibidang produksi minuman
ringan adalah PT Sinar Sosro. Produk yang dihasilkan berupa minuman ringan dalam kemasan berbagai
merek (Teh Botol Sosro,
S-Tea, Tebs,
Fruit Tea) dan ukuran.
PT Sinar Sosro merupakan
perusahaan pertama Indonesia
dan di dunia yang berani mengolah dan menjual teh dalam kemasan untuk dijual kepada masyarakat. Saat ini, perusahaan ini semakin berkembang walaupun
telah bermunculan
perusahaan-perusahaan lain yang memproduksi produk yang
sama. PT Sinar Sosro dengan teh botolnya saat ini sudah merambah
kemana-mana bahkan sampai keluar Indonesia. Pada perkembangannya, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan
perusahaan-perusahaan sejenis lainnya. Persaingan antar produsen minuman
ringan sangat ketat mengakibatkan
lingkup pasar yang semakin ketat
juga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
perencanaan pemasaran yang dilakukan
PT Sinar Sosro ?
2. Strategi
penetapan harga teh botol sosro.
Dalam upaya meningkatkan volume penjualan?
3. Untuk
mengetahui pengembangan saluran distribusi PT Sinar Sosro ?
4. Apa
kompentensi kewirausahaan PT Sinar Sosro ?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui perencanaan pemasaran yang dilakukan PT Sinar Sosro
2. Untuk
mengetahui strategi penetapan harga teh botol sosro. Dalam upaya meningkatkan volume penjualan
3. Untuk
mengetahui pengembangan saluran distribusi PT Sinar
Sosro
4. Untuk
mengetahui kompetensi kewirausahaan Pt Sinar Sosro
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penulisan
A.
Perencanaan
Pemasaran
Pemasaran
merupakan kegiatan penting dari perusahaan yang menghasilkan produk untuk
dijual dengan tujuan memperoleh keuntungan. Berdasarkan keuntungan diharapkan
perusahaan dapat melanjutkan usaha, selain itu juga dapat mengembangkan usaha
menjadi lebih besar. Kondisi semacam ini berlaku untuk seluruh perusahaan baik
yang beroperasi dalam suatu Negara maupun secara multinasional (antar Negara).
Kompetisi yang dihadapi oleh suatu perusahaan menyebabkan setiap perusahaan
untuk menyusun perencanaan, melaksanakan, dan mengontrol strategi pemasaran
yang dibuatnya, dengan harapan agar memenangkan persaingan atau menguasai pasar
daerah tertentu.
Pemasaran
adalah kegiatan kegiatan pokok dari suatu perusahaan yang modern, dengan melayani
seluruh kebutuhan manusia (human needs) secara efektif. Tujuan dari pelayanan
tersebut adalah melalui transaksi pertukaran antar produsen dengan konsumen.
Konsep permasalahan dari kegiatan pemasaran. Berdasarkan transaksi pertukaran,
produsen menawarkan sesuatu yang konsumen perlukan, kemudian produsen dengan
kegiatan penawaran yang atraktif (menarik), diharapkan konsumen akan membeli
dan kembali lagi membeli. Menurut Philip Kotler (1985:7), kegiatan pemasaran
suatu produk adalah kegiatan menganalisis, merencanakan, melaksanakan, dan
mengawasi seluruh program yang telah dirancang sebelumnya agar terjadi
pertukaran nilai secara sukarela (dengan konsumen), sehingga tercapai tujuan
perusahaan. Selain itu, pemasran berkaitan pula dengan merancang lembaga yang
mempunyai kegiatan untuk menawarkan produk dalam memenuhi kebutuhan pasar
(konsumen) yang telah ditargetkan. Penawaran dilakukan dengan menggunkan harga
yang efektif, komunikasi dan distribusi yang baik, menyampaikan mendorong, dan
memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Strategi pemasaran tidak
terlepas dari perencanaan, arahan, atau acuan gerak langkah perusahaan untuk
mencapai tujuan. Beberapa langkah dalam merencanakan pemasaran bagi usaha baru
diantaranya sebagai berikut :
1. Langkah
pertama, menentukan kebutuhan dan keinginan pelanggan.mengetahui kebutuhan dan
keinginan pelanggan, pertama-tama dilakukan penelitian pasar atau riset
pemasaran.
2. Langkah
kedua, memilih pasar sasaran khusus. Ada tiga jenis pasar sasaran khusus, yaitu
:
a. Pasar
individual (individual market).
b. Pasar
khusus (niche market).
c. Segementasi
pasar (market segmentation).
3. Langkah
ketiga, menempatkan strategi pemasaran dalam persaingan. Penetapan strategi
pemasaran tergantung keadaan lingkungan persaingan pasar yang ada dua hari
kehari. Keberhasilan dalam segmentasi pasar tergantung pada potensi yang
mengambarkan permintaan dari lingkungan persaingan. Terdapat enam strategi
dalam memenuhi permintaan dari lingkungan yang bersaing yaitu :
a. Berorientasi
pada pelanggan (customer orientation).
b. Kualitas
(quality), ia mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu
efektif, efisien, dan tepat.
c. Kenyamanan
(convenience), yaitu menfokuskan perhatian
pada kesenangan hidup, kenyamanan, dan kenikmatan.
d. Inovasi
(innovation), yaitu harus
berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk, jasa, maupun proses.
e. Kecepatan
(speed), atau disebut juga Time Compression Management (TCM), yang
diwujudkan dalam bentuk :
1) Kecepatan
untuk menempatkan produk baru di pasar.
2) Memperpendek
waktu untuk merespons keinginan dan kebutuhan pelanggan (customer response time).
f. Pelayanan
dan kepuasan pelanggan.
4. Langkah
ke empat, memilih strategi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan panduan dari
kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam
mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Kondisi untuk menarik konsumen.,
wirausaha dengan hasil pengujian penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan
keberhasilan strategi pemasaran. Kondisi untuk menarik konsumen, wirausaha bisa
merekayasa indikator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran (marketing mix), yaitu probe, product, price, place, dan promotion.
Sehingga
menurut Zimmerer (1996:117) bagi usaha baru sangat cocok untuk menerapkan
strategi yang didorong oleh pasar (market
driven). Strategi ini dibangun berdasarkan enam fondasi :
a. Orientasi
konsumen.
b. Kualitas.
c. Kenyamanan
dan kesenangan.
d. Inovasi.
e. Kecepatan.
f. Pelayanan
dan kepuasan pelanggan.
1. Berorientasi
pada Konsumen
Usaha
baru yang berhasil pada umumnya memusatkan perhatian pada pengembangan sikap
berorientasi pada kepuasan para pemilik kepentingan (stakeholder satisfaction). Orientasi pada pemasaran ditunjukan
kepada kepuasan pelanggan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Bila
ada pelanggan yang merasa kurang puas, penuhilah secepat mungkin kekurangan
tersebut.
b. Doronglah
pelanggan untuk mengajukan keluhan bila kurang memuaskan.
c. Mintalah
umpan balik (feed-back) dari karyawan
tentang upaya perbaikan pelayanan yang harus diberikan kepada pelanggan.
d. Buatlah
komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.
e. Hati-hati
dalam memilih seseorang yang akan berhubungan dengan pelanggan.
2. Kualitas
Keberhasilan
dalam persaingan global, sangat penting bagi perusahaan untuk memperhatikan
kualitas barang dan jasa serta pelayanan. Perbaikan kualitas menjadi tujuan
strategi beberapa perusahaan di dunia, kemudian secara integral dijadikan
bagian dari budaya perusahaan. Perbaikan kualitas tersebut terangkum dalam Total Quality Mangement (TQM). Menurut
Zimmerer (1996) ada lima komponen kualitas yang secara berurutan perlu diperhatikan,
yaitu :
a. Ketetapan
(reliability), yaitu rata-rata
kelalaian/pengabaian.
b. Daya
tahan (durability), yaitu berapa lama
barang dan jasa tersebut dapat diapakai/bertahan.
c. Mudah
digunakan (easy of use), yaitu barang
dan jasa tersebut harus mudah untuk digunakan.
d. Nama
merek yang terkenal dan dipercaya (known
and trusted brand name).
e. Harga
yang relatif murah (low price).
3. Kenyamanan
Kenyamanan,
dilakukan dengan cara meminta informasi kepada pelanggan., misal kesenangan apa
yang diinginkan dan harapan dari pelayanan yang disajikan. Memberi pelayanan
menyenangkan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Lokasi
usaha dekat dengan pelanggan.
b. Berikan
kemudahan-kemudahan kepada pelanggan.
c. Tentukan
jam kerja yang menyenangkan bagi pelanggan. Perusahaan buka 24 jam sehari
selama seminggu atau tidak.
d. Tetapkan
apakah barang perlu diantar atau tidak.
e. Berikan
kemudahan kepada pelanggan agar dapat memberi secara kredit
f. Latihanlah
karyawan untuk dapat melakukan transaksi dengan cepat, tepat, dan sopan.
4. Inovasi
Inovasi
merupakan kunci keberhasilan bagi usaha baru. Perubahan pasar yang sangat cepat
dan persaingan yang kompleks menuntut inovasi terus-menerus. Inovasi
terus-menerus merupakan kekuatan bagi wirausaha dalam meraih suskes usaha.
Beberapa inovasi yang lazim dan terkenal antara lain bentuk produk baru,
perbedaan teknik, dan pendekatan baru dalam memperkenalkan.
5. Kecepatan
Kecepatan
meruapakan kekuatan dalam persaingan. Kecepatan mengurangi biaya, meningkatkan
kualitas, dan memenuhi permintaan pasar. Secara filosofi disebut dengan Time Compression Management (TCM), yang
memiliki dua aspek, yaitu :
a. Mempercepat
produk baru ke pasar, dan
b. Memperpendek
waktu dalam merespon permintaan pelanggan baik dalam memproses produk maupun
dalam mendistribusikan atau menyampaikan.
6. Pelayanana
dan Kepuasan Pelanggan
Wirausaha
mengetahui bahwa salah satu cara terbaik untuk mempertahankan pelanggan dan
menarik pelanggan baru adalah dengan menyajikan pelayanan yang lebih baik dan
tidak tertandingi oleh persaing. Cara menciptakan pelayanan dan kepuasan
pelanggan dilakukan sebagai berikut :
a. Dengarkan
dan perhatikan pelanggan.
b. Tetapkan
pelayanan terbaik.
c. Tetapkan
ukuran dan kinerja standar.
d. Berikan
perlindungan hak-hak karyawan.
e. Latihan
karyawan untuk memberikan pelayanan istimewa.
f. Gunakan
teknologi yang memberikan pelayanan terbaik.
g. Berikan
hadiah bagi pelayan terbaik.
7. Produk
Produk
memiliki siklus hidup (product life cycle),
terdiri atas tahap pengembangan, pengenalan, pertumbuhan penjualan, kematangan,
kejenuhan, dan penurunan. Pengembangan produk merupakan bagian terpenting dalam
pemasaran tetapi dalam tahap pengembangan produk sering timbul risiko besar dan
hampir 80% produk gagal (Zimmerer 1996:124). Beberapa alasan mengapa produk
baru gagal:
1) Produk
baru tidak berbeda secara memadai dengan produk yang ada dipasar.
2) Wirausaha
tidak memiliki pengetahuan yang memadai pasar.
3) Perusahaan
sangat miskin perencanaan dan kurang gencar dalam memperkenalkan produk-produk
baru.
4) Wirausaha
gagal untuk menyesuaikan strategi produk ketika ada perusahaan.
5) Perusahaan
kekurangan dana yang memadai dan kurang komitmen terhadap produk baru.
B.
Menentukan
Harga
Harga merupakan biaya atas pembuatan
suatu produk, artinya jumlah pengeluaran dan beban yang diperkenankan, langsung
maupun tidak langsung untuk menghasilkan barang dan jasa dimana kondisi dan
tempat dimana barang tersebut dapat dipergunakan atau dijual. Kumpulan
pengorbanan dari faktor produksi sebagai sumber daya ekonomi yang didesain
untuk menciptakan barang dan jasa dalam bentuk lain, yang mempunyai nilai guna
tinggi. Harga disepakati pada saat transaksi penukaran, merupakan nilai dari
produk yang ditukarkan di pasar. Transaksi tersebut menguntungkan atau merugikan,
produsen telah menghitung jumlah biaya-biaya (pengorbanan) yang dikeluarkan
untuk menghasilkan barang atau jasa dipertukarkan. Oleh karena itu harga
merupakan jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi barang sampai
saat terjadinya transaksi pertukaran di pasar.
Harga
tepat adalah harga yang dapat dijangkau dan paling efisien bagi konsumen
wirausaha dapat menciptakan harga yang paling efisien dengan inovasi dan
kreativitas. Menetapkan harga yang tepat perlu mempertimbangkan berbagai
faktor, tidak sekedar intuisi atau perasaan, tetapi juga berdasarkan informasi,
fakta, dan analisis di lapangan. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
menetukan harga :
1. Biaya
barang dan jasa.
2. Permintaan
dan penawaran pasar.
3. Antisipasi
volume penjualan produk dan jasa.
4. Harga
pesaing.
5. Kondisi
ekonomi.
6. Lokasi usaha.
7. Fluktuasi
musiman.
8. Faktor
psikologis pelanggan.
9. Bunga
kredit dan bentuk kredit.
10. Sensitivitas
harga pelanggan (elastisitas permintaan).
Selain
memperhatikan faktor-faktor tersebut, terdapat beberapa cara yang dapat
dilakukan dalam memberikan harga untuk menarik konsumen :
1. Menentukan
harga dasar dan harga jual barang yang berbeda-beda. Beberapa hal yang perlu
diperlihatkan dalam menetapkan harga, yaitu :
a. Biaya
penjualan dan biaya pembelian barang dari konsumen.
b. Harga
pesaing.
c. Elastisitas
permintaan barang.
2. Memberi
potongan harga yang bervariasi, misal :
a. Potongan
penjualan tunai.
b. Potongan
penjualan dengan pembelian tunai.
c. Sistem
diskon/hadiah.
3. Memberi
keringanan waktu pembayaran dengan tiga cara :
a. Pembayaran
sebagian di muka.
b. Pembayaran
di belakang.
c. Pembayaran
kredit.
Strategi
pemasaran yang dapat dipilih antara lain :
1. Penetrasi
pasar (market penetration) adalah
strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah penjualan barang dan jasa yang
sudah ada dengan memperbesar upaya penjualan dan periklanan. Misal, upaya
promosi dan iklan yang gencar dilakukan produk-produk jamu,
perusahaan-perusahaan rokok, produk makanan dan minuman, dan berhasil
meningkatkan angka penjualan.
2. Pengembangan
pasar (market development) mencoba
meningkatkan penjualan dengan memperkenalkan produk barang dan jasa yang ada
pada pasar baru. Posisi strategi ini, yang diperluaskan bukan upaya penjualan
atau promosi, melainkan upaya untuk mencari pasar baru. Misal, produk-produk
AMWAY dan CNI yang dipasarkan melalui jaringan berjenjang (multilevel marketing)
3. Pengembangan
produk (product development) mncoba meningkatkan penjualan dengan
memperkenalkan produk dan jasa baru kepada pasar yang sudah ada. Produk-produk
tu dapat merupakan modifikasi dari produk-produk pakaian wanita dan anak-anak,
mobil, komputer dan elektronik.
4. Segmentasi
pasar (market segmentation) merupakan
strategi pemasaran yang terkenal bagi usaha baru, produk dipasarkan berdasarkan
segmentasi. Misal, segmentasi berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan,
tingkat pendapatan, dan sebagainya.
Penetuan
harga produk baru perlu dilakukan dengan hati-hati. Jika terlalu tinggi, volume
penjualan bisa terjadi tidak terlalu tinggi. Sebaliknya bila harga terlalu
rendah, maka biaya tidak tertutupi oleh hasil penjualan. Sehingga, dalam
menetapkan harga bagi produk baru, wirausaha hendaknya dapat memuaskan tiga
tujuan, yaitu :
1. Menghasilkan
produk yang diterima oleh konsumen potensial, berapapun banyaknya.
2. Memelihara
pangsa pasar dengan akibat pertumbuhan persaingan. Jika produk baru berhasil
maka persaing akan masuk ke pasar, dan perusahaan kecil memperluas atau
mempertahankan pangsa pasar.
3. Memperoleh
laba. Perusahaan baru harus bertahan agar hasil penjualan lebih tinggi dari
biaya produksi.
Menetukan harga barang-barang yang
diproduksi, suatu perusahaan memiliki tiga pilihan harga, yaitu :
1. Harga
di bawah harga pasar untuk produk yang sama. Strategi penetrasi harga (price penetration) merupakan penetapan
harga di bawah harga normal. Kondisi ini dilakukan apabila usaha baru
memperkenalkan produk baru ke pasar dan sudah terdapat penjual produk sama
dengan persaingan yang tinggi. Posisi ini dimaksudkan agar barang yang
dihasilkan diterima oleh pasar. Supaya produk yang dipasarkan berhasil dengan
baik, maka produk baru berusaha menekan pasar, untuk mempercepat penguasaan
pasar, produk baru harus dijual dengan harga yang relatif rendah, sehingga
tercapai volume penjualan yang tinggi. Pengenalan produk biasanya dilengkapi
dengan periklanan dan teknik promosi, penjualan khusus, dan potongan harga.
Penetapan penetrasi harga dalam jangka waktu yang lama supaya diterima
konsumen. Tujuan dari penetrasi harga adalah untuk mempertahankan produk baru
di pasar.
2. Harga
diatas harga pasar. Strategi harga skimming
(skimming price) merupakan penetapan
harga di atas harga normal. Strategi ini digunakan bila memperkenalkan produk
baru ke pasar yang terdapat sedikit atau tidak ada pesaing sama sekali.
Perusahaan mengunakan taktik apabila pasar terdiri atas sekelompok elit pembeli
yang mampu membayar dengan harga tinggi. Perusahaan menetapkan harga di atas
harga normal untuk menutup kembali biaya pengembangan awal dan biaya promosi
segera mungkin serta menghasilkan laba. Salah satu variasi dari skimming adalah strategi sliding-downthe-demand-curve. Perusahaan
baru memperkenalkan produk dngan harga yang tinggi. Kemudian, berdasarkan
kemajuan teknologi yang dimiliki mampu menurunkan biaya dengan cepat sehingga
menurunkan harga produk lebih cepat dari harga pesaing. Melalui penurunan harga
barang dan jasa yang dimiliki akibat kemajuan teknologi, maka perusaha baru
dapat meningkatkan volume penjualan dengan cepat dan merebut pangsa pasar
pesaing. Tujuan strategi ini adalah untuk merebut keunggulan bersaing melalui
keunggulan teknologi.
3. Harga
sama dengan harga pasar. Strategi follow-the-leader
pricing. Stretegi ini biasa dilakukan oleh pedagang kecil dengan mengamati
berbagai kebijakan harga pesaing dan harga individual dengan meninjau
periklanan. Pedagang kecil menggunakan nformasi ini untuk mencari peluang.
Harga
Barang Industri, meliputi :
1. Strategi
Cost-Plus Pricing
Digunakan untuk barang-barang
industri, yaitu dengan menambahkan margin laba yang dikehendaki terhadap
biaya-biaya langsung seperti biaya bahan baku, ongkos tenaga kerja, biaya
overhead, penjualan, dan administrasi. Penggunaan strategi cost-plus, harga jual dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
Harga
Jual = Biaya Tenaga Kerja Biaya
Penjualan Administrasi +
Magin Laba
+ +
Bahan Baku
+
Overhead
2. Biaya
Langsung dan Formulasi Harga
Biaya Langsung adalah
biaya yang langsung berhubungan dengan volume produksi, misal biaya bahan baku
dan upah tenaga kerja. Pembiayaan ini tidak termasuk biaya overhead pabrik
seperti sewa, penyusutan, dan asuransi.
Laporan Laba Rugi :
Keterangan Jumlah
Penjualan Rp100.000.000
Bahan Baku Rp
30.000.000
Tenaga Kerja Rp
20.000.000
Overhead Rp
10.000.000
Laba Kotor Rp
60.000.000
Rp
40.000.000
Biaya Operasional :
Administrasi, Umum Rp 6.000.000
Penjualan Rp
5.000.000
Lain-lain Rp
4.000.000 Rp
15.000.000
Laba Bersih Sebelum Pajak Rp
25.000.000
3. Penentuan
Harga Jual Model Peluang Pokok Penentu harga jual dalam model ini dilakukan
dengan menghitung besar presentase tertentu dari total penjualan yang digunakan
untuk biaya variabel. Berikut salah satu contoh teknik menghitung harga jual
model peluang pokok atau titik impas jual (break
even). Misal biaya variabel suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
Bahan Baku Rp
40.000 per unit
Upah Tenaga Kerja Rp 50.000 per
unit
Biaya Overhead Variabel
Rp 10.000 per unit
Biaya Variabel Total Rp 100.000 per
unit
Berdasarkan
contoh di atas, maka harga penjualan minuman sebesar Rp 100.000. apabila harga
jual di bawah harga minimum, maka biaya variabel tidak akan tertutupi, untuk
menghitung harga penjualan pulang pokok (break
even) dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Laba
= [Harga Jual x Jumlah Produk]+[Biaya Variabel per-unit x Jumlah
Produk]+
Biaya Total Tetap : Jumlah yang
diproduksi
Sehingga,
Harga
Jual Pulang Pokok = Biaya variabel per unit x Jumlah Produk + Biaya Total Tetap
: Jumlah yang diproduksi
Dalam
keadaan impas laba = 0. Bila produk yang direncanakan 20.000 unit, dan biaya
tetap total sebesar Rp 30.000, maka harga jual pulang pokok adalah
Harga
jual pulang pokok = Rp 0 + [Rp 100.000 x 20.000 unit] + Rp 30.000 : 20.000 unit
=
Rp 100.001,50 per unit
Penetuan
Harga Jasa. Perusahaan jasa dapat memperoleh manfaat yang efektif. Perusahaan
jasa menetukan harga berdasarkan materi yang digunakan untuk menyediakan jasa,
tenaga kerja,dan untuk memperoleh laba. Terdapat perusahaan jasa menghitung
harga pelayanan hanya didasarkan pada jam kerja atau jam kerja aktual yang
digunakan untuk membentuk jasa. Berikut cara menentukan harga jasa yang tepat.
Misal, suatu perusahaan reparasi mesin cuci menghabiskan biaya total sebesar Rp
20.000.000. perbaikan diperkirakan membutuhkan jam kerja sebanyak 5.000 jam.
Keuntungan yang diharapkan 20%, maka harga/jam dapat dihitung sebagai berikut :
Harga
/ jam = biaya total x 1.00
Jam produktif
1.00-% laba bersih
=
Rp 20.000.000 x 1.00
Rp 5.000 jam 1.00-0,20
=
Rp 4.000 x 1,25
=
Rp5.000 per jam
Perhitungan
di atas berlaku bila setiap pekerjaan memerlukan jumlah bahan baku yang sama.
Apabila tidak menggunakan bahan baku yang sama, maka harga per jam kerja
dihitung tanpa memasukkan unsur biaya bahan baku. Misal biaya bahan baku yang
diperlukan sebesar Rp 5.000.000, maka harga per jam kerja dapat dihitung
sebagai berikut :
Harga/
jam = Rp 20.000.000 – Rp 5.000.000 x
1,00
5.000 jam 1,00-0,20
= Rp 3.000 x 1,25
= Rp 4,750 per jam
Seandainya
biaya bahan dan jam kerja akan di Mark-up
masing-masing 5 persen dan 3 jam, maka harga total :
Biaya
jasa (3 jam x Rp 4,750 per jam) =
Rp 14.250.00
Biaya
bahan baku =
Rp 5.000,00
Mark-up
biaya bahan baku (5%) =
Rp 250,00
Harga
total =
Rp 19.500,00
Alat
Penentuan Harga :
1. Mark-up,
merupakan metode penetuan harga dengan cara menambahkan sejumlah biaya tertentu
pada penjualan untuk meningkatkan laba, dengan rumus :
Presentasi Mark-up = Mark-up
Harga Penjualan
2. Analisis
pulang pokok digunakan untuk menutup biaya variabel dan biaya tetap, dengan
rumus :
Titik Pulang Pokok
(per-unit) = Biaya Tetap Total
Harga x Biaya Variabel
Promo.
Barang dan jasa yang di produksi supaya dikenal, diketahui, dibutuhkan, dan
diminta konsumen, maka wirausaha perlu melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Menginformasikan
barang/ jasa pada konsumen.
2. Membujuk
konsumen supaya membeli barang/jasa yang dihasilkan.
3. Mempengaruhi
konsumen tertarik terhadap barang/jasa yang dihasilkan.
Kegiatan-kegiatan
tersebut dilakukan dengan periklanan dan promosi, sehingga, promosi merupakan
cara mengkomunikasikan barang dan jasa yang akan ditawarkan agar konsumen dapat
mengenal dan membeli. Sesuai dengan fungsi promosi yaitu menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), mengingatkan (to remind), dan mempengaruhi (to influence), maka dengan promosi
barang dan jasa akan mudah dikenal oleh konsumen :
Beberapa
jenis promosi yang dapat dijadikan pertimbangan :
1. Media,
misal, media cetak (majalah, surat kabar), atau elektronik (radio, TV,
internet, dll).
2. Promosi
penjualan, misal melalui pameran dagang, kuis berhadiah, hiburan, dll.
3. Wiraniaga,
mempromosikan langsung barang ke konsumen dengan membawa produk.
4. Pemasaran
langsung, langsung menghubungi konsumen.
5. Humors,
yaitu mempromosikan barang melalui billboard, pamflet, dan sebagainya.
Mempertahankan
dan mengembangakan pangsa pasar, wirausaha dapat melakukan langkah-langkah
berikut :
1. Menghargai
dan memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumen.
2. Menganalisis
kelebihan dan kekurangan pemasaran yang dimiliki maupun kelebihan dan kelemahan
pesaing.
3. Mencari
strategi untuk menyerang market leader.
Pemasaran
Usaha Baru. Apabila belum mengetahui barang dan jasa yang akan dijual, terlebih
dahulu harus melakukan survei untuk mendapatkan informasi mengenai :
Peluang
pasar dapat dilihat dengan cara mengambil konsumen. Fokus pengamatan terhadap
konsumen adalah :
a. Barang
dan jasa yang paling dibutuhkan konsumen.
b. Berapa
banyak yang dibutuhkan.
c. Kualitas
yang paling tepat.
d. Berapa
banyaknya.
Melihat
terdapat atau tidak peluang pasar, ada beberapa langkah harus diperhatikan :
a. Amati
kebutuhan sekitar.
b. Kapan
konsumen membutuhkan barang.
c. Melihat
karakteristik konsumen, baik berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, maupun
pendidikan.
d. Daya
beli (kemampuan membayar) konsumen.
e. Terdapat
pesaing atau tidak.
1. Tempat
yang tepat
Menempatkan barang
dalam pasar yang cocok. Isal, di tempat ramai dan dikunjungi orang seperti di
tempat pariwisata, pasar umum, dekat lalu lintas jalan raya, dan sebaginya.
2. Banyak
barang yang dibutuhkan
Beberapa volume barang
dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen rata-rata per hari (dengan perkiraan).
3. Target
yang hendak dicapai
Misal, untuk mengejar
keuntungan, untuk meraih pelanggan rutin, untuk meraih pelanggan temporer, atau
hanya sekedar laku terjual dalam rangka meraih konsumen baru.
4. Fungsi-fungsi
pemasaran usaha baru
Beberapa kegiatan dalam
lingkup pemasaran, yaitu :
a. Pembeli
merupakan kegiatan membeli barang yang akan kita jual kembali.
b. Penyimpanan
(penggudangan), simpan barang-barang dagangan sebaik mungkin, jangan sampai
berubah bentuk, sifat, warna, ukuran, dan standar kualitas.
c. Sotir
dan pengemasan, dilakukan dalam bentuk dan warna yang menarik, aman dari
perubahan bentuk, warna, sifat, dan standar kualitas.
d. Penjualan,
menyajikan barang agar konsumen menjadi tertarik dan melakukan pembelian.
Peningkatan
ekonomis dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja,
teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha. Kondisi ini dapat dilakukan
apabila perluasan usaha akan menurunkan biaya jangka panjang, berarti mencapai
skala ekonomis (economics of scale).
Sebaliknya, apabila peningkatan output mengakibatkan peningkatan biaya jangka
panjang (diseconomics of scale), maka
kondisi ini tidak baik untuk dilakukan. Jika produk barang atau jasa sudah
mencapai titik paling efisien, maka memperluas skala ekonomi tidak bisa
dilakukan, karena akan mendorong kenaikan biaya. Apabila terjadi skala usaha
yang tidak ekonomis, wirausaha dapat meningkatkan usaha dengan memperluas
cakupan usaha (economics of scale),
karena skala ekonomis menunjukkan pengurangan biaya perusahaan akibat kenaikan
output, maka kurva pengalaman atau kurva belajar (learning curva) menunjukkan pengurangan biaya yang muncul akibat
kenaikan volume secara kumulatif.
C.
Perluasan
Usaha
Perluasan
usaha dilakukan dengan menambah jenis usaha, dan jasa baru yang berbeda dari
yang sekarang diproduksi (diversifikasi), serta dengan teknologi berbeda.
Misal, usaha angkutan kota diperluas dengan usaha jasa bus pariwisata, usaha
jasa pendidikan diperluas dengan usaha jasa pelatihan dan kursus-kursus, dengan
demikian lingkup usaha ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu deversifikasi
usaha ekonomis yang diambil total biaya produksi gabungan (join total production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis
produk secara bersama-sama adalah “lebih kecil” dari penjumlahan biaya produksi
masing-masing produk itu apabila diproduksi secara terpisah. kasus ini
melingkupi usaha ekonomis terjadi apabila biaya bersama kurang dari jumlah
biaya apabila produk dihasilkan masing-masing atau C (P,M) < C (P) + C (M),
dengan derajat lingkup usaha ekonomis DE :
Derajat
Ekonomis (DE) = C (P) + C (M) – C (P,M)
C ((P,M)
Manajemen
Strategi Kewirausahaan, yaitu :
1. Manajemen
Kewirausahaan
Wirausaha menggunakan proses inovasi
sebagai alat pemberdayaan sumber-sumber untuk menciptakan suatu nilai barang
dan jasa. Proses inovasi dikendalikan oleh kraetivitas. Kreativitas merupakan
mata rantai antara pengetahuan pengenalan cara baru untuk mengombinasikan
sumber-sumber dan proses pengembangan pengetahuan secara sistematis ke dalam
suatu inovasi yang digunakan di pasar. Inovasi bahkan dipandang sebagai
penciptaan sumber-sumber yang berbentuk penemuan kegunaan sesuatu dalam alam.
Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang menjamin
bahwa usaha betul-betul eksis. Apabila usaha baru ingin berhasil, maka
wirausaha diharapkan memiliki empat kompetensi, yaitu :
a. Fokus
pada pasar, bukan pada teknologi.
b. Buat
ramalan pendanaan untuk menghindari tidak terbiayai perusahaan.
c. Bangun
tim manajemen, bukan menonjolkan perorangan (not a “one-person” show).
d. Berikan
peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu.
2. Strategi
Kewirausahaan
Perusahaan
kecil berhasil secara berkesinambungan dan dapat bersaing secara unggul dalam bidang teknik, produk, dan memiliki
cakupan distribusi geografis pasar yang terbatas. Beberapa keputusan strategis
yang diperlukan dalam kondisi pertumbuhan diantaranya adalah :
a. Perubahan
produk barang dan jasa. Produk dan jasa baru yang diinginkan oleh pelanggan,
perubahan kebutuhan pelanggan dapat ditentukan atau tidak.
b. Strategi
penetrasi pasar, ekspansi pasar, diversifikasi produk dan jasa, integrasi
regional, atau ekspansi usaha. Pasar dapat dicapai menggunakan strategi
perusahaan harus diperbaiki seperti apa, dan peluang macam apa yang akan
diambil.
c. Kemampuan
memperoleh modal investasi dalam penelitian dan pengembangan, proses produksi
dan penggantian peralatan, dan dalam rangka penambahan sumber daya manusia.
d. Analisis
sumber daya manusia, sehingga memiliki keterampilan yang unik untuk
mengimplementasikan strategi.
e. Analisis
pesaing baik yang ada maupun yang potensial untuk memantapkan strategi
bersaing.
3. Strategi
Pemimpin Pasar
Apabila
perusahaan telah memiliki peluang pasar besar seperti pada masa pertumbuhan,
maka strategi yang perlu diperhatikan adalah :
a. Bersikap
menyerang dan agresif untuk mempertahankan, pangsa pasar. Wirausaha harus siap
memperbaiki strategi bersaing agar dapat mempertahankan reputasi terbaik pada
pelanggan.
b. Bersikap
bertahan dan tidak terlalu agresif. Posisi semacam ini, setiap departemen
secara efektif menemukan keunggulan bersaing dan secara bertahap dapat
membangun hambatan masuk ke segmen pasar yang dipilih untuk bersaing.
c. Tidak
boleh ada anggapan bahwa perusahaan yang berhasil tidak memiliki tantangan.
Perusahaan yang pasif mempertahankan akan selalu mengundang pesaing untuk
memasuki pasar.
4. Strategi
Bukan Pemimpin Pasar
Perusahaan
memasuki tahap pertumbuhan memiliki posisi kuat (bukan pemimpin pasar) di
pasar, memiliki strategi tertentu. Strategi ini bukan untuk bersaing dengan
pemimpin pasar ini dilakukan dengan cara :
a. Agresif
menggunakan kompetensi terbaik untuk meraih peluang pasar sehingga tidak
tertandingi oleh pesaing. Wirausaha memosisikan diri dalam segmen pasar kecil
sebagai pemain yang paling dominan.
b. Mengembangkan
strategi sebagai pengikut. Kondisi ekonomi yang baik, perusahaan yang mengikuti
strategi ini bisa berhasil. Ancaman untuk strategi ini adalah jika pelanggan
tidak memandang perusahaan pemasok sebagai pilihan pertama. Selain itu, pasar
dengan produk dan jasa sejenis bukan pasar yang menarik untuk persaingan.
5. Strategi
Lain.
a. Pertahanan
Bersaing
Supaya dapat bersaing,
pengembangan produk dan perluasan pelayanan prusahaan selalu dinamis dan
memosisikan perusahaan dalam keadaan kritis. Perusahaan selalu inovatif dan
memperbaiki produk yang masa lalu atau memperbaiki produk yang pertama kali
dihasilkan, sebab jika tidak akan ditinggal oleh pasar.
b. Mencoba
produk yang menjadi “andalan utama baru” (big
hitter), dan tidak berkonsentrasi pada perbaikan keberhasilan produk yang
sudah ada. Keberhasilan perusahaan yaitu 3M (Man, Material, Market) tetap mendominasi posisi pasar melalui
pengenalan produk baru secara berkesinambungan.
c. Mengambil
langkah positif dan proaktif untuk menguasai manajer kunci dan ahli teknik
profesional yang selalu diikutsertakan dalam pembentukan keberhasilan
perusahaan. Tidak mudah untuk menempatkan kembali kemampuan individual yang
cakap.
6. Memelihara
Semangat Wirausaha
a. Mendidik
wirausaha tentang pelayanan perusahaan khususnya tentang alasan mereka membeli
produk dan jasa, tentang masalah yang dihadapi pelanggan, dan tentang apa
kebutuhan serta keinginan yang spesifik dari pelanggan.
b. Mendidik
wirausaha tentang nilai-nilai perbaikan produk dan pemasaran, tentang proses
distribusi dan perbaikan teknik produksi untuk dapat bersaing.
c. Menciptakan
iklim kerja yang positif mendorong terciptanya ide-ide baru. Berdasarkan iklim
yang kondusif, para enterpreneur lebih kreatif dalam mentransformasikan ide-ide.
Enterpreneur secara ideal adalah individu-individu yang bertanggung jawab dalam
bidang pemasaran, teknologi, dan keuangan.
Perencanaan
usaha sebagai langkah awal dalam memulai usaha memiliki dua fungsi, yaitu
sebagai pedoman untuk mencapai keberhasilan manajemen dan sebagai alat
mengajukan kebutuhan permodalan. Perencanaan biasanya memuat unsur-unsur
ringkasan eksekutif, sejarah perusahaan, profil usaha, strategi usaha, barang
dan jasa yang dihasilkan, strategi usaha, analisis pesaing, ringkasan pemilik,
rencana operasi, data keuangan, proposal pinjaman, dan jadwal pelaksanaan.
Kunci utama dalam perusahaan adalah pemasaran. Pemasaran merupakan suatu
kegiatan konsumen (probe),
menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen (product), menentukan tigkah harga (price), mempromosikan agar produk
dikenal konsumen (promotion), dan
mendistribusikan produk ke tempat konsumen (place)
supaya barang disukai,
D.
Kompetensi
Kewirausahaan
Tingkat persaingan dalam dunia
bisnis menunjukkan gejala semakin ketat dan kejam. Siapa yang mempunyai sumber
daya paling kuat dialah yang akan tetap bertahan dalam pasar. Kepemimpinan
suatu perusahaan, produk atau merek tertentu tidak akan selamanya stabil.
Banyak pendatang baru mencoba menggoyahkan posisi ini dengan siasat atau
strategi yang beraneka ragam, kondisi ini menunjukkan bahwa bisnis adalah suatu
peperangan. Penggunaan strategi dalam berbagai bisnis merupakan keinginan para
pelaku bisnis untuk mengadopsi proses pembuatan strategi yang lebih terarah dan
canggih seperti yang dilakukan oleh jendral perang. (Sun Tzu,1996: v). Kesinambungan
hidup perusahaan tergantung pada ketahanan wirausaha dalam meraih keunggulan
bersaing melalui strategi yang dimiliki, Collin Montgomery (1998: 5), strategi
perusahaan adalah cara-cara perusahaan menciptakan nilai melalui konfigurasi
dan koordinasi aktivitas multipemasaran.
Laba perusahaan merupakan cermin
dari kinerja manajemen strategi yang berhasil memuaskan pemilik kepentingan.
Tugas manajemen strategis adalah menciptakan laba yang bisa dipergunakan
sebagai sumber dana untuk investasi dan meningkatkan manfaat bagi pemilik
kepentingan. Albert Widjaja (1993), laba perusahaan merupakan tujuan yang
kritis dan menjadi ukuran keberhasilan, tetapi bukan tujuan akhir dari suatu
perusahaan, karena jika tidak memperoleh laba, maka perusahaan tidak dapat
memberikan manfaat bagi para pemilik kepentingan, berarti perusahaan tidak
dapat memberikan kenaikan gaji, membagikan dividen kepada pemegang saham,
memperluas usaha, dan membayar pajak (J. Supranto, 1993 : 5).
Konsep
strategi pemasaran terdapat istilah (marketing
mix) yang dikenal dengan 4P, yaitu :
1. Barang
dan jasa (product).
2. Harga
(price).
3. Tempat
(place).
4. Promosi
(promotion).
Richard
A, D’Aveni (1994 : 243) mengemukakan suatu ide dasar bahwa perusahaan harus
menekankan strategi yang berfokus pada pengembangan kompetensi ini,
pengetahuan, dan keunikan aset tidak berwujud untuk menciptakan fokus, yaitu :
a. Fokus
biaya, dilakukan dengan mengusahakan keunggulan biaya dalam segmen sasaran.
b. Fokus
diferensiasi, dilakukan dengan mengusahakan diferensiasi dalam segmen sasaran,
yaitu pembeli dengan pelayanan paling baik dan berbeda dengan yang lain.
BAB III
ANALISIS PT SINAR SOSRO
3.1 Perencanaan Pemasaran
PT. Sinar
Sosro pada awalnya memperkenalkan minuman siap saji dalam kemasan botol, Sosro memiliki
target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan.
Sosro memandang bahwa ketika orang sedang melakukan perjalanan dan ia kehausan
pasti membutuhkan sebuah penghilang dahaga yang praktis dan mudah di dapat,
berangkat dari pengalaman ketika melakukan promo, tempat yang praktis dan aman
untuk digunakan sebagai wadah teh adalah botol. Sosro juga memiliki keunggulan
dan keunikan dalam pemasaran. sebelum sosro hadir, ada sebuah perusahaan asing
yang ingin mengeluarkan produk teh dalam botol seperti yang dilakukan sosro
saat ini. Kala itu perusahaan menyewa
jasa sebuah biro riset pemasaran untuk menguji kelayakan dan prospek produk
tersebut di Indonesia. Setelah meneliti dan mengamati kebiasaan minum teh di
masyarakat, biro pun menyimpulkan bahwa produk ini tidak memiliki prospek bagus
untuk dipasarkan di Indonesia. Biro itu beralasan bahwa budaya minum teh pada
bangsa Indonesia umumnya dilakukan pagi hari dalam cangkir dan disajikan hangat
sehingga kehadiran teh dalam kemasan botol justru akan dianggap sebuah
keanehan. Dari awal produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan
perjalanan seperti supir dan pejalan kaki sosro . Sosro menyadari bahwa segmen
konsumen ini memiliki keinginan hadirnya minuman yang dapat menghilangkan
dahaga di tengah kelelahan dan kondisi panas selama perjalanan. besar. Strategi
ini ternyata lebih tepat, kedua perusahaan multinasional itu pun tak berhasil
berbuat banyak untuk merebut hati konsumen Indonesia.
1. Strategi Penempatan
Positioning
yang dilakukan oleh Sosro juga didukung oleh marketing mix yang baik.Hal ini ditunjukan dari integrasi yang baik dari komponen-komponen 4P.
Contoh adalah bahwa pengembangan produk berasal dari strategi promosi, hubungan
antara penentuan harga (price) dengan saluran distribusi (place), dll
2. Strategi Produk
Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak merasa
aneh untuk meminum teh dalam kemasan botol dan dengan diasajikan dingin. Karena
pada awal kemunculan produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk minum
teh yang disajikan panas. Ternyata proses diferensiasi yang dilakukan Sosro
membuahkan hasil baik, sehingga Sosro dikenal sebagai minuman teh dalam kemasan
botol yang dapat memberikan kesegaran. Dalam perkembangannya, untuk bersaing
dengan competitor Sosro mulai melakukan kampanye bahwa dengan mengkonsumsi teh
akan membuat tubuh menjadi sehat, karena teh mengandung anti oksidan. Hal ini
menambah keunggulan kompetitif dari Sosro.
Brand Sosro telah terbentuk melalui proses yang panjang. Sosro telah
berhasil mengembangkan merek Teh Botol Sosro menjadi merek dengan brand equity
yang kuat. Beberapa hal yang dapat dicermati dalam pembentukan brand equity ini
adalah :
a. Brand
Awareness yang dimiliki The Botol Sosro dapat dikatakan telah memasuki
tingkatan top of mind. Hal ini dapat dilihat dari The Botol Sosro dapat menjadi
pemimpin pasar dalam kategori teh siap minum dalam kemasan botol.
b. Perceived
Quality dari The Botol Sosro telah terbukti selama puluhan tahun. PT. Sinar
Sosro telah berhasil menjaga kualitas produk ini sehingga mendapat anggapan
baik dari konsumen.
c. Brand
Association dari The Botol Sosro kuat, dapat dilihat bahwa ketika orang
menyebut teh botol kemudian yang menjadi maksud dari the botol itu sendiri
adalah The Botol Sosro.
d. Brand
Loyalty dariTehBotolSosrojugakuat. Ini merupakan hasil dari pengembangan
saluran distribusi, menjaga kualitas, dan strategi promosi yang dilakukan
dengan jargon “apa pun makanannya minumannya the botol sosro”.
Ada Hal
menarik untuk brand Teh Botol Sosro karena dengan penggunaan kata “Teh Botol”
kemudian memberikan asosiasi pada Sosro sendiri, yang menjadi keunggulan dari
brand ini, sehingga tidak menjadi merek biasa. Selain itu kekuatan brand equity
harus dijaga agar tetap bisa menghadapi kompetisi yang semakin ketat, karena
ketika sebuah poduk dari sebuah produsen berhasil maka kemudian produsen lain
akan mengeluarkan produk serupa. Hal ini terjadi pada munculnya teh dalam botol
dari bermacam-macam produsen seperti tekita dan frestea yang di produksi oleh
coca cola dan pepsi .
3. Strategi Distribusi
Distribusi Sosro mencakup hampir seluruh wilayah nasional mulai dari Batam,
Jabotabek, Jabar, Jatim, hingga Kalimantan dan Sulawesi. Bahkan teh dalam
kemasan botol Sosro diekspor ke Australia, Vietnam, Brunei Darussalam dan
Amerika Serikat. Sosro dikenal memiliki jaringan distribusi yang sangat
mengakar. Keputusan mengenai pergudangan dan pengendalian persediaan juga
merupakan keputusan distribusi. Ketersediaan (availability) menjadi kunci
sukses pemasaran. Pihak Sosro selalu memantau outlet-outlet Sosro dari pengaruh
pesaing (competitor) yang berniat menggantikan Teh Botol Sosro. Pengembangan
proses yang dilakukan oleh Sosro adalah dengan mengintegrasikan supply chain,
seperti memiliki kebunteh sendiri. berbedadengan proses distribusi produk dilakukan dengan bekerjasama dengan banyak
agen penjualan untuk memperluas cakupan distribusi dari Sosro. Bahan baku teh untuk PT. SinarSosroberasaldari ,Perkebunan Teh Gunung Rosa di
Cianjur, Perkebunan Teh Gunung Manik di
Cianjur, Perkebunan Teh Gunung Cempaka di Cianjur, Perkebunan Teh Gunung Satria
di Garut, Perkebunan Teh Daerah Neglasari di Garut, Perkebunan Teh Daerah Cukul
di Pangalengan, dan Perkebunan Teh Daerah Sambawa di Tasikmalaya
4. Strategi Harga
Pertama kali mengenalkan teh siap minum dalam kemasan botol, Sosro memiliki
target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan.
Pada waktu itu, strategi promosi yang dilakukan juga baik dengan menetapkan
harga tidak lebih dari biaya parkir pada waktu itu (mengingat target adalah
orang yang sedang melakukan perjalanan). Pada waktu pengenalan produk, Sosro
juga memiliki keunggulan kompetitif karena merupakan teh siap minum dalam
kemasan botol yang dipasarkan pertama kali di Indonesia.
5. Strategi Promosi
Kesuksesesan sosro dalam merebut hati konsumen Indonesia sesungguhnya
dilihat dari aspek pemasaran cukup unik. Sosro,dalam beberapa hal, telah mengabaikan
hukum-hukum umum yang terdapat di ilmu pemasaran. Misalnya saja mengenai
perlunya riset pasar sebelum meluncurkan produk. Konon kabarnya sebelum sosro
hadir, ada sebuah perusahaan asing yang ingin mengeluarkan produk teh dalam
botol seperti yang dilakukan sosro saat
ini. Kala itu sang perusahaan menyewa jasa sebuah biro riset pemasaran untuk
menguji kelayakan dan prospek produk tersebut di Indonesia. Setelah meneliti
dan mengamati kebiasaan minum teh di masyarakat sang biro pun menyimpulkan
bahwa produk ini tidak memiliki prospek bagus untuk dipasarkan di Indonesia.
Biro itu beralasan bahwa budaya minum teh pada bangsa Indonesia umumnya
dilakukan pagi hari dalam cangkir dan disajikan hangat sehingga kehadiran teh
dalam kemasan botol justru akan dianggap sebuah keanehan.
Strengths (Kekuatan)
1.
Bahan baku Teh SOSRO dipilih hanya dari pucuk daun Teh
terpilih dan terbaik, yang dipetik dari perkebunan milik sendiri
2.
Harga yang cukup terjangkau
3.
Adapun pengolahannya, dengan menggunakan mesin
paling modern dari Jerman yang dilakukan untuk menghasilkan produk terbaik
dengan standar kualitas terjaga.
4.
Quality control yang sangat diperhatikan dan dijaga
baik dengan memperkerjakan staf ahli dibidangnya.
5.
Membantu Perekonomian Petani Indonesia.
Weaknesess (Kelemahan)
1.
Merasa menjadi brand yang lama sosro kurang gencar
melakukan promosi baik iklan media visual maupun cetak.
2.
Sedikitnya varian produk sebab hanya berkutat pada
produk minuman.
3.
Kemasan Produk yang kurang variatif sehingga membuat
konsumen bosan.
4.
Terkadang tidak semua daun teh bisa terpakai
Opportunity
(Peluang)
1. Semakin
banyaknya kesibukan maka semakin banyak orang menginginkan hal yang praktis.
2. Tingginya
tingkat kerusakan lingkungan atau global warming menyebabkan suhu panas
jadi banyak yg butuh minuman segar…
3. .Meningkatnya
Maal,Hypermarket,& Supermarket di Indonesia dapat membantu penjualan the
botol sosro.
4. Terdapat
beberapa perusahaan fastfood,maupun restoran-restoran yang mau bekerja sama.
Threat
(Hambatan)
1. Kerusakan
Lingkungan atau global warming dapat mengganggu produktifitas bahan baku.
2. Banyaknya
perusahaan-perusahaan baru sama dan kreatif.
3. Medan tempuh
terutama di wilayah pelosok Indonesia sulit sehingga terkadang mengganggu
sistem distribusi.
4. Birokrasi
pemerintah untuk export kurang mendukung.
5. Tingkat
urbanisasi yang tinggi sehingga jumlah petani tehh semakin menurun.
3.2 Menentukan Harga
Teh Botol Sosro didistribusikan ke
pelosok – pelosok daerah. Konsumen menjadi tidak sulit membeli teh botol sosro
karena mudah di cari dan harganya terjangkau.
Dalam pricing
strateginya, sosro menerapkan Demand Oriented Pricing Method atau metode
penetapan harga yang berorientasi pada permintaan, dimana sosro tidak
membebankan harga yang terlalu tinggi untuk sebuah produk minuman pelepas
dahaga, akan tetapi dengan harga yang ekonomis. Dengan harga tersebut, volume
permintaan konsumen akan besar, sehingga dengan margin yang kecil dikalikan
dengan banyaknya volume penjualan yang mereka terima, maka keuntungan secara
keseluruhan akan besar.
Pada level dister,
harga yang diberikan PT. Sinar Sosro ( pabrik ) untuk produk Teh Botol Sosro
adalah Rp 16.900,00/krat. Level subwholesaller, mereka mengambil dari dister di
kisaran Rp 17.300,00. Di level pengecer dengan patokan harga dari agen Rp
18.000,00/krat, mereka bisa mengambil keuntungan 100% atau bahkan lebih, karna
bisa menjual Rp 36.000,00/krat ( Rp 1.500,00/botol ). Untuk pengecer mereka pun
bisa mengambil langsung ke pabrik atau KP, dengan pricing yang sama yaitu Rp
18.000,00/krat.
Marketing Mix :
Product : rasa teh asli yang kini bervariasi
dengan ditambahkan aroma buah – buahan dan daun teh melati.
Harga : antara Rp 3000,00 hingga Rp 5000,00.
Place : Supermarket, minimarket bahkan warung
kecil dan gerobak.
Karakteristik
Konsumen :
1.
Demografi
Usia : Anak – anak (usia 9 sampai 12
tahun), Remaja (usia 13 sampai 18 tahun) dan Dewasa.
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
Pekerjaan : Semua orang yang mempunyai
pekerjaan
Pendidikan : Semua golongan masyarakat
2. Psikografis, orang yang menyukai minuman teh
yang mempunyai rasa alami dan berkualitas.
3. Geografis, wilayah pemasaran untuk konsumen
adalah seluruh wilayah Indonesia baik di kota – kota besar maupun daerah –
daerah.
Deferensiasi : Produk Teh Botol Sosro berbeda dari
yang lain karena teh ini di kemas dalam botol dan rasa khas tehnya sangat kuat.
Ditambah lagi dengan aroma buah-buahan dan melati.
3.3 Perluasan
Usaha
Perencanaan
Produksi
PT. Sinar Sosro mempunyai perkebunan
teh afiliasi yang tersebar di beberapa wilayah di Jawa Barat dengan total luas
lahan mencapai 1.587 hektare. Rinciannya; (1) Garut dengan luas 455 ha dengan
ketinggian 1.000-1.250 meter di atas permukaan laut; (2) Cianjur dengan luas
400 ha dengan ketinggian 1.000-1.250 meter di atas permukaan laut; (3) dan
Tasikmalaya dengan luas 732 ha dengan ketinggian 800-950 meter di atas
permukaan laut. Di Garut dan Cianjur, perkebunan ini dikelola lewat bendera PT
Agropangan Putra Mandiri. Sementara di Tasikmalaya, lewat bendera PT Sinar
Inesco. Sosro memiliki beberapa pabrik yang tersebar, yaitu :
·
Pabrik
Produk Teh Botol Sosro, berada di Jakarta ( Cakung ), Pandeglang– Jawa Barat,
Ungaran – Jawa Tengah, Surabaya – Jawa Timur, Medan – Sumatera Utara, Gianyar –
Bali, dan Cibitung – Jawa Barat. Pabrik Peracikan Teh Wangi Melati, berada di
Slawi – Jawa Tengah. Pabrik Kemasan Tetra, Kaleng dan Air Mineral berada di
Tambun – Bekasi.
Susunan dan tata letak pabrik
didesain secara khusus untuk mempermudah alur proses produksi keseharian.
Lokasi tiap-tiap bagian mulai dari gudang bahan baku hingga proses pengemasan
dan masuk gudang penyimpanan dibuat sesuai dengan alur materi dan alur proses
sehingga kegiatan proses berjalan secara efektif dan efisien.
Produksi teh botol di PT. Sinar
Sosro mempunyai kapasitas sekitar + 6 batch per shift dengan rata-rata
produk yang dihasilkan sebesar + 28 pallet tiap batchnya. Dengan
demikian dalam satu hari dapat diproduksi sebanyak 504 pallet dan setiap pallet
menampung 60 krat yang mana masing-masing krat berisi 24 botol. Dengan kata
lain, produksi teh botol mencapai 725.760 tiap harinya dengan asumsi bahwa
produksi berjalan lancar.
Jadwal kerja para karyawan PT. Sinar
Sosro untuk memproduksi yaitu pada hari Senin –Jumat dimulai pukul 08.00-16.00
WIB sedangkan untuk hari Sabtu pukul 08.00-13.00 WIB.
PT. Sinar Sosro memproduksi beberapa
produk diantaranya yaitu: Produk PT. Sinar Sosro :
· Teh botol
Sosro menggunakan bahan baku : air, gula industri dan teh hijau yang dicampur
dengan bunga melati dan bunga gambir (dikenal dengan teh wangi).
· Fruit Tea
menggunakan bahan baku yakni : air, gula industri, teh hitam dan konsentrat
sari buah asli.
· Joy Tea
Green menggunakan bahan baku : air, gula industri dan teh hijau.
Organisasi (Input-input dan
Sarana Produksi)
Input-input dan sarana produksi
PT.Sinar Sosro meliputi penerimaan bahan baku, baham pengemas dan bahan pembantu
(Incoming Material).
a.
Bahan baku
Teh kering: Teh kering yang digunakan untuk produksi
TBS adalah Teh SPRR atau lebih dikenal dengan jasmine tea. Teh SPRR yang
digunakan di PT. Sinar Sosro berasal dari PT. Gunung Slamet Slawi, yang
merupakan bagian grup Sosro. Gula: berfungsi untuk memberikan rasa manis pada
produk yang dihasilkan (TBS). Gula pasir yang digunakan sebagai bahan baku
pembuatan proses produksi merupakan gula pasir terbaik yang diimpor dari
Thailand karena gula tersebut memiliki keunggulan dibandingkan dengan gula
lokal terutama dalam hal warna dan kesadahannya. Air: Air yang digunakan oleh
PT. Sinar Sosro berasal dari air bawah tanah. Kebutuhan akan air di sekitar
lingkup perusahaan terlebih dahulu dilakukan pengolahan dalam unit pengolahan
air (WT) agar diperoleh air yang standar.
b.
Bahan Pengemas
Crown cork: Crown cork terbuat dari logam dan
didalamnya dilapisi dengan PVC. Crown cork berfungsi sebagai penutup botol agar
produk aman dari pengaruh udara luar dan dapat juga digunakan sebagai identitas
suatu produk. Crown cork dikemas dalam kardus dengan jumlah 10000 tiap kardus.
Setiap pallet terdapat 45 kardus crown cork, dengan 5 tumpukan untuk setiap
palletnya. Penumpukan crown cork di dalam gudang disusun berdasarkan sistem
FIFO. Masuk dan keluarnya crown cork dari gudang dilakukan menggunakan
forklift. Crown cork ini disuplai dari PT. Indonesia Multi Colour Printing
(IMCP) dan PT. ATP.
· Botol merupakan bahan pengemas yang langsung
kontak dengan produk. Botol yang digunakan terbuat dari bahan kaca yang tahan
panas. Volume kemasan dalam botol untuk masing-masing produk berbeda. Volume
untuk produk TBS adalah sebesar 220 ml. Sebelum botol digunakan untuk proses
produksi, botol disimpan dalam gudang peti botol (PB). Supplier untuk botol TBS
yaitu PT. Mulia Industrindo dan PT. Iglass. Krat: krat terbuat dari plastik
berwarna merah. Krat merupakan bahan pengemas yang tidak langsung kontak dengan
produk, melainkan hanya berfungsi melindungi botol supaya tidak pecah ketika
pengangkutan. Krat digunakan untuk memuat botol-botol baik botol kosong maupun
botol isi. Satu krat memuat 24 botol. Selama krat masih dalam keadaan baik,
krat tersebut masih terus dipakai.
3.4 Kompetensi Kewirausahaan
Sebelum Go International,
Teh Botol Sosro harus melakukan beberapa innovasi. innovasinya adalah dengan
membuat produk baru, yaitu Teh Susu. Teh Susu ini terbuat dari bahan2 teh
tradisional yang dicampur dengan susu, jadi Teh Botol Sosro akan menjadi
pembuat Teh yang berimagekan bahan-bahan traditional indonesia. Dengan bahan
tradisional Teh dan Susu kalau begini, Indonesia juga bisa makin terkenal akan
Teh tradisionalnya di dunia.
Lalu nanti di setiap
tempat makan di dunia, para pelanggan selain bisa membeli Teh botol Sosro,
mereka juga bisa membeli langsung Teh botol Sosro yang sudah dicampur dengan
Susu menjadi Teh Susu Sosro. Jika kita terbiasa
meminum teh botol sosro kemudian menganggap hanya itu produk minuman dari PT.
Sinar sosro maka anggapan itu salah. selain teh botol sosro, perusahaan itu
punya beragam produk selain TBS. Baik itu berupa yang teh siap minum dalam
kemasan maupun teh kering siap saji.
Produk teh siap minum
dalam kemasan adalah teh botol sosro, fruit tea sosro, joy tea green sosro,
tebs, happy jus dan air minum prim-a. Sedangkan nama minuman seperti teh celup
sosro, teh cap botol, teh poci, teh trompet, teh sadel, teh sepatu dan teh
berko. Merupakan produk minuman dari teh siap saji. Bahan baku dari produk tersebut diambil dari pegunungan teh
terbaik yang tersebar di daerah cianjur, garut, pegalengan serta tasikmalaya.
Menawarkan kualitas teratas dalam rasa dan kesegaran. Sehingga menjadikan sosro
sebagai raja minuman teh kemasan di indonesia.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Teh Botol Sosro dijual dengan harga yang ekonomis dibandingkan
dengan kompetitor atau pesaing lainnya, dan harga seragam di setiap daerah.
Sosro telah dianggap sebagai produk minuman yang sangat general, untuk setiap
suasana dan siapapun konsumennya, dimanapun, yang terbukti dengan tagline “Apapun makanannya, minumannya tetap teh
botol Sosro”. Sosro menerapkan metode on-demand
orientation sehingga walaupun volume permintaan konsumen akan besar,
sehingga dengan margin yang kecil dikalikan dengan banyaknya volume penjualan
yang mereka terima, maka keuntungan secara keseluruhan akan besar.
4.2 SARAN
kami untuk PT. Sinar Sosro adalah untuk bisa
memperluasakan dagangannya ke luar negeri. Hal ini melalui ekspor, waralaba,
lisensi. Selain itu perusahaan ini juga harus membuat program sosial, misalkan
beasiswa untuk yatim, fakir, miskin, dan siswa-siswi/mahasiswa-mahasiswi yang
berprestasi di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman. (2008). “Kewirausahaan”. Galaksi Nursindo :
Semarang
ANALISIS PT SINAR SOSRO
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Dr.Drs.Sukirman Pd.SH,MM

Nama : Maya
Indri Palupie
Nim :
201511356
Kelas : 4C
![]() |
||
![]() |
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr,wb.
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur
kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah yang membahas analisis PT Sinar Sosro ini tepat
pada waktunya.
Dalam pembuatan makalah ini saya
selaku penulis banyak menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat adanya
petunjuk dan koreksi dari berbagai pihak disertai dengan ketekunan doa hambatan
tersebut dapat diatasi sehingga terbentuklah makalah ini walaupun dalam bentuk
yang sederhana.
Akhir kata
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat kepada para pembaca. Kami menyadari
bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca, atas kritik dan sarannya saya
ucapkan terima kasih.
Sekian dan terima kasih. Wassalamu’alaikum
wr,wb.
Pati,
7 Juni 2017
Maya
Indri Palupie
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................
i
KATA
PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR
ISI................................................................................................ iii
ABSTRAK................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ........................................................................................ ....... 1
1.2 Rumusan
Masalah.................................................................................... ....... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... ....... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penulisan.................................................................................................. ....... 4
BAB III
ANALISIS PT SINAR SOSRO
3.1 Perencanaan
Pemasaran............................................................................ ..... 26
3.2 Menentukan
Harga........................................................................................ 31
3.3 Perluasan
Usaha............................................................................................. 32
3.4 Kompetensi
Kewirausahaan.......................................................................... 35
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................................... 36
4.2 Saran.............................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... ..... 37
ABSTRAK
Salah satu strategi pemasaran dalam
perusahaan adalah strategi penetapan harga. Harga memainkan peranan besar dalam
naik turunnya perusahaan. Perusahaan menetapkan harga, tapi pada akhirnya
konsumen akan memutuskan apakah harga suatu produk sudah tepat ? Ketika
menetapkan harga, perusahaan harus mempertimbangkan persepsi konsumen mengenai
harga dan bagaimana persepsi ini memepengaruhi keputusan membeli dari konsumen.
Ketika membeli suatu produk, konsumen mempertukarkan suatu nilai (harga) untuk
memperoleh nilai yang lain (manfaat dari produk tersebut) Bila pelanggan atau
konsumen menganggap harga lebih tinggi dari nilai produk, merk tidak akan
membeli produk tersebut. Bila konsumen menganggap harga lebih rendah dari nilai
produk tersebut maka konsumen akan membeli produk tersebut, tetapi produsen kehilangan
peluang meraih laba. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha memahami alasan
konsumen membeli suatu produk dan menetapkan harga menurut konsumen mengenai
nilai produk karena konsumen bervariasi dalam nilai yang mereka kaitkan pada
sifat produk yang berbeda. Setiap perusahaan yang bersaing
dalam suatu industri, mempunyai strategi. Strategi ini mungkin dikembangkan
melalui proses penyusunan atau mungkin juga telah berkembang melalui
kegiatan-kegiatan dari berbagai departemen fungsional perusahaan. Jika
dibiarkan pada cara mereka masing-masing, tiap-tiap departemen fungsional akan
menggunakan pendekatan yang di tentukan oleh orientasi propesionalnya dan
inisiatif dari mereka yang bertugas. PT. Sinar Sosro selaku perusahaan yang
bergerak dalam bidang Industri minuman kemasan menginginkan agar perusahaan
yang sedang berjalan in dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya, yang
kiranya dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Dalam tugas akhir ini
dilakukan penelitian untuk merumuskan suatu usulan strategi yang dapat
digunakan oleh perusahaan dalam menghadapi kondisi persaingan pada saat
sekarang ini Kemudian, dilakukan analisis SWOT yang berfungsi untuk mengetahui
faktor-faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta peluang dan ancaman dari
lingkungan eksternal.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi dan liberalisasi
perdagangan mewarnai milenium baru (abad 21). Beberapa perubahan telah, sedang,
dan bakal terjadi. Bahkan dapat dikatakan bahwa tidak ada yang tidak berubah,
kecuali perubahan itu sendiri. Adanya kemajuan dalam berbagai bidang, seperti: bidang
ilmu pengetahuan, telekomunikasi, teknologi informasi, jaringan transportasi,
dan sektor-sektor kehidupan lainnya menyebabkan arus informasi semakin mudah
dan lancar mengalir antar individu atau kelompok. Kebutuhan dan keinginan
mereka berkembang semakin kompleks. Misalnya saja, konsumen masa kini tidak
lagi bisa dipuaskan dengan sekedar menyajikan “trade off “ antara harga dan kualitas produk. Mereka menuntut enam
hal sekaligus yaitu : Produk berkualitas tinggi (high quality), Harga yang wajar (fair price), Penyerahan produk yang cepat (fast delivery), Layanan khusus (special
services), Produk yang memiliki tingkat fleksibelitas tinggi (high flexibility), dan Akrab dengan
pemakai (user friendly).
Untuk
mengimbangi perekonomian global yang cepat berubah ini setiap pelaku bisnis
dituntut untuk dapat meningkatkan daya saing dengan para pesaing-pesaingnya,
baik itu pelaku bisnis yang menawarkan produk, jasa atau campuran antara produk
dan jasa. Salah satu jenis industri yang mengalami perkembangan industri
yaitu yang menawarkan produk makanan dan minuman. Hal ini dapat dilihat
dari semakin beragamnya jenis minuman ringan, seperti jenis minuman dengan rasa
teh, buah-buahan, dan jenis minuman bersoda, juga banyak
merek-merek minuman ringan yang dijual dipasaran seperti Fresh Tea, Lipton Ice
Tea, Tekita, Teh Tjong Dji, Green Tea, Teh Kotak, Sprite, Fanta, dan Coca cola.
Demi memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam. Salah satu produk minuman dengan
rasa teh yang telah lama dikenal di Indonesia adalah Teh Botol Sosro,
yang di produksi oleh PT. Sinar Sosro.
Teh Botol
Sosro merupakan salah satu minuman
ringan yang sangat terkenal dan menjadi
produk kebanggaan di Indonesia. Minuman ringan berbahan baku teh ini merupakan
produk asli Indonesia. Di Indonesia, minuman ringan
mudah sekali diperoleh di
berbagai tempat, mulai
dari warung sampai toko-toko kecil. Minuman ringan di konsumsi oleh semua lapisan masyarakat
dari berbagai latar
belakang pendidikan dan pekerjaan. Dengan konsumsi minuman
ringan yang sedemikian luasnya. Salah
satu perusahaan yang bergerak
dibidang produksi minuman
ringan adalah PT Sinar Sosro. Produk yang dihasilkan berupa minuman ringan dalam kemasan berbagai
merek (Teh Botol Sosro,
S-Tea, Tebs,
Fruit Tea) dan ukuran.
PT Sinar Sosro merupakan
perusahaan pertama Indonesia
dan di dunia yang berani mengolah dan menjual teh dalam kemasan untuk dijual kepada masyarakat. Saat ini, perusahaan ini semakin berkembang walaupun
telah bermunculan
perusahaan-perusahaan lain yang memproduksi produk yang
sama. PT Sinar Sosro dengan teh botolnya saat ini sudah merambah
kemana-mana bahkan sampai keluar Indonesia. Pada perkembangannya, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan
perusahaan-perusahaan sejenis lainnya. Persaingan antar produsen minuman
ringan sangat ketat mengakibatkan
lingkup pasar yang semakin ketat
juga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
perencanaan pemasaran yang dilakukan
PT Sinar Sosro ?
2. Strategi
penetapan harga teh botol sosro.
Dalam upaya meningkatkan volume penjualan?
3. Untuk
mengetahui pengembangan saluran distribusi PT Sinar Sosro ?
4. Apa
kompentensi kewirausahaan PT Sinar Sosro ?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui perencanaan pemasaran yang dilakukan PT Sinar Sosro
2. Untuk
mengetahui strategi penetapan harga teh botol sosro. Dalam upaya meningkatkan volume penjualan
3. Untuk
mengetahui pengembangan saluran distribusi PT Sinar
Sosro
4. Untuk
mengetahui kompetensi kewirausahaan Pt Sinar Sosro
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penulisan
A.
Perencanaan
Pemasaran
Pemasaran
merupakan kegiatan penting dari perusahaan yang menghasilkan produk untuk
dijual dengan tujuan memperoleh keuntungan. Berdasarkan keuntungan diharapkan
perusahaan dapat melanjutkan usaha, selain itu juga dapat mengembangkan usaha
menjadi lebih besar. Kondisi semacam ini berlaku untuk seluruh perusahaan baik
yang beroperasi dalam suatu Negara maupun secara multinasional (antar Negara).
Kompetisi yang dihadapi oleh suatu perusahaan menyebabkan setiap perusahaan
untuk menyusun perencanaan, melaksanakan, dan mengontrol strategi pemasaran
yang dibuatnya, dengan harapan agar memenangkan persaingan atau menguasai pasar
daerah tertentu.
Pemasaran
adalah kegiatan kegiatan pokok dari suatu perusahaan yang modern, dengan melayani
seluruh kebutuhan manusia (human needs) secara efektif. Tujuan dari pelayanan
tersebut adalah melalui transaksi pertukaran antar produsen dengan konsumen.
Konsep permasalahan dari kegiatan pemasaran. Berdasarkan transaksi pertukaran,
produsen menawarkan sesuatu yang konsumen perlukan, kemudian produsen dengan
kegiatan penawaran yang atraktif (menarik), diharapkan konsumen akan membeli
dan kembali lagi membeli. Menurut Philip Kotler (1985:7), kegiatan pemasaran
suatu produk adalah kegiatan menganalisis, merencanakan, melaksanakan, dan
mengawasi seluruh program yang telah dirancang sebelumnya agar terjadi
pertukaran nilai secara sukarela (dengan konsumen), sehingga tercapai tujuan
perusahaan. Selain itu, pemasran berkaitan pula dengan merancang lembaga yang
mempunyai kegiatan untuk menawarkan produk dalam memenuhi kebutuhan pasar
(konsumen) yang telah ditargetkan. Penawaran dilakukan dengan menggunkan harga
yang efektif, komunikasi dan distribusi yang baik, menyampaikan mendorong, dan
memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Strategi pemasaran tidak
terlepas dari perencanaan, arahan, atau acuan gerak langkah perusahaan untuk
mencapai tujuan. Beberapa langkah dalam merencanakan pemasaran bagi usaha baru
diantaranya sebagai berikut :
1. Langkah
pertama, menentukan kebutuhan dan keinginan pelanggan.mengetahui kebutuhan dan
keinginan pelanggan, pertama-tama dilakukan penelitian pasar atau riset
pemasaran.
2. Langkah
kedua, memilih pasar sasaran khusus. Ada tiga jenis pasar sasaran khusus, yaitu
:
a. Pasar
individual (individual market).
b. Pasar
khusus (niche market).
c. Segementasi
pasar (market segmentation).
3. Langkah
ketiga, menempatkan strategi pemasaran dalam persaingan. Penetapan strategi
pemasaran tergantung keadaan lingkungan persaingan pasar yang ada dua hari
kehari. Keberhasilan dalam segmentasi pasar tergantung pada potensi yang
mengambarkan permintaan dari lingkungan persaingan. Terdapat enam strategi
dalam memenuhi permintaan dari lingkungan yang bersaing yaitu :
a. Berorientasi
pada pelanggan (customer orientation).
b. Kualitas
(quality), ia mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu
efektif, efisien, dan tepat.
c. Kenyamanan
(convenience), yaitu menfokuskan perhatian
pada kesenangan hidup, kenyamanan, dan kenikmatan.
d. Inovasi
(innovation), yaitu harus
berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk, jasa, maupun proses.
e. Kecepatan
(speed), atau disebut juga Time Compression Management (TCM), yang
diwujudkan dalam bentuk :
1) Kecepatan
untuk menempatkan produk baru di pasar.
2) Memperpendek
waktu untuk merespons keinginan dan kebutuhan pelanggan (customer response time).
f. Pelayanan
dan kepuasan pelanggan.
4. Langkah
ke empat, memilih strategi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan panduan dari
kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam
mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Kondisi untuk menarik konsumen.,
wirausaha dengan hasil pengujian penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan
keberhasilan strategi pemasaran. Kondisi untuk menarik konsumen, wirausaha bisa
merekayasa indikator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran (marketing mix), yaitu probe, product, price, place, dan promotion.
Sehingga
menurut Zimmerer (1996:117) bagi usaha baru sangat cocok untuk menerapkan
strategi yang didorong oleh pasar (market
driven). Strategi ini dibangun berdasarkan enam fondasi :
a. Orientasi
konsumen.
b. Kualitas.
c. Kenyamanan
dan kesenangan.
d. Inovasi.
e. Kecepatan.
f. Pelayanan
dan kepuasan pelanggan.
1. Berorientasi
pada Konsumen
Usaha
baru yang berhasil pada umumnya memusatkan perhatian pada pengembangan sikap
berorientasi pada kepuasan para pemilik kepentingan (stakeholder satisfaction). Orientasi pada pemasaran ditunjukan
kepada kepuasan pelanggan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Bila
ada pelanggan yang merasa kurang puas, penuhilah secepat mungkin kekurangan
tersebut.
b. Doronglah
pelanggan untuk mengajukan keluhan bila kurang memuaskan.
c. Mintalah
umpan balik (feed-back) dari karyawan
tentang upaya perbaikan pelayanan yang harus diberikan kepada pelanggan.
d. Buatlah
komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.
e. Hati-hati
dalam memilih seseorang yang akan berhubungan dengan pelanggan.
2. Kualitas
Keberhasilan
dalam persaingan global, sangat penting bagi perusahaan untuk memperhatikan
kualitas barang dan jasa serta pelayanan. Perbaikan kualitas menjadi tujuan
strategi beberapa perusahaan di dunia, kemudian secara integral dijadikan
bagian dari budaya perusahaan. Perbaikan kualitas tersebut terangkum dalam Total Quality Mangement (TQM). Menurut
Zimmerer (1996) ada lima komponen kualitas yang secara berurutan perlu diperhatikan,
yaitu :
a. Ketetapan
(reliability), yaitu rata-rata
kelalaian/pengabaian.
b. Daya
tahan (durability), yaitu berapa lama
barang dan jasa tersebut dapat diapakai/bertahan.
c. Mudah
digunakan (easy of use), yaitu barang
dan jasa tersebut harus mudah untuk digunakan.
d. Nama
merek yang terkenal dan dipercaya (known
and trusted brand name).
e. Harga
yang relatif murah (low price).
3. Kenyamanan
Kenyamanan,
dilakukan dengan cara meminta informasi kepada pelanggan., misal kesenangan apa
yang diinginkan dan harapan dari pelayanan yang disajikan. Memberi pelayanan
menyenangkan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Lokasi
usaha dekat dengan pelanggan.
b. Berikan
kemudahan-kemudahan kepada pelanggan.
c. Tentukan
jam kerja yang menyenangkan bagi pelanggan. Perusahaan buka 24 jam sehari
selama seminggu atau tidak.
d. Tetapkan
apakah barang perlu diantar atau tidak.
e. Berikan
kemudahan kepada pelanggan agar dapat memberi secara kredit
f. Latihanlah
karyawan untuk dapat melakukan transaksi dengan cepat, tepat, dan sopan.
4. Inovasi
Inovasi
merupakan kunci keberhasilan bagi usaha baru. Perubahan pasar yang sangat cepat
dan persaingan yang kompleks menuntut inovasi terus-menerus. Inovasi
terus-menerus merupakan kekuatan bagi wirausaha dalam meraih suskes usaha.
Beberapa inovasi yang lazim dan terkenal antara lain bentuk produk baru,
perbedaan teknik, dan pendekatan baru dalam memperkenalkan.
5. Kecepatan
Kecepatan
meruapakan kekuatan dalam persaingan. Kecepatan mengurangi biaya, meningkatkan
kualitas, dan memenuhi permintaan pasar. Secara filosofi disebut dengan Time Compression Management (TCM), yang
memiliki dua aspek, yaitu :
a. Mempercepat
produk baru ke pasar, dan
b. Memperpendek
waktu dalam merespon permintaan pelanggan baik dalam memproses produk maupun
dalam mendistribusikan atau menyampaikan.
6. Pelayanana
dan Kepuasan Pelanggan
Wirausaha
mengetahui bahwa salah satu cara terbaik untuk mempertahankan pelanggan dan
menarik pelanggan baru adalah dengan menyajikan pelayanan yang lebih baik dan
tidak tertandingi oleh persaing. Cara menciptakan pelayanan dan kepuasan
pelanggan dilakukan sebagai berikut :
a. Dengarkan
dan perhatikan pelanggan.
b. Tetapkan
pelayanan terbaik.
c. Tetapkan
ukuran dan kinerja standar.
d. Berikan
perlindungan hak-hak karyawan.
e. Latihan
karyawan untuk memberikan pelayanan istimewa.
f. Gunakan
teknologi yang memberikan pelayanan terbaik.
g. Berikan
hadiah bagi pelayan terbaik.
7. Produk
Produk
memiliki siklus hidup (product life cycle),
terdiri atas tahap pengembangan, pengenalan, pertumbuhan penjualan, kematangan,
kejenuhan, dan penurunan. Pengembangan produk merupakan bagian terpenting dalam
pemasaran tetapi dalam tahap pengembangan produk sering timbul risiko besar dan
hampir 80% produk gagal (Zimmerer 1996:124). Beberapa alasan mengapa produk
baru gagal:
1) Produk
baru tidak berbeda secara memadai dengan produk yang ada dipasar.
2) Wirausaha
tidak memiliki pengetahuan yang memadai pasar.
3) Perusahaan
sangat miskin perencanaan dan kurang gencar dalam memperkenalkan produk-produk
baru.
4) Wirausaha
gagal untuk menyesuaikan strategi produk ketika ada perusahaan.
5) Perusahaan
kekurangan dana yang memadai dan kurang komitmen terhadap produk baru.
B.
Menentukan
Harga
Harga merupakan biaya atas pembuatan
suatu produk, artinya jumlah pengeluaran dan beban yang diperkenankan, langsung
maupun tidak langsung untuk menghasilkan barang dan jasa dimana kondisi dan
tempat dimana barang tersebut dapat dipergunakan atau dijual. Kumpulan
pengorbanan dari faktor produksi sebagai sumber daya ekonomi yang didesain
untuk menciptakan barang dan jasa dalam bentuk lain, yang mempunyai nilai guna
tinggi. Harga disepakati pada saat transaksi penukaran, merupakan nilai dari
produk yang ditukarkan di pasar. Transaksi tersebut menguntungkan atau merugikan,
produsen telah menghitung jumlah biaya-biaya (pengorbanan) yang dikeluarkan
untuk menghasilkan barang atau jasa dipertukarkan. Oleh karena itu harga
merupakan jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi barang sampai
saat terjadinya transaksi pertukaran di pasar.
Harga
tepat adalah harga yang dapat dijangkau dan paling efisien bagi konsumen
wirausaha dapat menciptakan harga yang paling efisien dengan inovasi dan
kreativitas. Menetapkan harga yang tepat perlu mempertimbangkan berbagai
faktor, tidak sekedar intuisi atau perasaan, tetapi juga berdasarkan informasi,
fakta, dan analisis di lapangan. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
menetukan harga :
1. Biaya
barang dan jasa.
2. Permintaan
dan penawaran pasar.
3. Antisipasi
volume penjualan produk dan jasa.
4. Harga
pesaing.
5. Kondisi
ekonomi.
6. Lokasi usaha.
7. Fluktuasi
musiman.
8. Faktor
psikologis pelanggan.
9. Bunga
kredit dan bentuk kredit.
10. Sensitivitas
harga pelanggan (elastisitas permintaan).
Selain
memperhatikan faktor-faktor tersebut, terdapat beberapa cara yang dapat
dilakukan dalam memberikan harga untuk menarik konsumen :
1. Menentukan
harga dasar dan harga jual barang yang berbeda-beda. Beberapa hal yang perlu
diperlihatkan dalam menetapkan harga, yaitu :
a. Biaya
penjualan dan biaya pembelian barang dari konsumen.
b. Harga
pesaing.
c. Elastisitas
permintaan barang.
2. Memberi
potongan harga yang bervariasi, misal :
a. Potongan
penjualan tunai.
b. Potongan
penjualan dengan pembelian tunai.
c. Sistem
diskon/hadiah.
3. Memberi
keringanan waktu pembayaran dengan tiga cara :
a. Pembayaran
sebagian di muka.
b. Pembayaran
di belakang.
c. Pembayaran
kredit.
Strategi
pemasaran yang dapat dipilih antara lain :
1. Penetrasi
pasar (market penetration) adalah
strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah penjualan barang dan jasa yang
sudah ada dengan memperbesar upaya penjualan dan periklanan. Misal, upaya
promosi dan iklan yang gencar dilakukan produk-produk jamu,
perusahaan-perusahaan rokok, produk makanan dan minuman, dan berhasil
meningkatkan angka penjualan.
2. Pengembangan
pasar (market development) mencoba
meningkatkan penjualan dengan memperkenalkan produk barang dan jasa yang ada
pada pasar baru. Posisi strategi ini, yang diperluaskan bukan upaya penjualan
atau promosi, melainkan upaya untuk mencari pasar baru. Misal, produk-produk
AMWAY dan CNI yang dipasarkan melalui jaringan berjenjang (multilevel marketing)
3. Pengembangan
produk (product development) mncoba meningkatkan penjualan dengan
memperkenalkan produk dan jasa baru kepada pasar yang sudah ada. Produk-produk
tu dapat merupakan modifikasi dari produk-produk pakaian wanita dan anak-anak,
mobil, komputer dan elektronik.
4. Segmentasi
pasar (market segmentation) merupakan
strategi pemasaran yang terkenal bagi usaha baru, produk dipasarkan berdasarkan
segmentasi. Misal, segmentasi berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan,
tingkat pendapatan, dan sebagainya.
Penetuan
harga produk baru perlu dilakukan dengan hati-hati. Jika terlalu tinggi, volume
penjualan bisa terjadi tidak terlalu tinggi. Sebaliknya bila harga terlalu
rendah, maka biaya tidak tertutupi oleh hasil penjualan. Sehingga, dalam
menetapkan harga bagi produk baru, wirausaha hendaknya dapat memuaskan tiga
tujuan, yaitu :
1. Menghasilkan
produk yang diterima oleh konsumen potensial, berapapun banyaknya.
2. Memelihara
pangsa pasar dengan akibat pertumbuhan persaingan. Jika produk baru berhasil
maka persaing akan masuk ke pasar, dan perusahaan kecil memperluas atau
mempertahankan pangsa pasar.
3. Memperoleh
laba. Perusahaan baru harus bertahan agar hasil penjualan lebih tinggi dari
biaya produksi.
Menetukan harga barang-barang yang
diproduksi, suatu perusahaan memiliki tiga pilihan harga, yaitu :
1. Harga
di bawah harga pasar untuk produk yang sama. Strategi penetrasi harga (price penetration) merupakan penetapan
harga di bawah harga normal. Kondisi ini dilakukan apabila usaha baru
memperkenalkan produk baru ke pasar dan sudah terdapat penjual produk sama
dengan persaingan yang tinggi. Posisi ini dimaksudkan agar barang yang
dihasilkan diterima oleh pasar. Supaya produk yang dipasarkan berhasil dengan
baik, maka produk baru berusaha menekan pasar, untuk mempercepat penguasaan
pasar, produk baru harus dijual dengan harga yang relatif rendah, sehingga
tercapai volume penjualan yang tinggi. Pengenalan produk biasanya dilengkapi
dengan periklanan dan teknik promosi, penjualan khusus, dan potongan harga.
Penetapan penetrasi harga dalam jangka waktu yang lama supaya diterima
konsumen. Tujuan dari penetrasi harga adalah untuk mempertahankan produk baru
di pasar.
2. Harga
diatas harga pasar. Strategi harga skimming
(skimming price) merupakan penetapan
harga di atas harga normal. Strategi ini digunakan bila memperkenalkan produk
baru ke pasar yang terdapat sedikit atau tidak ada pesaing sama sekali.
Perusahaan mengunakan taktik apabila pasar terdiri atas sekelompok elit pembeli
yang mampu membayar dengan harga tinggi. Perusahaan menetapkan harga di atas
harga normal untuk menutup kembali biaya pengembangan awal dan biaya promosi
segera mungkin serta menghasilkan laba. Salah satu variasi dari skimming adalah strategi sliding-downthe-demand-curve. Perusahaan
baru memperkenalkan produk dngan harga yang tinggi. Kemudian, berdasarkan
kemajuan teknologi yang dimiliki mampu menurunkan biaya dengan cepat sehingga
menurunkan harga produk lebih cepat dari harga pesaing. Melalui penurunan harga
barang dan jasa yang dimiliki akibat kemajuan teknologi, maka perusaha baru
dapat meningkatkan volume penjualan dengan cepat dan merebut pangsa pasar
pesaing. Tujuan strategi ini adalah untuk merebut keunggulan bersaing melalui
keunggulan teknologi.
3. Harga
sama dengan harga pasar. Strategi follow-the-leader
pricing. Stretegi ini biasa dilakukan oleh pedagang kecil dengan mengamati
berbagai kebijakan harga pesaing dan harga individual dengan meninjau
periklanan. Pedagang kecil menggunakan nformasi ini untuk mencari peluang.
Harga
Barang Industri, meliputi :
1. Strategi
Cost-Plus Pricing
Digunakan untuk barang-barang
industri, yaitu dengan menambahkan margin laba yang dikehendaki terhadap
biaya-biaya langsung seperti biaya bahan baku, ongkos tenaga kerja, biaya
overhead, penjualan, dan administrasi. Penggunaan strategi cost-plus, harga jual dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
Harga
Jual = Biaya Tenaga Kerja Biaya
Penjualan Administrasi +
Magin Laba
+ +
Bahan Baku
+
Overhead
2. Biaya
Langsung dan Formulasi Harga
Biaya Langsung adalah
biaya yang langsung berhubungan dengan volume produksi, misal biaya bahan baku
dan upah tenaga kerja. Pembiayaan ini tidak termasuk biaya overhead pabrik
seperti sewa, penyusutan, dan asuransi.
Laporan Laba Rugi :
Keterangan Jumlah
Penjualan Rp100.000.000
Bahan Baku Rp
30.000.000
Tenaga Kerja Rp
20.000.000
Overhead Rp
10.000.000
Laba Kotor Rp
60.000.000
Rp
40.000.000
Biaya Operasional :
Administrasi, Umum Rp 6.000.000
Penjualan Rp
5.000.000
Lain-lain Rp
4.000.000 Rp
15.000.000
Laba Bersih Sebelum Pajak Rp
25.000.000
3. Penentuan
Harga Jual Model Peluang Pokok Penentu harga jual dalam model ini dilakukan
dengan menghitung besar presentase tertentu dari total penjualan yang digunakan
untuk biaya variabel. Berikut salah satu contoh teknik menghitung harga jual
model peluang pokok atau titik impas jual (break
even). Misal biaya variabel suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
Bahan Baku Rp
40.000 per unit
Upah Tenaga Kerja Rp 50.000 per
unit
Biaya Overhead Variabel
Rp 10.000 per unit
Biaya Variabel Total Rp 100.000 per
unit
Berdasarkan
contoh di atas, maka harga penjualan minuman sebesar Rp 100.000. apabila harga
jual di bawah harga minimum, maka biaya variabel tidak akan tertutupi, untuk
menghitung harga penjualan pulang pokok (break
even) dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Laba
= [Harga Jual x Jumlah Produk]+[Biaya Variabel per-unit x Jumlah
Produk]+
Biaya Total Tetap : Jumlah yang
diproduksi
Sehingga,
Harga
Jual Pulang Pokok = Biaya variabel per unit x Jumlah Produk + Biaya Total Tetap
: Jumlah yang diproduksi
Dalam
keadaan impas laba = 0. Bila produk yang direncanakan 20.000 unit, dan biaya
tetap total sebesar Rp 30.000, maka harga jual pulang pokok adalah
Harga
jual pulang pokok = Rp 0 + [Rp 100.000 x 20.000 unit] + Rp 30.000 : 20.000 unit
=
Rp 100.001,50 per unit
Penetuan
Harga Jasa. Perusahaan jasa dapat memperoleh manfaat yang efektif. Perusahaan
jasa menetukan harga berdasarkan materi yang digunakan untuk menyediakan jasa,
tenaga kerja,dan untuk memperoleh laba. Terdapat perusahaan jasa menghitung
harga pelayanan hanya didasarkan pada jam kerja atau jam kerja aktual yang
digunakan untuk membentuk jasa. Berikut cara menentukan harga jasa yang tepat.
Misal, suatu perusahaan reparasi mesin cuci menghabiskan biaya total sebesar Rp
20.000.000. perbaikan diperkirakan membutuhkan jam kerja sebanyak 5.000 jam.
Keuntungan yang diharapkan 20%, maka harga/jam dapat dihitung sebagai berikut :
Harga
/ jam = biaya total x 1.00
Jam produktif
1.00-% laba bersih
=
Rp 20.000.000 x 1.00
Rp 5.000 jam 1.00-0,20
=
Rp 4.000 x 1,25
=
Rp5.000 per jam
Perhitungan
di atas berlaku bila setiap pekerjaan memerlukan jumlah bahan baku yang sama.
Apabila tidak menggunakan bahan baku yang sama, maka harga per jam kerja
dihitung tanpa memasukkan unsur biaya bahan baku. Misal biaya bahan baku yang
diperlukan sebesar Rp 5.000.000, maka harga per jam kerja dapat dihitung
sebagai berikut :
Harga/
jam = Rp 20.000.000 – Rp 5.000.000 x
1,00
5.000 jam 1,00-0,20
= Rp 3.000 x 1,25
= Rp 4,750 per jam
Seandainya
biaya bahan dan jam kerja akan di Mark-up
masing-masing 5 persen dan 3 jam, maka harga total :
Biaya
jasa (3 jam x Rp 4,750 per jam) =
Rp 14.250.00
Biaya
bahan baku =
Rp 5.000,00
Mark-up
biaya bahan baku (5%) =
Rp 250,00
Harga
total =
Rp 19.500,00
Alat
Penentuan Harga :
1. Mark-up,
merupakan metode penetuan harga dengan cara menambahkan sejumlah biaya tertentu
pada penjualan untuk meningkatkan laba, dengan rumus :
Presentasi Mark-up = Mark-up
Harga Penjualan
2. Analisis
pulang pokok digunakan untuk menutup biaya variabel dan biaya tetap, dengan
rumus :
Titik Pulang Pokok
(per-unit) = Biaya Tetap Total
Harga x Biaya Variabel
Promo.
Barang dan jasa yang di produksi supaya dikenal, diketahui, dibutuhkan, dan
diminta konsumen, maka wirausaha perlu melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Menginformasikan
barang/ jasa pada konsumen.
2. Membujuk
konsumen supaya membeli barang/jasa yang dihasilkan.
3. Mempengaruhi
konsumen tertarik terhadap barang/jasa yang dihasilkan.
Kegiatan-kegiatan
tersebut dilakukan dengan periklanan dan promosi, sehingga, promosi merupakan
cara mengkomunikasikan barang dan jasa yang akan ditawarkan agar konsumen dapat
mengenal dan membeli. Sesuai dengan fungsi promosi yaitu menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), mengingatkan (to remind), dan mempengaruhi (to influence), maka dengan promosi
barang dan jasa akan mudah dikenal oleh konsumen :
Beberapa
jenis promosi yang dapat dijadikan pertimbangan :
1. Media,
misal, media cetak (majalah, surat kabar), atau elektronik (radio, TV,
internet, dll).
2. Promosi
penjualan, misal melalui pameran dagang, kuis berhadiah, hiburan, dll.
3. Wiraniaga,
mempromosikan langsung barang ke konsumen dengan membawa produk.
4. Pemasaran
langsung, langsung menghubungi konsumen.
5. Humors,
yaitu mempromosikan barang melalui billboard, pamflet, dan sebagainya.
Mempertahankan
dan mengembangakan pangsa pasar, wirausaha dapat melakukan langkah-langkah
berikut :
1. Menghargai
dan memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumen.
2. Menganalisis
kelebihan dan kekurangan pemasaran yang dimiliki maupun kelebihan dan kelemahan
pesaing.
3. Mencari
strategi untuk menyerang market leader.
Pemasaran
Usaha Baru. Apabila belum mengetahui barang dan jasa yang akan dijual, terlebih
dahulu harus melakukan survei untuk mendapatkan informasi mengenai :
Peluang
pasar dapat dilihat dengan cara mengambil konsumen. Fokus pengamatan terhadap
konsumen adalah :
a. Barang
dan jasa yang paling dibutuhkan konsumen.
b. Berapa
banyak yang dibutuhkan.
c. Kualitas
yang paling tepat.
d. Berapa
banyaknya.
Melihat
terdapat atau tidak peluang pasar, ada beberapa langkah harus diperhatikan :
a. Amati
kebutuhan sekitar.
b. Kapan
konsumen membutuhkan barang.
c. Melihat
karakteristik konsumen, baik berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, maupun
pendidikan.
d. Daya
beli (kemampuan membayar) konsumen.
e. Terdapat
pesaing atau tidak.
1. Tempat
yang tepat
Menempatkan barang
dalam pasar yang cocok. Isal, di tempat ramai dan dikunjungi orang seperti di
tempat pariwisata, pasar umum, dekat lalu lintas jalan raya, dan sebaginya.
2. Banyak
barang yang dibutuhkan
Beberapa volume barang
dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen rata-rata per hari (dengan perkiraan).
3. Target
yang hendak dicapai
Misal, untuk mengejar
keuntungan, untuk meraih pelanggan rutin, untuk meraih pelanggan temporer, atau
hanya sekedar laku terjual dalam rangka meraih konsumen baru.
4. Fungsi-fungsi
pemasaran usaha baru
Beberapa kegiatan dalam
lingkup pemasaran, yaitu :
a. Pembeli
merupakan kegiatan membeli barang yang akan kita jual kembali.
b. Penyimpanan
(penggudangan), simpan barang-barang dagangan sebaik mungkin, jangan sampai
berubah bentuk, sifat, warna, ukuran, dan standar kualitas.
c. Sotir
dan pengemasan, dilakukan dalam bentuk dan warna yang menarik, aman dari
perubahan bentuk, warna, sifat, dan standar kualitas.
d. Penjualan,
menyajikan barang agar konsumen menjadi tertarik dan melakukan pembelian.
Peningkatan
ekonomis dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja,
teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha. Kondisi ini dapat dilakukan
apabila perluasan usaha akan menurunkan biaya jangka panjang, berarti mencapai
skala ekonomis (economics of scale).
Sebaliknya, apabila peningkatan output mengakibatkan peningkatan biaya jangka
panjang (diseconomics of scale), maka
kondisi ini tidak baik untuk dilakukan. Jika produk barang atau jasa sudah
mencapai titik paling efisien, maka memperluas skala ekonomi tidak bisa
dilakukan, karena akan mendorong kenaikan biaya. Apabila terjadi skala usaha
yang tidak ekonomis, wirausaha dapat meningkatkan usaha dengan memperluas
cakupan usaha (economics of scale),
karena skala ekonomis menunjukkan pengurangan biaya perusahaan akibat kenaikan
output, maka kurva pengalaman atau kurva belajar (learning curva) menunjukkan pengurangan biaya yang muncul akibat
kenaikan volume secara kumulatif.
C.
Perluasan
Usaha
Perluasan
usaha dilakukan dengan menambah jenis usaha, dan jasa baru yang berbeda dari
yang sekarang diproduksi (diversifikasi), serta dengan teknologi berbeda.
Misal, usaha angkutan kota diperluas dengan usaha jasa bus pariwisata, usaha
jasa pendidikan diperluas dengan usaha jasa pelatihan dan kursus-kursus, dengan
demikian lingkup usaha ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu deversifikasi
usaha ekonomis yang diambil total biaya produksi gabungan (join total production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis
produk secara bersama-sama adalah “lebih kecil” dari penjumlahan biaya produksi
masing-masing produk itu apabila diproduksi secara terpisah. kasus ini
melingkupi usaha ekonomis terjadi apabila biaya bersama kurang dari jumlah
biaya apabila produk dihasilkan masing-masing atau C (P,M) < C (P) + C (M),
dengan derajat lingkup usaha ekonomis DE :
Derajat
Ekonomis (DE) = C (P) + C (M) – C (P,M)
C ((P,M)
Manajemen
Strategi Kewirausahaan, yaitu :
1. Manajemen
Kewirausahaan
Wirausaha menggunakan proses inovasi
sebagai alat pemberdayaan sumber-sumber untuk menciptakan suatu nilai barang
dan jasa. Proses inovasi dikendalikan oleh kraetivitas. Kreativitas merupakan
mata rantai antara pengetahuan pengenalan cara baru untuk mengombinasikan
sumber-sumber dan proses pengembangan pengetahuan secara sistematis ke dalam
suatu inovasi yang digunakan di pasar. Inovasi bahkan dipandang sebagai
penciptaan sumber-sumber yang berbentuk penemuan kegunaan sesuatu dalam alam.
Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang menjamin
bahwa usaha betul-betul eksis. Apabila usaha baru ingin berhasil, maka
wirausaha diharapkan memiliki empat kompetensi, yaitu :
a. Fokus
pada pasar, bukan pada teknologi.
b. Buat
ramalan pendanaan untuk menghindari tidak terbiayai perusahaan.
c. Bangun
tim manajemen, bukan menonjolkan perorangan (not a “one-person” show).
d. Berikan
peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu.
2. Strategi
Kewirausahaan
Perusahaan
kecil berhasil secara berkesinambungan dan dapat bersaing secara unggul dalam bidang teknik, produk, dan memiliki
cakupan distribusi geografis pasar yang terbatas. Beberapa keputusan strategis
yang diperlukan dalam kondisi pertumbuhan diantaranya adalah :
a. Perubahan
produk barang dan jasa. Produk dan jasa baru yang diinginkan oleh pelanggan,
perubahan kebutuhan pelanggan dapat ditentukan atau tidak.
b. Strategi
penetrasi pasar, ekspansi pasar, diversifikasi produk dan jasa, integrasi
regional, atau ekspansi usaha. Pasar dapat dicapai menggunakan strategi
perusahaan harus diperbaiki seperti apa, dan peluang macam apa yang akan
diambil.
c. Kemampuan
memperoleh modal investasi dalam penelitian dan pengembangan, proses produksi
dan penggantian peralatan, dan dalam rangka penambahan sumber daya manusia.
d. Analisis
sumber daya manusia, sehingga memiliki keterampilan yang unik untuk
mengimplementasikan strategi.
e. Analisis
pesaing baik yang ada maupun yang potensial untuk memantapkan strategi
bersaing.
3. Strategi
Pemimpin Pasar
Apabila
perusahaan telah memiliki peluang pasar besar seperti pada masa pertumbuhan,
maka strategi yang perlu diperhatikan adalah :
a. Bersikap
menyerang dan agresif untuk mempertahankan, pangsa pasar. Wirausaha harus siap
memperbaiki strategi bersaing agar dapat mempertahankan reputasi terbaik pada
pelanggan.
b. Bersikap
bertahan dan tidak terlalu agresif. Posisi semacam ini, setiap departemen
secara efektif menemukan keunggulan bersaing dan secara bertahap dapat
membangun hambatan masuk ke segmen pasar yang dipilih untuk bersaing.
c. Tidak
boleh ada anggapan bahwa perusahaan yang berhasil tidak memiliki tantangan.
Perusahaan yang pasif mempertahankan akan selalu mengundang pesaing untuk
memasuki pasar.
4. Strategi
Bukan Pemimpin Pasar
Perusahaan
memasuki tahap pertumbuhan memiliki posisi kuat (bukan pemimpin pasar) di
pasar, memiliki strategi tertentu. Strategi ini bukan untuk bersaing dengan
pemimpin pasar ini dilakukan dengan cara :
a. Agresif
menggunakan kompetensi terbaik untuk meraih peluang pasar sehingga tidak
tertandingi oleh pesaing. Wirausaha memosisikan diri dalam segmen pasar kecil
sebagai pemain yang paling dominan.
b. Mengembangkan
strategi sebagai pengikut. Kondisi ekonomi yang baik, perusahaan yang mengikuti
strategi ini bisa berhasil. Ancaman untuk strategi ini adalah jika pelanggan
tidak memandang perusahaan pemasok sebagai pilihan pertama. Selain itu, pasar
dengan produk dan jasa sejenis bukan pasar yang menarik untuk persaingan.
5. Strategi
Lain.
a. Pertahanan
Bersaing
Supaya dapat bersaing,
pengembangan produk dan perluasan pelayanan prusahaan selalu dinamis dan
memosisikan perusahaan dalam keadaan kritis. Perusahaan selalu inovatif dan
memperbaiki produk yang masa lalu atau memperbaiki produk yang pertama kali
dihasilkan, sebab jika tidak akan ditinggal oleh pasar.
b. Mencoba
produk yang menjadi “andalan utama baru” (big
hitter), dan tidak berkonsentrasi pada perbaikan keberhasilan produk yang
sudah ada. Keberhasilan perusahaan yaitu 3M (Man, Material, Market) tetap mendominasi posisi pasar melalui
pengenalan produk baru secara berkesinambungan.
c. Mengambil
langkah positif dan proaktif untuk menguasai manajer kunci dan ahli teknik
profesional yang selalu diikutsertakan dalam pembentukan keberhasilan
perusahaan. Tidak mudah untuk menempatkan kembali kemampuan individual yang
cakap.
6. Memelihara
Semangat Wirausaha
a. Mendidik
wirausaha tentang pelayanan perusahaan khususnya tentang alasan mereka membeli
produk dan jasa, tentang masalah yang dihadapi pelanggan, dan tentang apa
kebutuhan serta keinginan yang spesifik dari pelanggan.
b. Mendidik
wirausaha tentang nilai-nilai perbaikan produk dan pemasaran, tentang proses
distribusi dan perbaikan teknik produksi untuk dapat bersaing.
c. Menciptakan
iklim kerja yang positif mendorong terciptanya ide-ide baru. Berdasarkan iklim
yang kondusif, para enterpreneur lebih kreatif dalam mentransformasikan ide-ide.
Enterpreneur secara ideal adalah individu-individu yang bertanggung jawab dalam
bidang pemasaran, teknologi, dan keuangan.
Perencanaan
usaha sebagai langkah awal dalam memulai usaha memiliki dua fungsi, yaitu
sebagai pedoman untuk mencapai keberhasilan manajemen dan sebagai alat
mengajukan kebutuhan permodalan. Perencanaan biasanya memuat unsur-unsur
ringkasan eksekutif, sejarah perusahaan, profil usaha, strategi usaha, barang
dan jasa yang dihasilkan, strategi usaha, analisis pesaing, ringkasan pemilik,
rencana operasi, data keuangan, proposal pinjaman, dan jadwal pelaksanaan.
Kunci utama dalam perusahaan adalah pemasaran. Pemasaran merupakan suatu
kegiatan konsumen (probe),
menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen (product), menentukan tigkah harga (price), mempromosikan agar produk
dikenal konsumen (promotion), dan
mendistribusikan produk ke tempat konsumen (place)
supaya barang disukai,
D.
Kompetensi
Kewirausahaan
Tingkat persaingan dalam dunia
bisnis menunjukkan gejala semakin ketat dan kejam. Siapa yang mempunyai sumber
daya paling kuat dialah yang akan tetap bertahan dalam pasar. Kepemimpinan
suatu perusahaan, produk atau merek tertentu tidak akan selamanya stabil.
Banyak pendatang baru mencoba menggoyahkan posisi ini dengan siasat atau
strategi yang beraneka ragam, kondisi ini menunjukkan bahwa bisnis adalah suatu
peperangan. Penggunaan strategi dalam berbagai bisnis merupakan keinginan para
pelaku bisnis untuk mengadopsi proses pembuatan strategi yang lebih terarah dan
canggih seperti yang dilakukan oleh jendral perang. (Sun Tzu,1996: v). Kesinambungan
hidup perusahaan tergantung pada ketahanan wirausaha dalam meraih keunggulan
bersaing melalui strategi yang dimiliki, Collin Montgomery (1998: 5), strategi
perusahaan adalah cara-cara perusahaan menciptakan nilai melalui konfigurasi
dan koordinasi aktivitas multipemasaran.
Laba perusahaan merupakan cermin
dari kinerja manajemen strategi yang berhasil memuaskan pemilik kepentingan.
Tugas manajemen strategis adalah menciptakan laba yang bisa dipergunakan
sebagai sumber dana untuk investasi dan meningkatkan manfaat bagi pemilik
kepentingan. Albert Widjaja (1993), laba perusahaan merupakan tujuan yang
kritis dan menjadi ukuran keberhasilan, tetapi bukan tujuan akhir dari suatu
perusahaan, karena jika tidak memperoleh laba, maka perusahaan tidak dapat
memberikan manfaat bagi para pemilik kepentingan, berarti perusahaan tidak
dapat memberikan kenaikan gaji, membagikan dividen kepada pemegang saham,
memperluas usaha, dan membayar pajak (J. Supranto, 1993 : 5).
Konsep
strategi pemasaran terdapat istilah (marketing
mix) yang dikenal dengan 4P, yaitu :
1. Barang
dan jasa (product).
2. Harga
(price).
3. Tempat
(place).
4. Promosi
(promotion).
Richard
A, D’Aveni (1994 : 243) mengemukakan suatu ide dasar bahwa perusahaan harus
menekankan strategi yang berfokus pada pengembangan kompetensi ini,
pengetahuan, dan keunikan aset tidak berwujud untuk menciptakan fokus, yaitu :
a. Fokus
biaya, dilakukan dengan mengusahakan keunggulan biaya dalam segmen sasaran.
b. Fokus
diferensiasi, dilakukan dengan mengusahakan diferensiasi dalam segmen sasaran,
yaitu pembeli dengan pelayanan paling baik dan berbeda dengan yang lain.
BAB III
ANALISIS PT SINAR SOSRO
3.1 Perencanaan Pemasaran
PT. Sinar
Sosro pada awalnya memperkenalkan minuman siap saji dalam kemasan botol, Sosro memiliki
target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan.
Sosro memandang bahwa ketika orang sedang melakukan perjalanan dan ia kehausan
pasti membutuhkan sebuah penghilang dahaga yang praktis dan mudah di dapat,
berangkat dari pengalaman ketika melakukan promo, tempat yang praktis dan aman
untuk digunakan sebagai wadah teh adalah botol. Sosro juga memiliki keunggulan
dan keunikan dalam pemasaran. sebelum sosro hadir, ada sebuah perusahaan asing
yang ingin mengeluarkan produk teh dalam botol seperti yang dilakukan sosro
saat ini. Kala itu perusahaan menyewa
jasa sebuah biro riset pemasaran untuk menguji kelayakan dan prospek produk
tersebut di Indonesia. Setelah meneliti dan mengamati kebiasaan minum teh di
masyarakat, biro pun menyimpulkan bahwa produk ini tidak memiliki prospek bagus
untuk dipasarkan di Indonesia. Biro itu beralasan bahwa budaya minum teh pada
bangsa Indonesia umumnya dilakukan pagi hari dalam cangkir dan disajikan hangat
sehingga kehadiran teh dalam kemasan botol justru akan dianggap sebuah
keanehan. Dari awal produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan
perjalanan seperti supir dan pejalan kaki sosro . Sosro menyadari bahwa segmen
konsumen ini memiliki keinginan hadirnya minuman yang dapat menghilangkan
dahaga di tengah kelelahan dan kondisi panas selama perjalanan. besar. Strategi
ini ternyata lebih tepat, kedua perusahaan multinasional itu pun tak berhasil
berbuat banyak untuk merebut hati konsumen Indonesia.
1. Strategi Penempatan
Positioning
yang dilakukan oleh Sosro juga didukung oleh marketing mix yang baik.Hal ini ditunjukan dari integrasi yang baik dari komponen-komponen 4P.
Contoh adalah bahwa pengembangan produk berasal dari strategi promosi, hubungan
antara penentuan harga (price) dengan saluran distribusi (place), dll
2. Strategi Produk
Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak merasa
aneh untuk meminum teh dalam kemasan botol dan dengan diasajikan dingin. Karena
pada awal kemunculan produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk minum
teh yang disajikan panas. Ternyata proses diferensiasi yang dilakukan Sosro
membuahkan hasil baik, sehingga Sosro dikenal sebagai minuman teh dalam kemasan
botol yang dapat memberikan kesegaran. Dalam perkembangannya, untuk bersaing
dengan competitor Sosro mulai melakukan kampanye bahwa dengan mengkonsumsi teh
akan membuat tubuh menjadi sehat, karena teh mengandung anti oksidan. Hal ini
menambah keunggulan kompetitif dari Sosro.
Brand Sosro telah terbentuk melalui proses yang panjang. Sosro telah
berhasil mengembangkan merek Teh Botol Sosro menjadi merek dengan brand equity
yang kuat. Beberapa hal yang dapat dicermati dalam pembentukan brand equity ini
adalah :
a. Brand
Awareness yang dimiliki The Botol Sosro dapat dikatakan telah memasuki
tingkatan top of mind. Hal ini dapat dilihat dari The Botol Sosro dapat menjadi
pemimpin pasar dalam kategori teh siap minum dalam kemasan botol.
b. Perceived
Quality dari The Botol Sosro telah terbukti selama puluhan tahun. PT. Sinar
Sosro telah berhasil menjaga kualitas produk ini sehingga mendapat anggapan
baik dari konsumen.
c. Brand
Association dari The Botol Sosro kuat, dapat dilihat bahwa ketika orang
menyebut teh botol kemudian yang menjadi maksud dari the botol itu sendiri
adalah The Botol Sosro.
d. Brand
Loyalty dariTehBotolSosrojugakuat. Ini merupakan hasil dari pengembangan
saluran distribusi, menjaga kualitas, dan strategi promosi yang dilakukan
dengan jargon “apa pun makanannya minumannya the botol sosro”.
Ada Hal
menarik untuk brand Teh Botol Sosro karena dengan penggunaan kata “Teh Botol”
kemudian memberikan asosiasi pada Sosro sendiri, yang menjadi keunggulan dari
brand ini, sehingga tidak menjadi merek biasa. Selain itu kekuatan brand equity
harus dijaga agar tetap bisa menghadapi kompetisi yang semakin ketat, karena
ketika sebuah poduk dari sebuah produsen berhasil maka kemudian produsen lain
akan mengeluarkan produk serupa. Hal ini terjadi pada munculnya teh dalam botol
dari bermacam-macam produsen seperti tekita dan frestea yang di produksi oleh
coca cola dan pepsi .
3. Strategi Distribusi
Distribusi Sosro mencakup hampir seluruh wilayah nasional mulai dari Batam,
Jabotabek, Jabar, Jatim, hingga Kalimantan dan Sulawesi. Bahkan teh dalam
kemasan botol Sosro diekspor ke Australia, Vietnam, Brunei Darussalam dan
Amerika Serikat. Sosro dikenal memiliki jaringan distribusi yang sangat
mengakar. Keputusan mengenai pergudangan dan pengendalian persediaan juga
merupakan keputusan distribusi. Ketersediaan (availability) menjadi kunci
sukses pemasaran. Pihak Sosro selalu memantau outlet-outlet Sosro dari pengaruh
pesaing (competitor) yang berniat menggantikan Teh Botol Sosro. Pengembangan
proses yang dilakukan oleh Sosro adalah dengan mengintegrasikan supply chain,
seperti memiliki kebunteh sendiri. berbedadengan proses distribusi produk dilakukan dengan bekerjasama dengan banyak
agen penjualan untuk memperluas cakupan distribusi dari Sosro. Bahan baku teh untuk PT. SinarSosroberasaldari ,Perkebunan Teh Gunung Rosa di
Cianjur, Perkebunan Teh Gunung Manik di
Cianjur, Perkebunan Teh Gunung Cempaka di Cianjur, Perkebunan Teh Gunung Satria
di Garut, Perkebunan Teh Daerah Neglasari di Garut, Perkebunan Teh Daerah Cukul
di Pangalengan, dan Perkebunan Teh Daerah Sambawa di Tasikmalaya
4. Strategi Harga
Pertama kali mengenalkan teh siap minum dalam kemasan botol, Sosro memiliki
target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan.
Pada waktu itu, strategi promosi yang dilakukan juga baik dengan menetapkan
harga tidak lebih dari biaya parkir pada waktu itu (mengingat target adalah
orang yang sedang melakukan perjalanan). Pada waktu pengenalan produk, Sosro
juga memiliki keunggulan kompetitif karena merupakan teh siap minum dalam
kemasan botol yang dipasarkan pertama kali di Indonesia.
5. Strategi Promosi
Kesuksesesan sosro dalam merebut hati konsumen Indonesia sesungguhnya
dilihat dari aspek pemasaran cukup unik. Sosro,dalam beberapa hal, telah mengabaikan
hukum-hukum umum yang terdapat di ilmu pemasaran. Misalnya saja mengenai
perlunya riset pasar sebelum meluncurkan produk. Konon kabarnya sebelum sosro
hadir, ada sebuah perusahaan asing yang ingin mengeluarkan produk teh dalam
botol seperti yang dilakukan sosro saat
ini. Kala itu sang perusahaan menyewa jasa sebuah biro riset pemasaran untuk
menguji kelayakan dan prospek produk tersebut di Indonesia. Setelah meneliti
dan mengamati kebiasaan minum teh di masyarakat sang biro pun menyimpulkan
bahwa produk ini tidak memiliki prospek bagus untuk dipasarkan di Indonesia.
Biro itu beralasan bahwa budaya minum teh pada bangsa Indonesia umumnya
dilakukan pagi hari dalam cangkir dan disajikan hangat sehingga kehadiran teh
dalam kemasan botol justru akan dianggap sebuah keanehan.
Strengths (Kekuatan)
1.
Bahan baku Teh SOSRO dipilih hanya dari pucuk daun Teh
terpilih dan terbaik, yang dipetik dari perkebunan milik sendiri
2.
Harga yang cukup terjangkau
3.
Adapun pengolahannya, dengan menggunakan mesin
paling modern dari Jerman yang dilakukan untuk menghasilkan produk terbaik
dengan standar kualitas terjaga.
4.
Quality control yang sangat diperhatikan dan dijaga
baik dengan memperkerjakan staf ahli dibidangnya.
5.
Membantu Perekonomian Petani Indonesia.
Weaknesess (Kelemahan)
1.
Merasa menjadi brand yang lama sosro kurang gencar
melakukan promosi baik iklan media visual maupun cetak.
2.
Sedikitnya varian produk sebab hanya berkutat pada
produk minuman.
3.
Kemasan Produk yang kurang variatif sehingga membuat
konsumen bosan.
4.
Terkadang tidak semua daun teh bisa terpakai
Opportunity
(Peluang)
1. Semakin
banyaknya kesibukan maka semakin banyak orang menginginkan hal yang praktis.
2. Tingginya
tingkat kerusakan lingkungan atau global warming menyebabkan suhu panas
jadi banyak yg butuh minuman segar…
3. .Meningkatnya
Maal,Hypermarket,& Supermarket di Indonesia dapat membantu penjualan the
botol sosro.
4. Terdapat
beberapa perusahaan fastfood,maupun restoran-restoran yang mau bekerja sama.
Threat
(Hambatan)
1. Kerusakan
Lingkungan atau global warming dapat mengganggu produktifitas bahan baku.
2. Banyaknya
perusahaan-perusahaan baru sama dan kreatif.
3. Medan tempuh
terutama di wilayah pelosok Indonesia sulit sehingga terkadang mengganggu
sistem distribusi.
4. Birokrasi
pemerintah untuk export kurang mendukung.
5. Tingkat
urbanisasi yang tinggi sehingga jumlah petani tehh semakin menurun.
3.2 Menentukan Harga
Teh Botol Sosro didistribusikan ke
pelosok – pelosok daerah. Konsumen menjadi tidak sulit membeli teh botol sosro
karena mudah di cari dan harganya terjangkau.
Dalam pricing
strateginya, sosro menerapkan Demand Oriented Pricing Method atau metode
penetapan harga yang berorientasi pada permintaan, dimana sosro tidak
membebankan harga yang terlalu tinggi untuk sebuah produk minuman pelepas
dahaga, akan tetapi dengan harga yang ekonomis. Dengan harga tersebut, volume
permintaan konsumen akan besar, sehingga dengan margin yang kecil dikalikan
dengan banyaknya volume penjualan yang mereka terima, maka keuntungan secara
keseluruhan akan besar.
Pada level dister,
harga yang diberikan PT. Sinar Sosro ( pabrik ) untuk produk Teh Botol Sosro
adalah Rp 16.900,00/krat. Level subwholesaller, mereka mengambil dari dister di
kisaran Rp 17.300,00. Di level pengecer dengan patokan harga dari agen Rp
18.000,00/krat, mereka bisa mengambil keuntungan 100% atau bahkan lebih, karna
bisa menjual Rp 36.000,00/krat ( Rp 1.500,00/botol ). Untuk pengecer mereka pun
bisa mengambil langsung ke pabrik atau KP, dengan pricing yang sama yaitu Rp
18.000,00/krat.
Marketing Mix :
Product : rasa teh asli yang kini bervariasi
dengan ditambahkan aroma buah – buahan dan daun teh melati.
Harga : antara Rp 3000,00 hingga Rp 5000,00.
Place : Supermarket, minimarket bahkan warung
kecil dan gerobak.
Karakteristik
Konsumen :
1.
Demografi
Usia : Anak – anak (usia 9 sampai 12
tahun), Remaja (usia 13 sampai 18 tahun) dan Dewasa.
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
Pekerjaan : Semua orang yang mempunyai
pekerjaan
Pendidikan : Semua golongan masyarakat
2. Psikografis, orang yang menyukai minuman teh
yang mempunyai rasa alami dan berkualitas.
3. Geografis, wilayah pemasaran untuk konsumen
adalah seluruh wilayah Indonesia baik di kota – kota besar maupun daerah –
daerah.
Deferensiasi : Produk Teh Botol Sosro berbeda dari
yang lain karena teh ini di kemas dalam botol dan rasa khas tehnya sangat kuat.
Ditambah lagi dengan aroma buah-buahan dan melati.
3.3 Perluasan
Usaha
Perencanaan
Produksi
PT. Sinar Sosro mempunyai perkebunan
teh afiliasi yang tersebar di beberapa wilayah di Jawa Barat dengan total luas
lahan mencapai 1.587 hektare. Rinciannya; (1) Garut dengan luas 455 ha dengan
ketinggian 1.000-1.250 meter di atas permukaan laut; (2) Cianjur dengan luas
400 ha dengan ketinggian 1.000-1.250 meter di atas permukaan laut; (3) dan
Tasikmalaya dengan luas 732 ha dengan ketinggian 800-950 meter di atas
permukaan laut. Di Garut dan Cianjur, perkebunan ini dikelola lewat bendera PT
Agropangan Putra Mandiri. Sementara di Tasikmalaya, lewat bendera PT Sinar
Inesco. Sosro memiliki beberapa pabrik yang tersebar, yaitu :
·
Pabrik
Produk Teh Botol Sosro, berada di Jakarta ( Cakung ), Pandeglang– Jawa Barat,
Ungaran – Jawa Tengah, Surabaya – Jawa Timur, Medan – Sumatera Utara, Gianyar –
Bali, dan Cibitung – Jawa Barat. Pabrik Peracikan Teh Wangi Melati, berada di
Slawi – Jawa Tengah. Pabrik Kemasan Tetra, Kaleng dan Air Mineral berada di
Tambun – Bekasi.
Susunan dan tata letak pabrik
didesain secara khusus untuk mempermudah alur proses produksi keseharian.
Lokasi tiap-tiap bagian mulai dari gudang bahan baku hingga proses pengemasan
dan masuk gudang penyimpanan dibuat sesuai dengan alur materi dan alur proses
sehingga kegiatan proses berjalan secara efektif dan efisien.
Produksi teh botol di PT. Sinar
Sosro mempunyai kapasitas sekitar + 6 batch per shift dengan rata-rata
produk yang dihasilkan sebesar + 28 pallet tiap batchnya. Dengan
demikian dalam satu hari dapat diproduksi sebanyak 504 pallet dan setiap pallet
menampung 60 krat yang mana masing-masing krat berisi 24 botol. Dengan kata
lain, produksi teh botol mencapai 725.760 tiap harinya dengan asumsi bahwa
produksi berjalan lancar.
Jadwal kerja para karyawan PT. Sinar
Sosro untuk memproduksi yaitu pada hari Senin –Jumat dimulai pukul 08.00-16.00
WIB sedangkan untuk hari Sabtu pukul 08.00-13.00 WIB.
PT. Sinar Sosro memproduksi beberapa
produk diantaranya yaitu: Produk PT. Sinar Sosro :
· Teh botol
Sosro menggunakan bahan baku : air, gula industri dan teh hijau yang dicampur
dengan bunga melati dan bunga gambir (dikenal dengan teh wangi).
· Fruit Tea
menggunakan bahan baku yakni : air, gula industri, teh hitam dan konsentrat
sari buah asli.
· Joy Tea
Green menggunakan bahan baku : air, gula industri dan teh hijau.
Organisasi (Input-input dan
Sarana Produksi)
Input-input dan sarana produksi
PT.Sinar Sosro meliputi penerimaan bahan baku, baham pengemas dan bahan pembantu
(Incoming Material).
a.
Bahan baku
Teh kering: Teh kering yang digunakan untuk produksi
TBS adalah Teh SPRR atau lebih dikenal dengan jasmine tea. Teh SPRR yang
digunakan di PT. Sinar Sosro berasal dari PT. Gunung Slamet Slawi, yang
merupakan bagian grup Sosro. Gula: berfungsi untuk memberikan rasa manis pada
produk yang dihasilkan (TBS). Gula pasir yang digunakan sebagai bahan baku
pembuatan proses produksi merupakan gula pasir terbaik yang diimpor dari
Thailand karena gula tersebut memiliki keunggulan dibandingkan dengan gula
lokal terutama dalam hal warna dan kesadahannya. Air: Air yang digunakan oleh
PT. Sinar Sosro berasal dari air bawah tanah. Kebutuhan akan air di sekitar
lingkup perusahaan terlebih dahulu dilakukan pengolahan dalam unit pengolahan
air (WT) agar diperoleh air yang standar.
b.
Bahan Pengemas
Crown cork: Crown cork terbuat dari logam dan
didalamnya dilapisi dengan PVC. Crown cork berfungsi sebagai penutup botol agar
produk aman dari pengaruh udara luar dan dapat juga digunakan sebagai identitas
suatu produk. Crown cork dikemas dalam kardus dengan jumlah 10000 tiap kardus.
Setiap pallet terdapat 45 kardus crown cork, dengan 5 tumpukan untuk setiap
palletnya. Penumpukan crown cork di dalam gudang disusun berdasarkan sistem
FIFO. Masuk dan keluarnya crown cork dari gudang dilakukan menggunakan
forklift. Crown cork ini disuplai dari PT. Indonesia Multi Colour Printing
(IMCP) dan PT. ATP.
· Botol merupakan bahan pengemas yang langsung
kontak dengan produk. Botol yang digunakan terbuat dari bahan kaca yang tahan
panas. Volume kemasan dalam botol untuk masing-masing produk berbeda. Volume
untuk produk TBS adalah sebesar 220 ml. Sebelum botol digunakan untuk proses
produksi, botol disimpan dalam gudang peti botol (PB). Supplier untuk botol TBS
yaitu PT. Mulia Industrindo dan PT. Iglass. Krat: krat terbuat dari plastik
berwarna merah. Krat merupakan bahan pengemas yang tidak langsung kontak dengan
produk, melainkan hanya berfungsi melindungi botol supaya tidak pecah ketika
pengangkutan. Krat digunakan untuk memuat botol-botol baik botol kosong maupun
botol isi. Satu krat memuat 24 botol. Selama krat masih dalam keadaan baik,
krat tersebut masih terus dipakai.
3.4 Kompetensi Kewirausahaan
Sebelum Go International,
Teh Botol Sosro harus melakukan beberapa innovasi. innovasinya adalah dengan
membuat produk baru, yaitu Teh Susu. Teh Susu ini terbuat dari bahan2 teh
tradisional yang dicampur dengan susu, jadi Teh Botol Sosro akan menjadi
pembuat Teh yang berimagekan bahan-bahan traditional indonesia. Dengan bahan
tradisional Teh dan Susu kalau begini, Indonesia juga bisa makin terkenal akan
Teh tradisionalnya di dunia.
Lalu nanti di setiap
tempat makan di dunia, para pelanggan selain bisa membeli Teh botol Sosro,
mereka juga bisa membeli langsung Teh botol Sosro yang sudah dicampur dengan
Susu menjadi Teh Susu Sosro. Jika kita terbiasa
meminum teh botol sosro kemudian menganggap hanya itu produk minuman dari PT.
Sinar sosro maka anggapan itu salah. selain teh botol sosro, perusahaan itu
punya beragam produk selain TBS. Baik itu berupa yang teh siap minum dalam
kemasan maupun teh kering siap saji.
Produk teh siap minum
dalam kemasan adalah teh botol sosro, fruit tea sosro, joy tea green sosro,
tebs, happy jus dan air minum prim-a. Sedangkan nama minuman seperti teh celup
sosro, teh cap botol, teh poci, teh trompet, teh sadel, teh sepatu dan teh
berko. Merupakan produk minuman dari teh siap saji. Bahan baku dari produk tersebut diambil dari pegunungan teh
terbaik yang tersebar di daerah cianjur, garut, pegalengan serta tasikmalaya.
Menawarkan kualitas teratas dalam rasa dan kesegaran. Sehingga menjadikan sosro
sebagai raja minuman teh kemasan di indonesia.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Teh Botol Sosro dijual dengan harga yang ekonomis dibandingkan
dengan kompetitor atau pesaing lainnya, dan harga seragam di setiap daerah.
Sosro telah dianggap sebagai produk minuman yang sangat general, untuk setiap
suasana dan siapapun konsumennya, dimanapun, yang terbukti dengan tagline “Apapun makanannya, minumannya tetap teh
botol Sosro”. Sosro menerapkan metode on-demand
orientation sehingga walaupun volume permintaan konsumen akan besar,
sehingga dengan margin yang kecil dikalikan dengan banyaknya volume penjualan
yang mereka terima, maka keuntungan secara keseluruhan akan besar.
4.2 SARAN
kami untuk PT. Sinar Sosro adalah untuk bisa
memperluasakan dagangannya ke luar negeri. Hal ini melalui ekspor, waralaba,
lisensi. Selain itu perusahaan ini juga harus membuat program sosial, misalkan
beasiswa untuk yatim, fakir, miskin, dan siswa-siswi/mahasiswa-mahasiswi yang
berprestasi di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman. (2008). “Kewirausahaan”. Galaksi Nursindo :
Semarang
BERITA BAIK UNTUK SEMUA ORANG
BalasHapusNama saya Amisha dari bogor di Indonesia, saya adalah perancang busana dan saya ingin menggunakan media ini untuk memberi tahu setiap orang untuk berhati-hati dalam mendapatkan pinjaman di internet, begitu banyak kreditur pinjaman di sini adalah penipu dan mereka ada di sini. curang Anda dengan susah payah uang Anda, saya mengajukan pinjaman sekitar Rp500,000,000 wanita di Malaysia dan saya kehilangan sekitar 24 juta tanpa mengambil pinjaman, saya membayar hampir 24 juta masih saya tidak mendapatkan pinjaman dan bisnis saya adalah Tentang menabrak karena hutang.
Sebagai pencarian saya untuk perusahaan pinjaman pribadi yang andal, saya melihat iklan online lainnya dan nama perusahaannya adalah FANCY LOAN COMPANY. Saya kehilangan jumlah 15 juta dengan mereka dan sampai hari ini, saya tidak pernah menerima pinjaman yang saya usulkan.
Tuhan jadilah kemuliaan, teman-teman saya yang mengajukan pinjaman juga menerima pinjaman semacam itu, mengenalkan saya kepada perusahaan yang dapat dipercaya dimana Ibu Suzan bekerja sebagai manajer cabang, dan saya mengajukan pinjaman sebesar Rp700.000.000 dan mereka meminta surat kepercayaan saya, Dan setelah mereka selesai memverifikasi detail saya, pinjaman tersebut disetujui untuk saya dan saya pikir itu adalah sebuah lelucon, dan mungkin inilah salah satu tindakan curang yang membuat saya kehilangan uang, tapi saya tercengang. Ketika saya mendapat pinjaman saya dalam waktu kurang dari 6 jam dengan suku bunga rendah 2% tanpa agunan.
Saya sangat senang karena ALLAH menggunakan teman saya yang menghubungi mereka dan mengenalkan saya kepada mereka dan karena saya diselamatkan dari membuat bisnis saya melonjak ke udara dan dilikuidasi dan sekarang bisnis saya terbang tinggi dalam bahasa Indonesia dan tidak ada yang akan mengatakannya Dia tidak tahu tentang Anniesa Hasibuan perusahaan mode saya
Jadi saya saran setiap orang yang tinggal di Indonesia dan negara lain yang membutuhkan pinjaman untuk satu tujuan atau yang lain untuk silahkan kontak
Ibu Suzan email: (Suzaninvestment@gmail.com)
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: (Amisha1213@gmail.com), dan maria yang baru saja mendapat pinjaman dari suzan di: (maaria9925@gmail.com) dan Karina yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Suzan, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Suzan, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya:( Lukman.karina@yahoo.com).
KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.
Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.