KEWIRAUSAHAAN
ANALISIS
PROPOSAL GETHATTOS
“NUGGET
SEHAT DAN LEZAT”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Dr.Drs.Sukirman Pd.SH,MM

Disusun
oleh :
Maya Indri Palupie (201511356)
Kelas : 4C
![]() |
||
![]() |
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan
kepada Allah SWT karena atas rahmat dan keridoannya, saya bisa membuat suatu
gagasan usaha dalam bentuk Makalah yang Insya Allah akan bermanfaat bagi saya sebagai
pemilik usaha, investor, dan umumnya masyarakat.
GETHATTOS ialah nama yang saya buat untuk kegiatan usaha ini, yang begerak di bidang
produk makanan.
Saya sangat berterima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung, memberi saran, dan masukan–masukannya untuk
kelancaran usaha ini. Khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan, yang sangat berperan dalam pengarahan kegiatan usaha ini.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca, yang ingin
membuat suatu usaha.
DAFTAR
ISI
COVER........................................................................................................
i
KATA
PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR
ISI................................................................................................ iii
ABSTRAK................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ........................................................................................ ....... 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................... ....... 2
C.
Tujuan ...................................................................................................... ....... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penulisan.................................................................................................. ....... 3
BAB III
MATERI PRODUK
A. Materi
Produk.......................................................................................... ..... 28
B. Peralatan Yang Digunakan...................................................................... ..... 28
C. Bahan Baku Yang Digunakan...................................................................... 29
D. Pembuatan
Produk......................................................................................... 29
E. Kelebihan
dan Keunggulan Produk............................................................... 29
BAB IV PEMBAHASAN DAN PENERAPAN
A. Analisis
Teknik SWOT............................................................................. ..... 31
B. Jiwa
Wirausaha.............................................................................................. 32
C. Risiko
Usaha............................................................................................ ..... 33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................... 35
B. Saran.............................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... ..... 37
LAMPIRAN................................................................................................... ..... 38
ABSTRAK
Dengan
perkembangan zaman dan teknologi maka orang sekarang mulai berhati-hati dalam
memilih dan membeli makanan, karena pada masa kni banyak makanan yang dibuat
dengan menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Sebagai masyarakat kelas bawah,
memilih makanan hanya berpedoman pada rasanya yang enak dan murah. Dua hal
inilah yang menjadi prioritas utama mereka dalam memakanan tersebut. Untuk itu
kami bermaksud untuk membuat makanan yang memiliki rasa yang enak dengan harga
yang cukup murah dan aman untuk dikonsumsi karena tidak menggunakan bahan kimia
yang berbahaya, serta memiliki kandungan gizi yang cukup.
Dunia
usaha akhir-akhir ini mulai menunjukkan adanya pertumbuhan positif, kondisi ini
diakibatkan dari upaya pelaku usaha maupun pemerintahan mengalokasikan saran
dan prasarana terutama dengan deregulasi yang banyak dilakukan. Pertumbuhan
usaha juga didorong oleh pengaruh globalisasi yang melanda dunia pada dawarsa
terakhir ini sehingga memaksa untuk melakukan tantangan hidup. Tanpa melakukan
perubahan bisnis pelaku usaha tidak mampu meraih potensi bisnis yang diharapkan
oleh pemerintah
Pengertian Wirausahawan (enterpreneur) diperoleh dari berbagai
buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2011) menyatakan bahwa entreprenuer berasal dari bahasa
Perancis yaitu (to undertake). Konsep mengenai entreprenuer adalah sebagai berikut :
The entreprenuer is one
who undertake to organize, manage, and asume the risk of a business.
Konsep
ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat
organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep
tersebut, risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan
bisnis.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dengan
perkembangan zaman dan teknologi maka orang sekarang mulai berhati-hati dalam
memilih dan membeli makanan, karena pada masa kni banyak makanan yang dibuat
dengan menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Sebagai masyarakat kelas bawah,
memilih makanan hanya berpedoman pada rasanya yang enak dan murah. Dua hal
inilah yang menjadi prioritas utama mereka dalam memakanan tersebut. Untuk itu
kami bermaksud untuk membuat makanan yang memiliki rasa yang enak dengan harga
yang cukup murah dan aman untuk dikonsumsi karena tidak menggunakan bahan kimia
yang berbahaya, serta memiliki kandungan gizi yang cukup.
Dari
uraian diatas maka sangat potensial bila kami mengembangkan usaha nugget tempe
ini, karena sebagian dari masyarakat sangat menyukai nugget tempe ini. Nugget tempe
bisa menjadi pilihan makanan bagi orang yang tidak mengkonsumsi daging. Orang
memiliki banyak alasan untuk menjadi vegetarian. Alasan yang sering mereka
gunakan antara lain: Hemat,kita tahu bahwa harga daging tidaklah murah.
Menggantinya dengan tempe dapat menekan pengeluaran. Sehat dengan menjadi
vegetarian, kita terhindar dari semua lemak hewani. Lemak hewani merupakan
sumber kolesterol yang jadi salah satu pemicu penyakit jantung dan
kanker. Inovasi makanan yang diajukan yaitu nugget tempe dengan aneka rasa
makanan khas Indonesia.
Inovasi makanan ini diharapkan dapat menjadi
makanan alternatif bagi orang yang tidak mengkonsumsi daging. Selain itu,
inovasi makanan ini juga memiliki keunikan dibandingkan dengan nugget yang
terbuat dari daging, nugget tempe ini dilengkapi dengan aneka sayuran dan aneka
rasa. Masakan khas Indonesia. Nugget tempe yang terbuat dari bahan vegetarian
yang kaya akan nutrisi, akan semakin lengkap kandungan gizinya jika di modifikasi
lagi dengan menambahkan berbagai jenis sayuran didalamnya. Aneka rasa masakan
khas Indonesia menjadikan nugget tempe ini menjadi pilihan bagi seluruh
masyarakat Indonesia yang memiliki cita rasa khas dari masing-masing daerah di
Indonesia.
Siapa yang tak
kenal tempe ? Di Indonesia juga seluruh dunia seneng memakan jenis makanan dari
kacang kedelai ini. Beragam makanan bisa diolah dari tempe. Rasanya pun enak
dan gurih. Harga tempe yang murah meriah, meski sekarang sudah naik akibat
bahan bakunya diimpor, menjadi pilihan bagi para ibu rumah tangga. Jadi
penasaran, apa saja kandungan gizi yang ada dalam tempe sehingga banyak orang
mau mengkonsumsi ?. tempe merupakan sumber protein nabati. Mengandung serat
pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi.kandungan antibiotik dan antioksidan di
dalamnya dapat menyembuhkan infeksi serta mencegah penyakit deneratif.
Dalam 100
gram tempe mengandung protein 20,8 gram, lemak 8,8 gram, serat 1,4 gram,kalsium
155 miligram, fosfor 326 miligram, zat besi 4 miligram, vitamin B1 0,19
miligram, karoten 34 mikrogram.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
tips untuk membuka usaha nugget tempe yang baik dan benar serta tidak merugi ?
2. Bagaimana
cara mengantisipasi persaingan usaha bisnis yang semakin ketat saat ini ?
3. Bagaimana
caranya agar kita bisa meraih kesuksesan dalam bisnis nugget tempe ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui tips untuk membuka usaha nugget yang baik dan benar serta tidak
merugi ?
2. Untuk
megetahui cara mengantisipasi persaingan usaha bisnis yang semakin ketat saat
ini ?
3. Untuk
mengetahui cara agar bisa meraih kesuksesan dalam bisnis nugget tempe ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Wirausahawan
Pengertian
Wirausahawan (enterpreneur) diperoleh
dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2011) menyatakan bahwa entreprenuer berasal dari bahasa
Perancis yaitu (to undertake). Konsep mengenai entreprenuer adalah sebagai berikut :
The entreprenuer is one
who undertake to organize, manage, and asume the risk of a business.
Konsep
ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat
organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep
tersebut, risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan
bisnis.
Zimmerer
dan Scarborough (2005) memberikan konsep wirausaawan sebagai berikut : An entreprenuer is one who creates a new
business in the face of risk and undertainty for the purpose of achieving
profit and growth by indentifying significant opprotunities and assembling the
necessary to capitalize o them.
Konsep
tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi
risiko di masa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan
menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan
terhadap usaha.Berdasarkan kedua konsep disebutkan bahwa entreprenuer merupakan tindakan seseorng yang berani menanggung
risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan
kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai empat karakteristik yaitu :
a. Menjelaskan
sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
b. Berani
menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut dimasa–masa mendatang.
c. Bisnis
yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan tumbuh, dan
d. Perusahaan
akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai
pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan
bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovasi tersebut
akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
B.
Risiko
dan Karakteristik
Landau
(1982) mengusulkan hubungan dari risiko yang dibawa (risk baring) dengan karakteristik inovasi membuat sebuah dasar
klasifikasi entreprenuer. Hubungan
tersebut dapat diperhatikan pada Tabel 1.1 . Gambar merupakan entreprenuer juga, tetapi selalu
mempunyai karakteristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer (pemimpin) adalah entreprenuer yang mempunysi inovasi
tinggi, tetapi hanya menerima risikoyang rendah.
Tabel : 1.1 Entrepreneur Klasifikasi
Landau
High Risk Bearing
Gambler
|
Entreprenuer
|
Consolidator
|
Dreamer
|
Low
Low High
Innovativeness
Consolidator
adalah entreprenuer yang hanya bisa menerima risiko rendah dan karakteristik
inovasi rendah. Entreprenuer adalah
seorang yang mempunyai karakteristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi
atau bawahannya juga tinggi.Kuratko dan Hodgetts (2001) menyebutkan ada 10
karakteristik dari entreprenuer yaitu
:
1. Entreprenuer
adalah pelaku bukan pemikir.
2. Entreprenuer
dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
3. Entreprenuer
selalu menjadi penemu atau pencipta sesuatu.
4. Entreprenuer
adalah akademisi dan tidak bisa menyesuaikan dalam masyarakat.
5. Entreprenuer
harus memenuhi the profile.
6. Kebutuhan
entreprenuer adalah uang.
7. Kebutuhan entreprenuer adalah keberuntungan.
8. Ketidaktahuan
merupakan kebahagiaan bagi entreprenuer.
9. Entreprenuer
pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup tinggi.
10. Entreprenuer
adalah sangat mengambil risiko (gamblers)
Karakteristik
ini sangat memberikan pandangan kepada semua pihak bahwa entreprenuer selalu membawa risiko dan inovasi. Kao (1991)
menyebutkan terhadap 11 karakteristik entreprenuer yaitu :
1. Total
komitmen, penentu, dan melindungi.
2. Dorongan
untuk mendapatkan atau bertumbuh.
3. Orientasi
kepada kesempatan dan tujuan.
4. Mempunyai
inisiatif dan tanggung jawab personal.
5. Pemecahan
persoalan secara terus menerus.
6. Mempunyai
realisme dan dapat bercengkerama (humor).
7. Selalu
mencari dan menggunakan umpan balik (feedback).
8. Selalu
berfokus pada internal.
9. Menghitung
dan mencari risiko.
10. Kebutuhan
yang kecil untuk status dan kekuasaan.
11. Memiliki
integritas dan reliabilitas.
Sukardi
(1991) menemukan ada sembilan karakteristik tingkah laku wirausahawan yaitu :
1. Sifat
instrumental
2. Sifat
prestatif
3. Sifat
keluwesan bergaul
4. Sifat
kerja keras
5. Sifat
keyakinan diri
6. Sifat
pengambil risiko
7. Sifat
swakendali
8. Sifat
kemandirian
Berdasarkan
karakteristik entreprenuer yang
dikemukakan oleh ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa entreprenuerharus memiliki motivasi
kerja keras, mempunyai jaringan (network),
inovasi dan keinginan bertumbuh, serta pengambilrisiko. Kondisi ini menunjukkan
bahwa para entreprenuer menemui
tekanan (stress) setiap inovasi yang
dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian, menurut Boyd dan
Gumpert (1983) bahwa sumber tekanan dapat diidentifikasidari empat penyebab
yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan, persoalan-persoalan
manusia (pegawai), dan kebutuhan akan keberhasilan atau tercapai.
C.
Mengatasi
Tekanan
Mengatisipasi
tekanan entreprenuer harus bisa
berhasil, supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi
tekanan dilakukan para entreprenuer
seperti melakukan meditasi, melemahkan otot dengan olahraga, mencari hiburan
dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan
teratasi, yaitu :
1. Menciptaka
networking : kesepian yang dihadapi
dilakukan dengan menciptakan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu
bercerita permasalahan yang dihadapi.
2. Keluar
dari persoalan secara total : pada saat tidak berkerja seperti hari libur atau
akhir pekan entreprenuer melepaskan
semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat
menciptakan kesegaran.
3. Berkomunikasi
dengan pekrja : entreprenuer mau
membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan
akan membantu entreprenuer dalam
menghadapi persoalan.
4. Menciptakan
kepuasan di luar perusahaan : entreprenuer
dapat melakukan kegitan di luar perusahaan untuk mendapatkan kepuasan
sehingga bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
5. Pendelegasian
: entreprenuer harus bisa
mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri
seluruhnya.
Seluruh uraian tersebut
memberikan penjelasan tentang, inovasi dan risiko serta keinginan berkembangan
merupakan karakteristik utama dari entreprenuer.
A.
Pendahuluan
Jiwa Wirausaha
Pelaku
usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi
tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Ciri dan profil wirausaha adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Ciri dan Profil Wirausaha
Ciri-ciri
|
Watak
|
Percaya
diri.
|
Yakin,
tidak tergantung, individualis,optimis.
|
Berorientasikan
pada tugas dan hasil.
|
Butuh
prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan kuat,
energi, dan inisiatif.
|
Pengambilan
risiko.
|
Mampu
mengambil risiko, suka tantangan.
|
Kepemimpinan.
|
Sebagai
pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
|
Keorisinilan.
|
Inovatif
dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak.
|
Berorientasi
ke masa ke depan.
|
Pandangan
ke depan, perseptif.
|
Sumber
: East West Center, Honolulu. 1977 dalam Meredith , GG, et al.
Jika tersebut perlu dimiliki dan
dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat
belum tentu dimiliki, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kemungkinan
menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara yang satu
dengan lainnya saling berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk
menerima tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil risiko dan
menjadi pemimpin. Terhadap wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat
jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal,
bersifat hangat dan bersahabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu.
Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka sebagai kelompok
pelaku usaha, para wirausaha sangat berbeda dari yng bukan wirausaha.
B.
Idiologi
Wirausaha
Keberhasilan
pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan
sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan
keinginan dalam menjalani hidup. Kekuatan datang dari tindakan sendiri dan
bukan dri orang lain. Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha mengambil
risiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan
harus diterima sebagai pengalaman belajar. Wirausaha berhasil setelah mengalami
kegagalan, berdasarkan dari pegalaman masa lampau membantu menyalurkan
kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan
keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal lelah.
Capaian
tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan. Terima diri sendiri,
tekanan kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemahan, jujur dan agresif dalam
mengejar tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada
tujuan mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. Lakukan hal yang
penting dan mampu untuk dikerjakan.
Mencapai
kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan. Tetapi bukan
merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha pada umumnya. Hasil yang
diterima lebih penting dari hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil
secara sempurna untuk satu tujuan dalam jangka waktu yang terlalu lama hanya
akan menghambat perkembangan dan pertumbuhan pribadi.
C.
Jati
diri Wirausaha
Manusia
adalah individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau berbeda, hidup
dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggungjawab berlainan, dan
mempunyai tujuan hidup berlainan. Pengalaman seseorang pelaku usaha cukup luas
dan beragam serta dapat menetukan situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha
saling meniru antara satu dengan lainnya, yang tua dan identifikasi mendekati
“model peranan” akan menghasilkan sikap dan keterampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan,
kondisi keluarga, keuangan serta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam
melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap
diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan,
apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak , akan mengalami
kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha. Merencankan masa depan bersifat
realistik dalam menentukan diri sendiri yang dapat dan tidak dapat diubah.
Pengalaman masa lalu membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha
mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar
kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan
produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan
dalam pertumbuhan pribadi secara terus-menerus.
D.
Bisnis
Ditempat Kerja
Melakukan
bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi
karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mengambil risiko,
mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam
keadaan konflik, perubahan, dan keragu-raguan. Berarti bahwa pelaku bisnis
perlu menganalisis diri sendiri dalam
hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku
bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier, dan hasil yang
diinginkan diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti.
Sasaran ini bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk
belajar dan berkembang dalam karier. Pelaku usaha akan belajar paling baik,
jika melakukan hal-hal yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan
tertentu, menimbang sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha.
Rangkaian pertanyaan berikut memberi petunjuk tentang kemampuan pelaku usaha.
Tabel 2.2
Kemampuan wirausaha
PERTANYAAN
|
YA
|
TIDAK
|
Pekerjaan
diri pelaku bisnis menghendaki pecaya pada diri sendiri.
|
|
|
Pelaku
bisnis mempunyai motinasi diri untuk mencapai tujuan.
|
|
|
Pelaku
bisnis dapat bekerja dengan orang lain.
|
|
|
Pelaku
bisnis mengambil peran kepemimpinan dalam suatu kelompok.
|
|
|
Pelaku
bisnis memanfaatkan kesempatan untuk meluaskan pengetahuan dengan mengikuti
kursus maupun pendidikan.
|
|
|
Pelaku
bisnis dapat berkomunikasi baik dengan orang lain.
|
|
|
Pelaku
bisnis pendengar yang baik.
|
|
|
Prestasi
pelaku bisnis menunjukkan ada perkembangan secara personal dan profesional.
|
|
|
Pelaku
bisnis memilki citra diri yang positif.
|
|
|
Tujuan
yang ingin dicapai merupakan tantangan.
|
|
|
Pelaku
bisnis mampu membuat keputusan dengan mudah.
|
|
|
E.
Sikap
Karir
Pelaku
bisnis memilki kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah karir.
Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan
pada karir.
1. Pilih
karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif
dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh
kemampuan dan bakat diri sendiri.
2. Apabila
memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang
berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses,
gunakan untuk mengembangkan karir sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara
gelap, pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil.
Kembangkan sifat positif melalui kegiatan sehari-hari.
3. Diperlukan
pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan
tersebut sangat membanu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tertentu.
4. Tingkatkan
kemampuan diri secara terus menerus, puas dengan prestasi masa lampau,
pandangan ke depan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikkan
diri.
5. Semua
selalu berubah, berarti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan
dan gunakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih
tinggi.
6. Berorientasikan
pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang
mengatur kepada sukses masa depan.
7. Memiliki
kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan
kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan.
Terima kelemahan dan cari sumber daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8. Susun
kegiatan menjadi rutin agar mempunyai banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan
sedikit tenaga, untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan
tenaga keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku
bisnis mempunyai banyak waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
9. Terimalah
tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu
keadaan.
10. Mampu
menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam
upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para
karyawan.
11. Mempunyai
keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakni akan kemampuan staf dan
hasil yang dicapai.
12. Penampilan
diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik
juga. Penampilan menetukan positif atau negatif reaksi orang lin dari diri
sendiri, pastikan penampilan menarik.
13. Mengambil
keputusan merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan
diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendaki agar
mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan itu untuk diterapkan.
14. Jalani
hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di
masa lampaui. Pandang ke depan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan
dan memuaskan.
F.
Sikap
Mental
Pelaku
usaha memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah
menyembangkan cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.Saran berikut
merupakan pengembangan sikap mental yang baik.
1. Pelaku
bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam
pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukkan sikap yang positif terhadap
pekerjaan, karena sikap ini menentukkan keberhasilan.
2. Otak
merupakan alat yang berdaya luar biasa, menyediakan waktu beberapa saat setiap
hari untuk memikirkan sesuatu memungkinkan terarah pada kegiatan-kegiatan yang
berarti.
3. Sebagai
manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari.
Gunakan imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berpikir yang “besar-besar”.
Pelaku bisnis yang dapat melihat “image besar” adalah bersifat wirausaha dan
merupakan calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.
4. Humor
ikut mengembangkan sikap mental yang sehat, terlalu serius dapat merugikan
pekerjaan dan tidak sehat. Menunjukkan rasahumor berpengaruh pada orang lain
dengan jalan menyebarkan optimisme dan suasana yang santai.
5. Pikiran
harus terorganisasi dengan baik dan mampu memuaskan pada berbagai permasalahn.
Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke permasalahan lain dengan
upaya yang minim.
G.
Perilaku
Positif
Perilaku
individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, pelaku
usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan
untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan.
Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif
terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Sikap
positif dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut
berguna bagi pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif.
1. Pusatkan
perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
2. Pilih
sasaran positif dalam pekerjaan.
3. Bergaul
dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan
ciri-ciri dari orang di sekitar berimbas pada diri sendiri.
4. Jauhi
pikiran dan ide negatif.
5. Diri
sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
6. Selalu
awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan
pribadi, kehidupan kerja maupun dalam kehidupan masyarakat.
7. Tinggalkan
suatu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari
pada mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
8. Lingkungan
mempengaruhi prestasi, apabila tidak memenuhi kebutuhan diri wirausaha, ubah
lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif dan memungkinkan
tercapai sasaran yang diingikan.
9. Percaya
diri sendiri dan bakat, sukses datang bagi yang percaya pada kemampuan diri
sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
10. Hilangkan
beban mental dengan mengmbil tindakan. Pusatkan pikiran pada problem tertentu.
Sekali mencapai keputusa, ambil tindakan untuk memecahkan persoalan usahakan
konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
Penelitian
mutakhir menunjukkan bahwa ciri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan untuk
mengambil keputusan dalam suasana stress.
Mengelola dalam situasi stress yang
terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mental baik. Paling utama dalam
menangani stress meliputi :
perhatikan dalam makan dan minum, tidurdan istirahat yang cukup, tidak merokok,
memisahkan yang pentng dari yang “mendesak” dan dari yang “lain-lain” dimana
harus dibuat dan mengutamakan menangani hal-hal yang penting dengan mengambil
tindakan tidak berhenti pada rasa cemas. Siapkan rencana darurat untuk
menangani apabila terjadi paling buruk, lebih baik, atau paling mungkin
terjadi. Menghadapi stress, yang
perlu diingat adalah menyediakan cukup waktu dan berusaha untuk kerja sesuai
dengan rencana.
H.
Kebiasaan
dan Sikap
Perbuatan
baik sulit diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling
utama. Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi.
Bangun dua atau tiga jam lebih dini dari orang biasa merupakan sebuah cara
untuk menjadi lebih produktif,ini menghendaki usaha besar, dan tidak
menyenangkan. Apabila pelaku usaha dapat membentuk kebiasaan selama satu bulan
setiap hari, akan menjadi kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif,
membantu jika pada malam sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya.
Kondisi semacam ini akan membawa kebiasaan baik lainnya, merencankan kegiatan
penting hari berikut sebelum pergi tidur setiap malam.
Setelah
satu bulan ingin mempertahankan kebiasaan yang baru di peroleh, kemungkinan
besar bahwa kebiasaan itu yang lebih baik dan memegang peranan penting dalam
prestasi masa depan. Seandainya mengetahui bahwa diri sendiri yang bertanggung
jawab atas tindakan-tindakan seharusnya bersedia meninjau kembali
kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan
baru perlu menggantikan kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa
depan.
A.
Pendahuluan
Risiko Usaha
Wirausaha
menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar
dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan
keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan risiko
tinggi dihindari karena sumber kepuasaan tidak terdapat pada situasi itu.
Berarti wirausaha menyukai tantangan yng sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin
bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yang akan
dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku
usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu.
Sebagai pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak
kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan
bagian dari kegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja di bawah tekanan-tekanan
dan kondisi pengambilan risiko dan harus mengerti bahwa kemungkinan gagal
selalu ada.
B.
Kondisi
Berisiko
Kondisi
berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihan dari dua
alternatif atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus
dinilai secara obyektif. Kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan
keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi semakin besar risiko yang
dihadapi. Sebagai penentu keputusan risiko pelaku usaha harus mengambil
keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian, dengan menimbang kemungkinan
sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternatif yang “mengandung
risiko” atau alternatif “konservatif”, tergantung dari :
1. Kemampuan
daya tarik setiap alternatif.
2. Kesediaan
menerima kerugian.
3. Kemampuan
menerima keberhasilan dan kegagalan.
4. Kemampuan
meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian.
Contoh
:
Seorang
karyawan mempunyai sebuah pekerjaan yang aman, dengan gaji Rp 35 juta per tahun
dan mendapatkan peluang untuk promosi setiap empat tahun. Karyawan tersebut
juga mendapatkan peluang untuk membeli sebuah perusahaan dengan masa depan yang
tidak pasti, namun demikian gaji pemilik perusahaan sekarang adalah Rp 45 juta
per tahun. Perusahaan tersebut bisa jadi berhasil terus, atau sebaliknya akan
mengalami kegagalan dalam waktu dua atau tiga tahun yang akan datang. Pilihan
karyawan berada pada posisi antara tetap tinggal pada pekerjaan yang aman
sebagai karyawan dengan imbalan keuangan dan karir yang pasti dan dapat
diprediksi, atau mengambil risiko dengan kemungkinan mendapatkan imbalan karir
dan keuangan yang lebih tinggi.
Terdapat
orang yang tidak suka mengambil risiko, apapun kemungkinan keberhasilan yang
akan terjadi, lebih suka pada posisi aman. Selain pada posis itu terdapat orang
lain lebih “bersemangat”. Tidak puas dengan posisi sekarang dan mencari
“peluang emas” supaya lebih cepat menjadi kaya. Orang-orang semacam ini cenderung
dipengaruhi oleh berapa besar jumlah imbalan yang ditawarkan, tidak
memperhatikan tingkat usaha yang dikehendaki. Tertarik pada keinginan hasil
yang tinggi dengan usaha sedikit, akibatnya
merupakan spekulan murni.
Penilaian
kondisi sorang wirausaha berlainan sekali dengan kedua tipe di atas, walaupun
wirausaha terdapat juga persamaan karakter. Perbedaan utama terletak pada
penilaian kemungkinan sukses perusahaan, seorang wirausaha akan melakukan
secara sistematik dan menyeluruh serta sampai sejauh mana upaya-upaya untuk
dapat mempengaruhi kemungkinan kegagalan maupun keberhasilan, selanjutnya
memutuskan akan membeli apabila upaya yang dilakukan dapat untuk meraih
keberhasilan.
Faktor
lain dari rancangan pelaku usaha terhadap kondisi pengambilan risiko adalah
kesediaan menerima tanggung jawab pribadi atas akibat-akibat keputusan, baik
yang menguntungkan maupun merugikan. Sedangkan bagi bukan pelaku usaha merasa
keberatan menerima tanggungjawab atas keputusan-keputusan yang mengakibatkan
kegagalan, dan menghubungkan paristiwa-peristiwa dalam kehidupan dengan nasib,
seperti persaingan dengan perusahaan besar atau campur-tangan pemerintah.
Pelaku usaha semacam ini hanya mempertaruhkan semua, atau menolak semua situasi
risiko karena merasa tidak dapat mempengaruhi hasil. Ciri-ciri wirausaha saling
berkaitan, terutama pada perilaku pengambilan risiko, beberapa kaitan itu
antara lain :
1. Pengambilan
risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting
dalam mengubah ide menjadi realitas.
2. Pengambilan
risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan
pada kemampuan sendiri, semakin besar keyakinan pada kemampuan sendiri, semakin
besar keyakinan akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dari
keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk mencoba apa yang dilihat
orang lain sebagai risiko.
3. Pengetahuan
realistik mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian
membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruh hasil. Semua
perilaku pengambilan risiko tidak sesederhana dan seobyektif apa yang
digambarkan tersebut. Terdapat unsur kegairahan seorang wirausaha terhadap
ketidakpastian dan ada dorongan untuk memastikan bahwa konsekuensi yang dihadapi
penuh keberhasilan.
C.
Keputusan
Risiko
Pengambilan
keputusan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan
potensi pada diri sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko
dalam hubungan pribadi dengan anak, istri dan tetangga akan membantu memperoleh
pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko seperlunya
dan mengelakkan risiko yang kecil.
Pengambil
risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa melibatkan
suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa lalu, perhatian untuk masa depan,
dan keinginan untuk hidup di masa sekarang. Apabila tidak bersedia mengambil
risiko, mka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan kemampuan. Pertumbuhan
pribadi dan profesional datang dari hidup di masa sekarang dan mengambil risiko
yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan di masa yang akan datang.
Selaku
pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambil keuntungan
peluang-peluang masa sekrang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan
pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang
membawa belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri.
Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi harus menantang kemampuan,
jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai.
Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi dan
berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung
risiko pribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang
lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggungjawab, karena mempunyai
kekuatan dan kemampuan untuk menetukan masa depan diri sendiri. Apabila orang
lain menanggung risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan
pribadi selaku pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah. Pribadi
pelaku usaha tidak dapat hidup secara penuh karena tidak menangung risiko atas
perbuatan diri sendiri. Sesuatu yang salah dalam kehidupan diri sendiri, maka
ini saat yang tepat untuk menanggung risiko demi perbaikan, jika tidak maka
situasi akan semakin buruk, dan permasalahan semakin sukar dipecahkan.
Risiko
timbul saat seseorang menerima tanggungjawab atas keputusan dan tindakan yang
dilakukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka bertanggung jawab mengatasi
dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan
antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian
dari hidup, jangan mengambil risiko yang lebih besar dari yang dapat ditanggung,
hal ini merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk mempertaruhkan semua
demi suatu gagasan.
Sebagai
wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat
menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari
risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan ini
cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu
wirausaha menggunakan inisiatif dan menilai tindakan mana saja yang mengandung
risiko. Intuisi akan menetukan sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh.
Faktor-faktor yang dapat terwujud namun penting adalah bakat, kemampuan dan
pengalaman diri sendiri.
D.
Kembangkan
Ide
Risiko
dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi
lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah
ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk
melaksanakan ide-ide yang paling produktif.
Semua
orang kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko
tertentu akan mnyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu
ide, saran, berikut dapat membantu mengatasi :
1. Utarakan
ide kepada isteri atau temen, lebih baik membicarakan suatu ide sebelum
ditulis. Menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan
menghasilkan suatu perbaikan. Setelah ide menjadi pasti baru ditulis. Masih
terdapat kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
2. Pilih
tempat dan waktu untuk mengemukkan ide kepada orang lain, jangan mengusulkan
ide kepda perusahaan sewaktu mengalami krisis. Organisasi berada dalam keadaan
stabil sebelum ide dipertahankan. Ketepatan waktusangat penting dalam
mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap
suatu yang baru.
3. Kemukakan
ide sedikit demi sedikit, pertama ajukan konsep total, seiring berjalannya
waktu, dan semakin tertariknya orang pada ide, baru rinciannya dikemukakan.
E.
Tipe
Pengambil Risiko
Pengambilan
keputusan/risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain. Pengalaman lalu,
situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masa depan, dalam bisnsis
dibutuhkan berbagai tipe pengambil risiko. Organisasi tingkat bawah dibutuhkan
pekerja yang terampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga sedikit
risiko. Sebagaian besar pekerja masuk ke dalam pengambil risiko tipe ini,
karena perilaku dapat diramalkan dan membawa kestabilan organisasi.
Tingkat
manajemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan risiko.
Manajer tingkat menengah lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan
membuat perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi. Posisi ini dapat
dianggap sebagai pengambil risiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi
harus minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat teratas, mempunyai kemapuan
untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan
risiko dalam mewujudkan ide-ide menjadi kenyataan.
Wirausaha
dapat dikatakan “praktis”, apabila organisasi tumbuh berdasarkan pengendalian
dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada
hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide sehingga mampu menerima risiko demi
terlaksananya ide. Sebaliknya pelaku usaha merasa lebih praktis dalam menyadari
keterbatasan diri dan membatasi kegiatan sampai pada aktivitas yang mampu
dilaksanakan.
Pelaku
usaha yang kreatif dan inovatif akan mengalami risiko yang sedang, bersedia
menerima perubahan, mencoba alternatif lain dan mengembangkan inovasi untuk
barang dan jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi
tokoh dalam dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara
orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide.
F.
Delegasikan
Wewenang
Sebagai
pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan
kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi
sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu
membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi diharapkan bersedia
memberikan wewenang dan bertanggung jawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan
tertentu.
Mendelegasikan
wewenang dan tanggung jawabepada orang lain mengandung risiko tertentu.
Terdapat akibat negatif-negatif maupun positif, berarti pemimpin harus
menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada
pertumbuhan harus mempunyai staf yang berorientasikan tindakan dan mampu
menerima wewenang serta tanggung jawab.
Keuntungan maksimum agar dapat diperoleh,
karyawan diberi wewenang dan kebebasan untuk melaksanakan tugas dari tanggung
jawab. Pelaku usaha membutuhkan pertolongan orang lain, tetapi seorang pemimpin
tidak mempunyai waktu untuk memonitor kegiatan langsung, kepercayaan pada staf
ditunjukkan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada
penilaian usaha, setiap jawaban memberi petunjuk mengenai kesediaan mengambil
risiko dalam mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain dalam
organisasi. Pelaku usaha yang dapat mendelegasikan kegiatan kepada orang lain,
mempunyai waktu untuk kegiatan yang lebih penting seperti perencanaan jangka
panjang atau pengembangan produk-produk baru.
G.
Melaksanakan
Perubahan
Setiap
melakukan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu
risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui
terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk menilai situasi
secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang
diperlukan, walupun mengandung risiko tertentu.
Suatu
risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak
penting, apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu
rencana pasti dan mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana alternatif juga
dirancang, karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatif memungkinkan
eksibilitas bila permasalahan berubah.
Suatu
rencana sudah dicanangkan kemudiaan dilaksanakan, sehingga jika rencana
dilaksanakan makan dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang
diterima tidak banyak, kekurangan upan balik menciptakan keraguan, setelah
keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan
masalah terpecahkan. Keyakinan dalam menangani persoalan sangat menentukan,
jika yakin serangkaian tindkan akan memecahkan persoalan, maka tindakan
tersebut menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh dukungan
orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan
mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh :
1. Keyakinan
diri.
2. Kesediaan
untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan.
3. Kemampuan
menilai risiko secara realistik dan mengubah kesempatan kemungkinan.
4. Menghadapi
situasi risiko menurut tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan
mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena itu
perlu menetapkan sasaran yang tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan
semua kemampuan dan bakat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi
tujuan, semakin besar risiko yang dihadapi.
H.
Evaluasi
Risiko
Keberadaan
kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap risiko, menetapkan
tujuan-tujuan dan memungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis.
Melalui data kuantitaf, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai dengan hubungan
ide-ide yang telah digariskan. Pelaku usaha diharapkan mengetahui dengan cermat
dan maka dari angka-angka tersebut. Data kuantitatif mendukung pengetahuan,
latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan. Lakukan evaluasi
kebituhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko. Sebelum mengambil
keputusan yang mengandung risiko perhatikan pertanyaan tersebut :
1. Apakah
risiko sepadan dengan hasil ?
2. Bagaimana
risiko dapat dikurangi atau dihindari ?
3. Informasi
apa yang diperlukan sebelum risiko diambil ?
4. Sumber-sumber
daya mana yang dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan ?
5. Mengapa
risiko ini penting ?
6. Apa
yang menakutkan dalam mengambil risiko ?
7. Apa
pelaku usaha bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan ?
8. Apakah
yang dapat dicapai dengan mengambil risiko ?
9. Persiapan-persiapan
apa yang perlu dibuat dalam mengambil risiko ?
10. Bagaimana
dapat mengetahui scara kuantitatif bahwa tujuan telah tercapai ?
11. Apa
halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan ?
Proses
pemeriksaan diri penting dalam mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh
dari sengkaian pertanyaan yang harus dijawab sebelum menanggung risiko.
Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini dapat
mengakibatkan kegagalan.
I.
Pengambilan
Risiko
Perilaku
mengambil risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang penting bagi
manajemen tingkat puncak. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan untuk
maju memilih laki-laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko dan
berinovasi, daripada manjemen yang bersifat meneruskan dari perusahaan yang
sudah ada.
Pengambilan
risiko merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan, merupkan suatu
keterampilan yang dapat ditingkatkan. Prosedur untuk menganalisis sebuah risiko
:
1. Taksiran
Risiko
Pertama,
menaksir ada tidaknya risiko : yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih
sebuah alternatif. Misal, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk
memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya :
a. Tetap
pada tingkat permintaan sekarang ;
b. Membeli
peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan;
c. Menyewa
untuk memenuhi permintaan ; atau
d. Mensupkontrakkan
kepada produsen-produsen yang lebih kecil;
Apabila
mempunyai arus kas baik, cadangan kas kuat, atau kemudahan kredit baik, dan
sikap permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang, maka
disini terdapat sedikit risiko dalam memutuskan salah satu dari
alternatif-alternatif, meskipun alternatif pertama akan merupakan pilihan yang
tidak bijaksana untuk diambil karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
Keadaan
lain, meningkatkan permintaan tidak dapat dipastikan. Misal : produk atau jasa
bisa menjadi usang karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing ; atau lebih
banyak perusahaan yang masuk dalam bidang yang sama; atau pasar sedang
mendekati titik jenuh. Lebih jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah
yang dikehendaki karena tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi
ini, terdapat berbagai derajat risiko, berkaitan dengan tingkat laba potensial
(sukses) untuk berbagai alternatif.
2. Tujuan
dan Sasaran
Langkah
berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran
perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan dirumuskan : mencapai pertumbuhan secara
perlahan, mantap, atau tidak tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produk
lain. Pelaku usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azas
dengan tujuan dan sasaran perusahaan, apabila taat azas, proses pengmbilan
keputusan diteruskan dan lakukan penaksiran alternatif secara rinci.
3. Teliti
Alternatif
Contoh
kedua pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi)
konsisten dengan sasaran-sasran perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan
survai berbagai alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua
biaya dapat ditelaah dengan obyektif. Sebagian besar merupakan biaya finansial.
Tetapi jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan “biaya pribadi”,
sosial dan fisik. Misal : merupakan sebuah alternatif menyita usaha pribadi ?
apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial ? perlu menetukan biaya keuangan
dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat dijalankan.
4. Kumpulkan
Informasi
Tahap
selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penfsiran setiap
kemungkinan realistik dapat dibuat sacara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk
setiap permintaan dapat berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Eaksi
dari persaingan ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan. Berbagai akibat
sebaiknya ditelusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis :
a. Apabila
permintaan mendekati titik kejenuhan, pakah modifikasi, produk mendorong
kenaikan permintaan di pasar baru.
b. Apakah
terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar yang
sekarang ?
c. Dapatkan
peralatan mesin dimodifikasi dengan mudah untuk membuat produk-produk lain?
d. Apakah
ada kemungkinan para pembekal dan subkontraktor menaikkan harga-harga jika
permintaan bertambah ?
Laba
yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi
pasar, ramalan-ramalan dari permintaan di masa depan, penaksiran reaksi
pesaingan, dan berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam
situasi ini, seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
5. Minimkan
Risiko
Menentukan
langkah berisikan penafsiran secara realistik tentang sejauh mana dapat
mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
a. Kesadaran
yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan;
b. Kreativitas
dalam menetukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan).
c. Kemampuan
merencankan taktik dan strategi untukmewujudkan perubahan;
d. Dorongan,
energi dan antusias untuk melaksanakan strategi.
6. Sebuah
alternatif telah dipilih, sesuai sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana
memuat jadual,rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk
hasil yang akan terjadi, dan proses umpan-balik, sehingga perubahan-perubahan
yang diperlukkan dilaksanakan dengan segera.
BAB
III
MATERI
PRODUK
Makanan
Nugget sering didengar oleh kalangan masyarakat, hampir semua orang tau nugget
terbuat dari olahan daging. Banyak orang beranggapan bahwa jika kita sering
mengkonsumsi nugget daging tidak baik untuk kesehatan. Oleh karena itu kini
saya akan memperkenalkan produk makanan yang aman untuk dikonsumsi, bagi untuk
kesehatan yang memiliki banyak protein didalamnya dan cocok dilidah bagi semua
kalangan baik dari usai muda sampai usia tua. Karena nugget yang saya olah
terbuat dari olahan tempe, yang pasti orang Indonesia sudah mengenal tempe,
yaitu olahan yang berbahan dasar kedelai yang difermentasikan sehingga menjadi
tempe. Kini saya olah menjadi makanan modern.
Nugget
tempe adalah makanan nugget yang terbuat dari olahan tempe yang dijamin aman
untuk dikonsumsi karena tidak mengandung bahan-bahan tekstil. Dan dijamin 100%
halah karena makanan nugget yang dicampuri dengan ayam yang masih hidup yang
beli langsung di pedagang ayam.
A.
Peralatan
Yang Digunakan
1. Kukusan
2. Pisau
3. Baskom
Plastik
4. Talenan
5. Wajan
6. Spatula
7. Kompor
gas
8. Sendok
9. Blender
10. Centong
B.
Bahan
Baku Yang Digunakan
1. Tempe kedelai , yang sudah dihaluskan
2. Tepung terigu
3. Bawang putih
4. Bawang bombay
5. Telur ayam
6. Merica bubuk
7. Tepung roti
8. Daging
cincang
9. Garam
10. Gula
11. Daun seledri
dan daun bawang
12. Wortel
13. Keju
14. Saus
C.
Pembuatan
Produk
1. Campurkan
semua bahan-bahan yang dibutuhkan (tempe, daging giling, telur, keju, sayuran
dll) aduk sampai rata.
2. Setelah itu,
siapkan telur yang sudah dikocok, tepung terigu, tepung roti, dan nugget yang
sudah dibentuk persegi. Lalu nugget yang sudah dibentuk jelupkan ke telur dan
selajutnya ke tepung roti.
3. Nugget tempe
digoreng sampai warnanya kecoklatan atau kuning keemasan, lalu diangkat dan
ditiriskan di tempat yang kering.
4. Nugget tempe
siap dinikmati, nugget akan lebih sedap jika disantap dengan saus dan nasi
hangat ataupun dimakan langsung. Yummm lezat.
D.
Kelebihan
dan Keunggulan Produk
Keunggulan produk
1.
Kami menawarkan suatu produk makanan sehat dan rasa
yang lezat.
2.
Kami menawarkan kreativitas yaitu nugget dari tempe
yang menarik. Dan nugget tempe harganya terjangkau.
3.
Varian rasa yang lebih attractive dan bervariasi.
Kelebihan produk
1. Tidak
mengandung bahan pengawet.
2. Mengandung
banyak manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh.
3. Aman dikonsumsi oleh semua kalangan.
4. Bahan yang
diperlukan mudah didapat.
BAB
IV
PEMBAHASAN
DAN PENERAPAN
A. Analisis Teknik SWOT
1.
Streangth
Produk saya mampu bersaing dengan
produk-produk lainnya. Dari segi bahan baku yang mudah didapat, harga yang
terjangkau, banyak disukai oleh masyarakat, akan memikat masyarakat luas. penyajian
dari nugget tempe ini sangatlah sederhana tanpa memerlukan banyak waktu dan
penyajian, serta nugget tempe ini mempunyai banyak rasa, sehingga konsumen
dapat memilih rasayang sesuai dengan selera. Karena sudah dibekali dengan
keterampilan dan keahlian yang dimilki. Oleh karena itu saya tidak ragu dengan
produk usaha ini untuk dipromosikan kepada masyarakat luas. Agar produk dapat
dikenal di mata masyarakat luas dan bisa menjadi produk yang banyak diminati
oleh masyarakat. Bahan baku yang diperoleh untuk pembuatan nugget tempe ini
sangat mudah dan harganya terjangkau. Cocok untuk usaha pemula yang saya
dirikan. Yang membutuhkan banyak bahan baku untuk usaha nugget tempe ini.
2.
Weakness
Belum memiliki cukup pengalaman
dalam mengatasi kepuasan pelanggan, tanggapi keluhan, jalin komunikasi yang
baik, lakukan survei kepuasan pelanggan secara rutin dan berkesinambungan.
Harus peduli terhadap pelanggan, sebab pelanggan adalah pendapatan usaha, makin
banyak pelanggan akan semakin banyak pendapatan yang diperoleh. Sebaliknya,
semakin sedikit pelanggan, semakin sedikit penghasilan. Permintaan dari
konsumen biasanya akan menurun, jika keadaan cuaca sedang buruk. Faktor
kenaikan dari harga sembako juga dapat mengurangi permintaan dari konsumen.
3.
Peluang (Opportunity)
:
Nugget tempe ini bisa dinikmati dari
semua usia dari yang muda sampai yang tua, maka pasar sasaranya mencakup semua
kalangan masyarakat. Dengan melakukan program promosi jitu, agar banyak
konsumen yang tertarik dengan nugget tempe. Bukan untuk sekedar mampir dan
melihat tetapi diharapkan konsumen juga membeli produk nugget tempe ini. Dengan
promosi di lewat media sosial, promosi lewat warung-warung, ataupun sekitar
tempat produksi ini. Agar masyarakat tau dan mengenal nugget yang terbuat dari
tempe, dan bukan hanya nugget yang terbuat dari daging. Disamping itu usaha
yang saya jalankan ini selalu meningkatkan produksi. Dalam usaha pembuatan
nugget tempe ini, perusahaan kami melakukan latihan terus-menerus agar tercipta
rasa yang enak dan lezat di lidah masyarakat. Kami berusaha belajar untuk
berbisnis yang baik dengan segala fasilitas yang ada dan menjalin koneksi yang
luas.
4.
Ancaman (Threat)
Nugget tempe ini tidak bertahan lama
karena bahan baku yang dibuat secara alami penyebab faktor tidak bertahan
olahan nugget ini. Nugget tempe bertahan sekitar 3-5 hari itupun harus
dimasukkan kedalam kulkas. Agar dapat bertahan lama. Melihat dari banyaknya
permintaan masyarakat dalam mengkonsumsi makanan, maka persaingan dalam
menjalankan usaha ini pun cukup banyak. Dan apabila pelayanan dan kualitas yang
kita berikan kepada konsumen kurang memuaskan, maka konsumen pun akan merasa
kecewa. Melakukan promosi kepada masyarakat yang sekiranya tertarik dengan
produk kami. Untuk mengatisipasi adanya ancaman yang akan membuat produk akan
menjadi tersaing dari produk lainnya. Menawarkan keuntungan yang di dapat
dengan membeli produk kami. Dengan pembelian awal nugget tempe konsumen dapat
mendapatkan keuntungan berupa diskon.Lebih meningkatkan promosi ke masyarakat
luas, agar banyak yang tertarik membeli nugget tempe. Menjaga kualitas produk
hal yang utama dalam menjalankan usaha terutama makanan atau minuman. Maka itu
usaha kami berusaha meningkatkn kualitas produk nugget tempe ini agar selalu
terjaga kualitasnya.
B. Jiwa Wirausaha
Beberapa
masalah sosial yang diakibatkan oleh tingginya pengangguran diantaranya
penyalahgunaan narkoba, kriminalitas, pergaulan bebas, dll. Kondisi tersebut
akan mengganggu pembangunan di segala bidang dan stabilitas nasional. Oleh
karena itu dibutuhkan kemitraan karena terkadang dalam berwirausaha kita tidak
dapat memulainya sendiri baik karena kekurangan uang, sumber daya maupun
kreatifitas. Seorang wirausaha harus memiliki ciri yang percaya diri,
berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil risiko, kepemimpinan, keorisinilan
dan berorientasi ke masa depan. Dan seorang wirausaha harus memiliki watak :
yakin, tidak tergantung, individualis, optimis,butuh prestasi, orientasi laba,
tekun dan taba, kerja keras, dorongan kuat, energik dan inisiatif. Dll. Menjadi
wirausaha tidaklah mudah. Dibutuhkan skill, modal dan manajemen yang baik.
C.
Risiko
Usaha
Risiko
merupakan informasi, kejadian, kerugian atau pekerjaan yang terjadi sebagai
akibat dari keputusan yang diambil dalam kehidupan sehari-hari. Risiko dapat
bersifat pasti maupun tidak pasti yang bisa di kalkulasi secara kuantitatif.
Kunci untuk mengetahui seberapa besar risiko yang dihadapi adalah seberapa
besar kita mendapatkan informasi.
Risiko
murni, adalah risiko yang menyebabkan kerugian dan tidak mungkin menimbulkan
keuntungan. Risiko murni terjadi karena ketidaksengajaan dan tidak dapat
dicegah. Misal : Tiba-tiba listrik padam.
Kegagalan
perencanaan jelas merupakan suatu kesalahan wirausaha yang tidak mengingat
kegagalan dalam melakukan suatu bisni, tentunya hal yang didahulukan adalah
sebuah perencaan yang nyata dan bisa dikonsep melalui sebuah tulisan. Contoh
dari kegagalan perencanaan : kurangnya dana atau modal.
Tipe pengambilan risiko sedikit
banyak dipengaruhi oleh orang lain, pengalam lalu, situasi sekarang dan
pengharapan-pengharapan masa depan, dalam bisnis dibutuhkan berbagai tipe
pengambilan risiko. Karena perilaku dapat diramalkan dan membawa kestabilan
organisasi.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, 2008. “kewirausahaan”. Galaksi Nusindo :
Semarang.
Birkinshaw,
Julian, 2000. “Entreprenuership In the
Global Firm”. Sage Publications : London.
Birley,
Sue and D. Muzyka, 2000. “Mastering
Entreprenuership”. Preantice Hall.
LAMPIRAN
Cara
membuat nugget sehat dan lezat
1.
Pertama campurkan semua bahan-bahan yang dibutuhkan
(tempe, daging giling, telur, keju, sayuran,dll) aduk sampai rata.

2.
Setelah itu siapkan telur yang sudah dikocok, tepung
terigu, tepung roti dan nugget yang sudah dibentuk persegi. Lalu nugget yang
sudah di bentuk jelupkan ke telur dan
selanjutnya ke tepung roti.

3.
Nugget yang sudah dicampurkan ke tepung roti
selanjutnya digoreng sampai warnanyakecoklatanatau kuning
keemasan, lalu diangkat dan ditiriskan di tempat yang kering

4.
Nugget tempe siap dinikmati, nugget akan lebih sedap
jika disantap bersama saus dan nasi hangat ataupun dimakan langsung. Yummmmm
lezat.

Profil Perusahaan
Nugget Tempe Pollaris :
Nama Perusahaan :
Pollaris
Jenis Produk :
Makanan GETHATTOS
Alamat :
JL.P.Dipenogoro no 148 Pati
DesaMertokusuman RT 6/RW 2
Pati
KodePos 59163
Email
: mayaindri89@yahoo.com
Blog :
Indrimay96.blogspot.co.id

ANALISIS
PROPOSAL GETHATTOS
“NUGGET
SEHAT DAN LEZAT”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Dr.Drs.Sukirman Pd.SH,MM

Disusun
oleh :
Maya Indri Palupie (201511356)
Kelas : 4C
![]() |
||
![]() |
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan
kepada Allah SWT karena atas rahmat dan keridoannya, saya bisa membuat suatu
gagasan usaha dalam bentuk Makalah yang Insya Allah akan bermanfaat bagi saya sebagai
pemilik usaha, investor, dan umumnya masyarakat.
GETHATTOS ialah nama yang saya buat untuk kegiatan usaha ini, yang begerak di bidang
produk makanan.
Saya sangat berterima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung, memberi saran, dan masukan–masukannya untuk
kelancaran usaha ini. Khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan, yang sangat berperan dalam pengarahan kegiatan usaha ini.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca, yang ingin
membuat suatu usaha.
DAFTAR
ISI
COVER........................................................................................................
i
KATA
PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR
ISI................................................................................................ iii
ABSTRAK................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ........................................................................................ ....... 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................... ....... 2
C.
Tujuan ...................................................................................................... ....... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penulisan.................................................................................................. ....... 3
BAB III
MATERI PRODUK
A. Materi
Produk.......................................................................................... ..... 28
B. Peralatan Yang Digunakan...................................................................... ..... 28
C. Bahan Baku Yang Digunakan...................................................................... 29
D. Pembuatan
Produk......................................................................................... 29
E. Kelebihan
dan Keunggulan Produk............................................................... 29
BAB IV PEMBAHASAN DAN PENERAPAN
A. Analisis
Teknik SWOT............................................................................. ..... 31
B. Jiwa
Wirausaha.............................................................................................. 32
C. Risiko
Usaha............................................................................................ ..... 33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................... 35
B. Saran.............................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... ..... 37
LAMPIRAN................................................................................................... ..... 38
ABSTRAK
Dengan
perkembangan zaman dan teknologi maka orang sekarang mulai berhati-hati dalam
memilih dan membeli makanan, karena pada masa kni banyak makanan yang dibuat
dengan menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Sebagai masyarakat kelas bawah,
memilih makanan hanya berpedoman pada rasanya yang enak dan murah. Dua hal
inilah yang menjadi prioritas utama mereka dalam memakanan tersebut. Untuk itu
kami bermaksud untuk membuat makanan yang memiliki rasa yang enak dengan harga
yang cukup murah dan aman untuk dikonsumsi karena tidak menggunakan bahan kimia
yang berbahaya, serta memiliki kandungan gizi yang cukup.
Dunia
usaha akhir-akhir ini mulai menunjukkan adanya pertumbuhan positif, kondisi ini
diakibatkan dari upaya pelaku usaha maupun pemerintahan mengalokasikan saran
dan prasarana terutama dengan deregulasi yang banyak dilakukan. Pertumbuhan
usaha juga didorong oleh pengaruh globalisasi yang melanda dunia pada dawarsa
terakhir ini sehingga memaksa untuk melakukan tantangan hidup. Tanpa melakukan
perubahan bisnis pelaku usaha tidak mampu meraih potensi bisnis yang diharapkan
oleh pemerintah
Pengertian Wirausahawan (enterpreneur) diperoleh dari berbagai
buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2011) menyatakan bahwa entreprenuer berasal dari bahasa
Perancis yaitu (to undertake). Konsep mengenai entreprenuer adalah sebagai berikut :
The entreprenuer is one
who undertake to organize, manage, and asume the risk of a business.
Konsep
ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat
organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep
tersebut, risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan
bisnis.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dengan
perkembangan zaman dan teknologi maka orang sekarang mulai berhati-hati dalam
memilih dan membeli makanan, karena pada masa kni banyak makanan yang dibuat
dengan menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Sebagai masyarakat kelas bawah,
memilih makanan hanya berpedoman pada rasanya yang enak dan murah. Dua hal
inilah yang menjadi prioritas utama mereka dalam memakanan tersebut. Untuk itu
kami bermaksud untuk membuat makanan yang memiliki rasa yang enak dengan harga
yang cukup murah dan aman untuk dikonsumsi karena tidak menggunakan bahan kimia
yang berbahaya, serta memiliki kandungan gizi yang cukup.
Dari
uraian diatas maka sangat potensial bila kami mengembangkan usaha nugget tempe
ini, karena sebagian dari masyarakat sangat menyukai nugget tempe ini. Nugget tempe
bisa menjadi pilihan makanan bagi orang yang tidak mengkonsumsi daging. Orang
memiliki banyak alasan untuk menjadi vegetarian. Alasan yang sering mereka
gunakan antara lain: Hemat,kita tahu bahwa harga daging tidaklah murah.
Menggantinya dengan tempe dapat menekan pengeluaran. Sehat dengan menjadi
vegetarian, kita terhindar dari semua lemak hewani. Lemak hewani merupakan
sumber kolesterol yang jadi salah satu pemicu penyakit jantung dan
kanker. Inovasi makanan yang diajukan yaitu nugget tempe dengan aneka rasa
makanan khas Indonesia.
Inovasi makanan ini diharapkan dapat menjadi
makanan alternatif bagi orang yang tidak mengkonsumsi daging. Selain itu,
inovasi makanan ini juga memiliki keunikan dibandingkan dengan nugget yang
terbuat dari daging, nugget tempe ini dilengkapi dengan aneka sayuran dan aneka
rasa. Masakan khas Indonesia. Nugget tempe yang terbuat dari bahan vegetarian
yang kaya akan nutrisi, akan semakin lengkap kandungan gizinya jika di modifikasi
lagi dengan menambahkan berbagai jenis sayuran didalamnya. Aneka rasa masakan
khas Indonesia menjadikan nugget tempe ini menjadi pilihan bagi seluruh
masyarakat Indonesia yang memiliki cita rasa khas dari masing-masing daerah di
Indonesia.
Siapa yang tak
kenal tempe ? Di Indonesia juga seluruh dunia seneng memakan jenis makanan dari
kacang kedelai ini. Beragam makanan bisa diolah dari tempe. Rasanya pun enak
dan gurih. Harga tempe yang murah meriah, meski sekarang sudah naik akibat
bahan bakunya diimpor, menjadi pilihan bagi para ibu rumah tangga. Jadi
penasaran, apa saja kandungan gizi yang ada dalam tempe sehingga banyak orang
mau mengkonsumsi ?. tempe merupakan sumber protein nabati. Mengandung serat
pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi.kandungan antibiotik dan antioksidan di
dalamnya dapat menyembuhkan infeksi serta mencegah penyakit deneratif.
Dalam 100
gram tempe mengandung protein 20,8 gram, lemak 8,8 gram, serat 1,4 gram,kalsium
155 miligram, fosfor 326 miligram, zat besi 4 miligram, vitamin B1 0,19
miligram, karoten 34 mikrogram.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
tips untuk membuka usaha nugget tempe yang baik dan benar serta tidak merugi ?
2. Bagaimana
cara mengantisipasi persaingan usaha bisnis yang semakin ketat saat ini ?
3. Bagaimana
caranya agar kita bisa meraih kesuksesan dalam bisnis nugget tempe ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui tips untuk membuka usaha nugget yang baik dan benar serta tidak
merugi ?
2. Untuk
megetahui cara mengantisipasi persaingan usaha bisnis yang semakin ketat saat
ini ?
3. Untuk
mengetahui cara agar bisa meraih kesuksesan dalam bisnis nugget tempe ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Wirausahawan
Pengertian
Wirausahawan (enterpreneur) diperoleh
dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2011) menyatakan bahwa entreprenuer berasal dari bahasa
Perancis yaitu (to undertake). Konsep mengenai entreprenuer adalah sebagai berikut :
The entreprenuer is one
who undertake to organize, manage, and asume the risk of a business.
Konsep
ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat
organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep
tersebut, risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan
bisnis.
Zimmerer
dan Scarborough (2005) memberikan konsep wirausaawan sebagai berikut : An entreprenuer is one who creates a new
business in the face of risk and undertainty for the purpose of achieving
profit and growth by indentifying significant opprotunities and assembling the
necessary to capitalize o them.
Konsep
tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi
risiko di masa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan
menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan
terhadap usaha.Berdasarkan kedua konsep disebutkan bahwa entreprenuer merupakan tindakan seseorng yang berani menanggung
risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan
kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai empat karakteristik yaitu :
a. Menjelaskan
sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
b. Berani
menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut dimasa–masa mendatang.
c. Bisnis
yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan tumbuh, dan
d. Perusahaan
akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai
pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan
bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovasi tersebut
akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
B.
Risiko
dan Karakteristik
Landau
(1982) mengusulkan hubungan dari risiko yang dibawa (risk baring) dengan karakteristik inovasi membuat sebuah dasar
klasifikasi entreprenuer. Hubungan
tersebut dapat diperhatikan pada Tabel 1.1 . Gambar merupakan entreprenuer juga, tetapi selalu
mempunyai karakteristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer (pemimpin) adalah entreprenuer yang mempunysi inovasi
tinggi, tetapi hanya menerima risikoyang rendah.
Tabel : 1.1 Entrepreneur Klasifikasi
Landau
High Risk Bearing
Gambler
|
Entreprenuer
|
Consolidator
|
Dreamer
|
Low
Low High
Innovativeness
Consolidator
adalah entreprenuer yang hanya bisa menerima risiko rendah dan karakteristik
inovasi rendah. Entreprenuer adalah
seorang yang mempunyai karakteristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi
atau bawahannya juga tinggi.Kuratko dan Hodgetts (2001) menyebutkan ada 10
karakteristik dari entreprenuer yaitu
:
1. Entreprenuer
adalah pelaku bukan pemikir.
2. Entreprenuer
dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
3. Entreprenuer
selalu menjadi penemu atau pencipta sesuatu.
4. Entreprenuer
adalah akademisi dan tidak bisa menyesuaikan dalam masyarakat.
5. Entreprenuer
harus memenuhi the profile.
6. Kebutuhan
entreprenuer adalah uang.
7. Kebutuhan entreprenuer adalah keberuntungan.
8. Ketidaktahuan
merupakan kebahagiaan bagi entreprenuer.
9. Entreprenuer
pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup tinggi.
10. Entreprenuer
adalah sangat mengambil risiko (gamblers)
Karakteristik
ini sangat memberikan pandangan kepada semua pihak bahwa entreprenuer selalu membawa risiko dan inovasi. Kao (1991)
menyebutkan terhadap 11 karakteristik entreprenuer yaitu :
1. Total
komitmen, penentu, dan melindungi.
2. Dorongan
untuk mendapatkan atau bertumbuh.
3. Orientasi
kepada kesempatan dan tujuan.
4. Mempunyai
inisiatif dan tanggung jawab personal.
5. Pemecahan
persoalan secara terus menerus.
6. Mempunyai
realisme dan dapat bercengkerama (humor).
7. Selalu
mencari dan menggunakan umpan balik (feedback).
8. Selalu
berfokus pada internal.
9. Menghitung
dan mencari risiko.
10. Kebutuhan
yang kecil untuk status dan kekuasaan.
11. Memiliki
integritas dan reliabilitas.
Sukardi
(1991) menemukan ada sembilan karakteristik tingkah laku wirausahawan yaitu :
1. Sifat
instrumental
2. Sifat
prestatif
3. Sifat
keluwesan bergaul
4. Sifat
kerja keras
5. Sifat
keyakinan diri
6. Sifat
pengambil risiko
7. Sifat
swakendali
8. Sifat
kemandirian
Berdasarkan
karakteristik entreprenuer yang
dikemukakan oleh ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa entreprenuerharus memiliki motivasi
kerja keras, mempunyai jaringan (network),
inovasi dan keinginan bertumbuh, serta pengambilrisiko. Kondisi ini menunjukkan
bahwa para entreprenuer menemui
tekanan (stress) setiap inovasi yang
dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian, menurut Boyd dan
Gumpert (1983) bahwa sumber tekanan dapat diidentifikasidari empat penyebab
yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan, persoalan-persoalan
manusia (pegawai), dan kebutuhan akan keberhasilan atau tercapai.
C.
Mengatasi
Tekanan
Mengatisipasi
tekanan entreprenuer harus bisa
berhasil, supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi
tekanan dilakukan para entreprenuer
seperti melakukan meditasi, melemahkan otot dengan olahraga, mencari hiburan
dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan
teratasi, yaitu :
1. Menciptaka
networking : kesepian yang dihadapi
dilakukan dengan menciptakan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu
bercerita permasalahan yang dihadapi.
2. Keluar
dari persoalan secara total : pada saat tidak berkerja seperti hari libur atau
akhir pekan entreprenuer melepaskan
semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat
menciptakan kesegaran.
3. Berkomunikasi
dengan pekrja : entreprenuer mau
membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan
akan membantu entreprenuer dalam
menghadapi persoalan.
4. Menciptakan
kepuasan di luar perusahaan : entreprenuer
dapat melakukan kegitan di luar perusahaan untuk mendapatkan kepuasan
sehingga bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
5. Pendelegasian
: entreprenuer harus bisa
mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri
seluruhnya.
Seluruh uraian tersebut
memberikan penjelasan tentang, inovasi dan risiko serta keinginan berkembangan
merupakan karakteristik utama dari entreprenuer.
A.
Pendahuluan
Jiwa Wirausaha
Pelaku
usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi
tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Ciri dan profil wirausaha adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Ciri dan Profil Wirausaha
Ciri-ciri
|
Watak
|
Percaya
diri.
|
Yakin,
tidak tergantung, individualis,optimis.
|
Berorientasikan
pada tugas dan hasil.
|
Butuh
prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan kuat,
energi, dan inisiatif.
|
Pengambilan
risiko.
|
Mampu
mengambil risiko, suka tantangan.
|
Kepemimpinan.
|
Sebagai
pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
|
Keorisinilan.
|
Inovatif
dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak.
|
Berorientasi
ke masa ke depan.
|
Pandangan
ke depan, perseptif.
|
Sumber
: East West Center, Honolulu. 1977 dalam Meredith , GG, et al.
Jika tersebut perlu dimiliki dan
dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat
belum tentu dimiliki, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kemungkinan
menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara yang satu
dengan lainnya saling berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk
menerima tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil risiko dan
menjadi pemimpin. Terhadap wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat
jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal,
bersifat hangat dan bersahabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu.
Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka sebagai kelompok
pelaku usaha, para wirausaha sangat berbeda dari yng bukan wirausaha.
B.
Idiologi
Wirausaha
Keberhasilan
pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan
sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan
keinginan dalam menjalani hidup. Kekuatan datang dari tindakan sendiri dan
bukan dri orang lain. Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha mengambil
risiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan
harus diterima sebagai pengalaman belajar. Wirausaha berhasil setelah mengalami
kegagalan, berdasarkan dari pegalaman masa lampau membantu menyalurkan
kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan
keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal lelah.
Capaian
tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan. Terima diri sendiri,
tekanan kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemahan, jujur dan agresif dalam
mengejar tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada
tujuan mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. Lakukan hal yang
penting dan mampu untuk dikerjakan.
Mencapai
kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan. Tetapi bukan
merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha pada umumnya. Hasil yang
diterima lebih penting dari hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil
secara sempurna untuk satu tujuan dalam jangka waktu yang terlalu lama hanya
akan menghambat perkembangan dan pertumbuhan pribadi.
C.
Jati
diri Wirausaha
Manusia
adalah individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau berbeda, hidup
dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggungjawab berlainan, dan
mempunyai tujuan hidup berlainan. Pengalaman seseorang pelaku usaha cukup luas
dan beragam serta dapat menetukan situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha
saling meniru antara satu dengan lainnya, yang tua dan identifikasi mendekati
“model peranan” akan menghasilkan sikap dan keterampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan,
kondisi keluarga, keuangan serta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam
melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap
diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan,
apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak , akan mengalami
kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha. Merencankan masa depan bersifat
realistik dalam menentukan diri sendiri yang dapat dan tidak dapat diubah.
Pengalaman masa lalu membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha
mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar
kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan
produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan
dalam pertumbuhan pribadi secara terus-menerus.
D.
Bisnis
Ditempat Kerja
Melakukan
bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi
karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mengambil risiko,
mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam
keadaan konflik, perubahan, dan keragu-raguan. Berarti bahwa pelaku bisnis
perlu menganalisis diri sendiri dalam
hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku
bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier, dan hasil yang
diinginkan diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti.
Sasaran ini bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk
belajar dan berkembang dalam karier. Pelaku usaha akan belajar paling baik,
jika melakukan hal-hal yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan
tertentu, menimbang sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha.
Rangkaian pertanyaan berikut memberi petunjuk tentang kemampuan pelaku usaha.
Tabel 2.2
Kemampuan wirausaha
PERTANYAAN
|
YA
|
TIDAK
|
Pekerjaan
diri pelaku bisnis menghendaki pecaya pada diri sendiri.
|
|
|
Pelaku
bisnis mempunyai motinasi diri untuk mencapai tujuan.
|
|
|
Pelaku
bisnis dapat bekerja dengan orang lain.
|
|
|
Pelaku
bisnis mengambil peran kepemimpinan dalam suatu kelompok.
|
|
|
Pelaku
bisnis memanfaatkan kesempatan untuk meluaskan pengetahuan dengan mengikuti
kursus maupun pendidikan.
|
|
|
Pelaku
bisnis dapat berkomunikasi baik dengan orang lain.
|
|
|
Pelaku
bisnis pendengar yang baik.
|
|
|
Prestasi
pelaku bisnis menunjukkan ada perkembangan secara personal dan profesional.
|
|
|
Pelaku
bisnis memilki citra diri yang positif.
|
|
|
Tujuan
yang ingin dicapai merupakan tantangan.
|
|
|
Pelaku
bisnis mampu membuat keputusan dengan mudah.
|
|
|
E.
Sikap
Karir
Pelaku
bisnis memilki kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah karir.
Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan
pada karir.
1. Pilih
karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif
dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh
kemampuan dan bakat diri sendiri.
2. Apabila
memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang
berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses,
gunakan untuk mengembangkan karir sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara
gelap, pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil.
Kembangkan sifat positif melalui kegiatan sehari-hari.
3. Diperlukan
pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan
tersebut sangat membanu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tertentu.
4. Tingkatkan
kemampuan diri secara terus menerus, puas dengan prestasi masa lampau,
pandangan ke depan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikkan
diri.
5. Semua
selalu berubah, berarti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan
dan gunakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih
tinggi.
6. Berorientasikan
pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang
mengatur kepada sukses masa depan.
7. Memiliki
kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan
kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan.
Terima kelemahan dan cari sumber daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8. Susun
kegiatan menjadi rutin agar mempunyai banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan
sedikit tenaga, untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan
tenaga keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku
bisnis mempunyai banyak waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
9. Terimalah
tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu
keadaan.
10. Mampu
menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam
upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para
karyawan.
11. Mempunyai
keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakni akan kemampuan staf dan
hasil yang dicapai.
12. Penampilan
diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik
juga. Penampilan menetukan positif atau negatif reaksi orang lin dari diri
sendiri, pastikan penampilan menarik.
13. Mengambil
keputusan merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan
diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendaki agar
mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan itu untuk diterapkan.
14. Jalani
hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di
masa lampaui. Pandang ke depan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan
dan memuaskan.
F.
Sikap
Mental
Pelaku
usaha memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah
menyembangkan cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.Saran berikut
merupakan pengembangan sikap mental yang baik.
1. Pelaku
bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam
pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukkan sikap yang positif terhadap
pekerjaan, karena sikap ini menentukkan keberhasilan.
2. Otak
merupakan alat yang berdaya luar biasa, menyediakan waktu beberapa saat setiap
hari untuk memikirkan sesuatu memungkinkan terarah pada kegiatan-kegiatan yang
berarti.
3. Sebagai
manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari.
Gunakan imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berpikir yang “besar-besar”.
Pelaku bisnis yang dapat melihat “image besar” adalah bersifat wirausaha dan
merupakan calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.
4. Humor
ikut mengembangkan sikap mental yang sehat, terlalu serius dapat merugikan
pekerjaan dan tidak sehat. Menunjukkan rasahumor berpengaruh pada orang lain
dengan jalan menyebarkan optimisme dan suasana yang santai.
5. Pikiran
harus terorganisasi dengan baik dan mampu memuaskan pada berbagai permasalahn.
Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke permasalahan lain dengan
upaya yang minim.
G.
Perilaku
Positif
Perilaku
individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, pelaku
usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan
untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan.
Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif
terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Sikap
positif dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut
berguna bagi pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif.
1. Pusatkan
perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
2. Pilih
sasaran positif dalam pekerjaan.
3. Bergaul
dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan
ciri-ciri dari orang di sekitar berimbas pada diri sendiri.
4. Jauhi
pikiran dan ide negatif.
5. Diri
sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
6. Selalu
awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan
pribadi, kehidupan kerja maupun dalam kehidupan masyarakat.
7. Tinggalkan
suatu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari
pada mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
8. Lingkungan
mempengaruhi prestasi, apabila tidak memenuhi kebutuhan diri wirausaha, ubah
lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif dan memungkinkan
tercapai sasaran yang diingikan.
9. Percaya
diri sendiri dan bakat, sukses datang bagi yang percaya pada kemampuan diri
sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
10. Hilangkan
beban mental dengan mengmbil tindakan. Pusatkan pikiran pada problem tertentu.
Sekali mencapai keputusa, ambil tindakan untuk memecahkan persoalan usahakan
konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
Penelitian
mutakhir menunjukkan bahwa ciri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan untuk
mengambil keputusan dalam suasana stress.
Mengelola dalam situasi stress yang
terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mental baik. Paling utama dalam
menangani stress meliputi :
perhatikan dalam makan dan minum, tidurdan istirahat yang cukup, tidak merokok,
memisahkan yang pentng dari yang “mendesak” dan dari yang “lain-lain” dimana
harus dibuat dan mengutamakan menangani hal-hal yang penting dengan mengambil
tindakan tidak berhenti pada rasa cemas. Siapkan rencana darurat untuk
menangani apabila terjadi paling buruk, lebih baik, atau paling mungkin
terjadi. Menghadapi stress, yang
perlu diingat adalah menyediakan cukup waktu dan berusaha untuk kerja sesuai
dengan rencana.
H.
Kebiasaan
dan Sikap
Perbuatan
baik sulit diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling
utama. Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi.
Bangun dua atau tiga jam lebih dini dari orang biasa merupakan sebuah cara
untuk menjadi lebih produktif,ini menghendaki usaha besar, dan tidak
menyenangkan. Apabila pelaku usaha dapat membentuk kebiasaan selama satu bulan
setiap hari, akan menjadi kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif,
membantu jika pada malam sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya.
Kondisi semacam ini akan membawa kebiasaan baik lainnya, merencankan kegiatan
penting hari berikut sebelum pergi tidur setiap malam.
Setelah
satu bulan ingin mempertahankan kebiasaan yang baru di peroleh, kemungkinan
besar bahwa kebiasaan itu yang lebih baik dan memegang peranan penting dalam
prestasi masa depan. Seandainya mengetahui bahwa diri sendiri yang bertanggung
jawab atas tindakan-tindakan seharusnya bersedia meninjau kembali
kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan
baru perlu menggantikan kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa
depan.
A.
Pendahuluan
Risiko Usaha
Wirausaha
menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar
dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan
keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan risiko
tinggi dihindari karena sumber kepuasaan tidak terdapat pada situasi itu.
Berarti wirausaha menyukai tantangan yng sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin
bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yang akan
dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku
usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu.
Sebagai pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak
kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan
bagian dari kegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja di bawah tekanan-tekanan
dan kondisi pengambilan risiko dan harus mengerti bahwa kemungkinan gagal
selalu ada.
B.
Kondisi
Berisiko
Kondisi
berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihan dari dua
alternatif atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus
dinilai secara obyektif. Kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan
keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi semakin besar risiko yang
dihadapi. Sebagai penentu keputusan risiko pelaku usaha harus mengambil
keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian, dengan menimbang kemungkinan
sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternatif yang “mengandung
risiko” atau alternatif “konservatif”, tergantung dari :
1. Kemampuan
daya tarik setiap alternatif.
2. Kesediaan
menerima kerugian.
3. Kemampuan
menerima keberhasilan dan kegagalan.
4. Kemampuan
meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian.
Contoh
:
Seorang
karyawan mempunyai sebuah pekerjaan yang aman, dengan gaji Rp 35 juta per tahun
dan mendapatkan peluang untuk promosi setiap empat tahun. Karyawan tersebut
juga mendapatkan peluang untuk membeli sebuah perusahaan dengan masa depan yang
tidak pasti, namun demikian gaji pemilik perusahaan sekarang adalah Rp 45 juta
per tahun. Perusahaan tersebut bisa jadi berhasil terus, atau sebaliknya akan
mengalami kegagalan dalam waktu dua atau tiga tahun yang akan datang. Pilihan
karyawan berada pada posisi antara tetap tinggal pada pekerjaan yang aman
sebagai karyawan dengan imbalan keuangan dan karir yang pasti dan dapat
diprediksi, atau mengambil risiko dengan kemungkinan mendapatkan imbalan karir
dan keuangan yang lebih tinggi.
Terdapat
orang yang tidak suka mengambil risiko, apapun kemungkinan keberhasilan yang
akan terjadi, lebih suka pada posisi aman. Selain pada posis itu terdapat orang
lain lebih “bersemangat”. Tidak puas dengan posisi sekarang dan mencari
“peluang emas” supaya lebih cepat menjadi kaya. Orang-orang semacam ini cenderung
dipengaruhi oleh berapa besar jumlah imbalan yang ditawarkan, tidak
memperhatikan tingkat usaha yang dikehendaki. Tertarik pada keinginan hasil
yang tinggi dengan usaha sedikit, akibatnya
merupakan spekulan murni.
Penilaian
kondisi sorang wirausaha berlainan sekali dengan kedua tipe di atas, walaupun
wirausaha terdapat juga persamaan karakter. Perbedaan utama terletak pada
penilaian kemungkinan sukses perusahaan, seorang wirausaha akan melakukan
secara sistematik dan menyeluruh serta sampai sejauh mana upaya-upaya untuk
dapat mempengaruhi kemungkinan kegagalan maupun keberhasilan, selanjutnya
memutuskan akan membeli apabila upaya yang dilakukan dapat untuk meraih
keberhasilan.
Faktor
lain dari rancangan pelaku usaha terhadap kondisi pengambilan risiko adalah
kesediaan menerima tanggung jawab pribadi atas akibat-akibat keputusan, baik
yang menguntungkan maupun merugikan. Sedangkan bagi bukan pelaku usaha merasa
keberatan menerima tanggungjawab atas keputusan-keputusan yang mengakibatkan
kegagalan, dan menghubungkan paristiwa-peristiwa dalam kehidupan dengan nasib,
seperti persaingan dengan perusahaan besar atau campur-tangan pemerintah.
Pelaku usaha semacam ini hanya mempertaruhkan semua, atau menolak semua situasi
risiko karena merasa tidak dapat mempengaruhi hasil. Ciri-ciri wirausaha saling
berkaitan, terutama pada perilaku pengambilan risiko, beberapa kaitan itu
antara lain :
1. Pengambilan
risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting
dalam mengubah ide menjadi realitas.
2. Pengambilan
risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan
pada kemampuan sendiri, semakin besar keyakinan pada kemampuan sendiri, semakin
besar keyakinan akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dari
keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk mencoba apa yang dilihat
orang lain sebagai risiko.
3. Pengetahuan
realistik mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian
membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruh hasil. Semua
perilaku pengambilan risiko tidak sesederhana dan seobyektif apa yang
digambarkan tersebut. Terdapat unsur kegairahan seorang wirausaha terhadap
ketidakpastian dan ada dorongan untuk memastikan bahwa konsekuensi yang dihadapi
penuh keberhasilan.
C.
Keputusan
Risiko
Pengambilan
keputusan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan
potensi pada diri sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko
dalam hubungan pribadi dengan anak, istri dan tetangga akan membantu memperoleh
pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko seperlunya
dan mengelakkan risiko yang kecil.
Pengambil
risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa melibatkan
suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa lalu, perhatian untuk masa depan,
dan keinginan untuk hidup di masa sekarang. Apabila tidak bersedia mengambil
risiko, mka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan kemampuan. Pertumbuhan
pribadi dan profesional datang dari hidup di masa sekarang dan mengambil risiko
yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan di masa yang akan datang.
Selaku
pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambil keuntungan
peluang-peluang masa sekrang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan
pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang
membawa belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri.
Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi harus menantang kemampuan,
jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai.
Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi dan
berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung
risiko pribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang
lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggungjawab, karena mempunyai
kekuatan dan kemampuan untuk menetukan masa depan diri sendiri. Apabila orang
lain menanggung risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan
pribadi selaku pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah. Pribadi
pelaku usaha tidak dapat hidup secara penuh karena tidak menangung risiko atas
perbuatan diri sendiri. Sesuatu yang salah dalam kehidupan diri sendiri, maka
ini saat yang tepat untuk menanggung risiko demi perbaikan, jika tidak maka
situasi akan semakin buruk, dan permasalahan semakin sukar dipecahkan.
Risiko
timbul saat seseorang menerima tanggungjawab atas keputusan dan tindakan yang
dilakukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka bertanggung jawab mengatasi
dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan
antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian
dari hidup, jangan mengambil risiko yang lebih besar dari yang dapat ditanggung,
hal ini merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk mempertaruhkan semua
demi suatu gagasan.
Sebagai
wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat
menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari
risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan ini
cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu
wirausaha menggunakan inisiatif dan menilai tindakan mana saja yang mengandung
risiko. Intuisi akan menetukan sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh.
Faktor-faktor yang dapat terwujud namun penting adalah bakat, kemampuan dan
pengalaman diri sendiri.
D.
Kembangkan
Ide
Risiko
dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi
lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah
ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk
melaksanakan ide-ide yang paling produktif.
Semua
orang kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko
tertentu akan mnyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu
ide, saran, berikut dapat membantu mengatasi :
1. Utarakan
ide kepada isteri atau temen, lebih baik membicarakan suatu ide sebelum
ditulis. Menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan
menghasilkan suatu perbaikan. Setelah ide menjadi pasti baru ditulis. Masih
terdapat kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
2. Pilih
tempat dan waktu untuk mengemukkan ide kepada orang lain, jangan mengusulkan
ide kepda perusahaan sewaktu mengalami krisis. Organisasi berada dalam keadaan
stabil sebelum ide dipertahankan. Ketepatan waktusangat penting dalam
mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap
suatu yang baru.
3. Kemukakan
ide sedikit demi sedikit, pertama ajukan konsep total, seiring berjalannya
waktu, dan semakin tertariknya orang pada ide, baru rinciannya dikemukakan.
E.
Tipe
Pengambil Risiko
Pengambilan
keputusan/risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain. Pengalaman lalu,
situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masa depan, dalam bisnsis
dibutuhkan berbagai tipe pengambil risiko. Organisasi tingkat bawah dibutuhkan
pekerja yang terampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga sedikit
risiko. Sebagaian besar pekerja masuk ke dalam pengambil risiko tipe ini,
karena perilaku dapat diramalkan dan membawa kestabilan organisasi.
Tingkat
manajemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan risiko.
Manajer tingkat menengah lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan
membuat perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi. Posisi ini dapat
dianggap sebagai pengambil risiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi
harus minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat teratas, mempunyai kemapuan
untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan
risiko dalam mewujudkan ide-ide menjadi kenyataan.
Wirausaha
dapat dikatakan “praktis”, apabila organisasi tumbuh berdasarkan pengendalian
dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada
hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide sehingga mampu menerima risiko demi
terlaksananya ide. Sebaliknya pelaku usaha merasa lebih praktis dalam menyadari
keterbatasan diri dan membatasi kegiatan sampai pada aktivitas yang mampu
dilaksanakan.
Pelaku
usaha yang kreatif dan inovatif akan mengalami risiko yang sedang, bersedia
menerima perubahan, mencoba alternatif lain dan mengembangkan inovasi untuk
barang dan jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi
tokoh dalam dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara
orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide.
F.
Delegasikan
Wewenang
Sebagai
pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan
kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi
sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu
membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi diharapkan bersedia
memberikan wewenang dan bertanggung jawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan
tertentu.
Mendelegasikan
wewenang dan tanggung jawabepada orang lain mengandung risiko tertentu.
Terdapat akibat negatif-negatif maupun positif, berarti pemimpin harus
menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada
pertumbuhan harus mempunyai staf yang berorientasikan tindakan dan mampu
menerima wewenang serta tanggung jawab.
Keuntungan maksimum agar dapat diperoleh,
karyawan diberi wewenang dan kebebasan untuk melaksanakan tugas dari tanggung
jawab. Pelaku usaha membutuhkan pertolongan orang lain, tetapi seorang pemimpin
tidak mempunyai waktu untuk memonitor kegiatan langsung, kepercayaan pada staf
ditunjukkan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada
penilaian usaha, setiap jawaban memberi petunjuk mengenai kesediaan mengambil
risiko dalam mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain dalam
organisasi. Pelaku usaha yang dapat mendelegasikan kegiatan kepada orang lain,
mempunyai waktu untuk kegiatan yang lebih penting seperti perencanaan jangka
panjang atau pengembangan produk-produk baru.
G.
Melaksanakan
Perubahan
Setiap
melakukan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu
risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui
terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk menilai situasi
secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang
diperlukan, walupun mengandung risiko tertentu.
Suatu
risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak
penting, apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu
rencana pasti dan mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana alternatif juga
dirancang, karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatif memungkinkan
eksibilitas bila permasalahan berubah.
Suatu
rencana sudah dicanangkan kemudiaan dilaksanakan, sehingga jika rencana
dilaksanakan makan dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang
diterima tidak banyak, kekurangan upan balik menciptakan keraguan, setelah
keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan
masalah terpecahkan. Keyakinan dalam menangani persoalan sangat menentukan,
jika yakin serangkaian tindkan akan memecahkan persoalan, maka tindakan
tersebut menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh dukungan
orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan
mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh :
1. Keyakinan
diri.
2. Kesediaan
untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan.
3. Kemampuan
menilai risiko secara realistik dan mengubah kesempatan kemungkinan.
4. Menghadapi
situasi risiko menurut tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan
mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena itu
perlu menetapkan sasaran yang tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan
semua kemampuan dan bakat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi
tujuan, semakin besar risiko yang dihadapi.
H.
Evaluasi
Risiko
Keberadaan
kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap risiko, menetapkan
tujuan-tujuan dan memungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis.
Melalui data kuantitaf, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai dengan hubungan
ide-ide yang telah digariskan. Pelaku usaha diharapkan mengetahui dengan cermat
dan maka dari angka-angka tersebut. Data kuantitatif mendukung pengetahuan,
latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan. Lakukan evaluasi
kebituhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko. Sebelum mengambil
keputusan yang mengandung risiko perhatikan pertanyaan tersebut :
1. Apakah
risiko sepadan dengan hasil ?
2. Bagaimana
risiko dapat dikurangi atau dihindari ?
3. Informasi
apa yang diperlukan sebelum risiko diambil ?
4. Sumber-sumber
daya mana yang dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan ?
5. Mengapa
risiko ini penting ?
6. Apa
yang menakutkan dalam mengambil risiko ?
7. Apa
pelaku usaha bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan ?
8. Apakah
yang dapat dicapai dengan mengambil risiko ?
9. Persiapan-persiapan
apa yang perlu dibuat dalam mengambil risiko ?
10. Bagaimana
dapat mengetahui scara kuantitatif bahwa tujuan telah tercapai ?
11. Apa
halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan ?
Proses
pemeriksaan diri penting dalam mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh
dari sengkaian pertanyaan yang harus dijawab sebelum menanggung risiko.
Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini dapat
mengakibatkan kegagalan.
I.
Pengambilan
Risiko
Perilaku
mengambil risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang penting bagi
manajemen tingkat puncak. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan untuk
maju memilih laki-laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko dan
berinovasi, daripada manjemen yang bersifat meneruskan dari perusahaan yang
sudah ada.
Pengambilan
risiko merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan, merupkan suatu
keterampilan yang dapat ditingkatkan. Prosedur untuk menganalisis sebuah risiko
:
1. Taksiran
Risiko
Pertama,
menaksir ada tidaknya risiko : yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih
sebuah alternatif. Misal, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk
memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya :
a. Tetap
pada tingkat permintaan sekarang ;
b. Membeli
peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan;
c. Menyewa
untuk memenuhi permintaan ; atau
d. Mensupkontrakkan
kepada produsen-produsen yang lebih kecil;
Apabila
mempunyai arus kas baik, cadangan kas kuat, atau kemudahan kredit baik, dan
sikap permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang, maka
disini terdapat sedikit risiko dalam memutuskan salah satu dari
alternatif-alternatif, meskipun alternatif pertama akan merupakan pilihan yang
tidak bijaksana untuk diambil karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
Keadaan
lain, meningkatkan permintaan tidak dapat dipastikan. Misal : produk atau jasa
bisa menjadi usang karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing ; atau lebih
banyak perusahaan yang masuk dalam bidang yang sama; atau pasar sedang
mendekati titik jenuh. Lebih jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah
yang dikehendaki karena tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi
ini, terdapat berbagai derajat risiko, berkaitan dengan tingkat laba potensial
(sukses) untuk berbagai alternatif.
2. Tujuan
dan Sasaran
Langkah
berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran
perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan dirumuskan : mencapai pertumbuhan secara
perlahan, mantap, atau tidak tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produk
lain. Pelaku usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azas
dengan tujuan dan sasaran perusahaan, apabila taat azas, proses pengmbilan
keputusan diteruskan dan lakukan penaksiran alternatif secara rinci.
3. Teliti
Alternatif
Contoh
kedua pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi)
konsisten dengan sasaran-sasran perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan
survai berbagai alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua
biaya dapat ditelaah dengan obyektif. Sebagian besar merupakan biaya finansial.
Tetapi jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan “biaya pribadi”,
sosial dan fisik. Misal : merupakan sebuah alternatif menyita usaha pribadi ?
apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial ? perlu menetukan biaya keuangan
dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat dijalankan.
4. Kumpulkan
Informasi
Tahap
selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penfsiran setiap
kemungkinan realistik dapat dibuat sacara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk
setiap permintaan dapat berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Eaksi
dari persaingan ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan. Berbagai akibat
sebaiknya ditelusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis :
a. Apabila
permintaan mendekati titik kejenuhan, pakah modifikasi, produk mendorong
kenaikan permintaan di pasar baru.
b. Apakah
terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar yang
sekarang ?
c. Dapatkan
peralatan mesin dimodifikasi dengan mudah untuk membuat produk-produk lain?
d. Apakah
ada kemungkinan para pembekal dan subkontraktor menaikkan harga-harga jika
permintaan bertambah ?
Laba
yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi
pasar, ramalan-ramalan dari permintaan di masa depan, penaksiran reaksi
pesaingan, dan berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam
situasi ini, seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
5. Minimkan
Risiko
Menentukan
langkah berisikan penafsiran secara realistik tentang sejauh mana dapat
mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
a. Kesadaran
yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan;
b. Kreativitas
dalam menetukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan).
c. Kemampuan
merencankan taktik dan strategi untukmewujudkan perubahan;
d. Dorongan,
energi dan antusias untuk melaksanakan strategi.
6. Sebuah
alternatif telah dipilih, sesuai sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana
memuat jadual,rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk
hasil yang akan terjadi, dan proses umpan-balik, sehingga perubahan-perubahan
yang diperlukkan dilaksanakan dengan segera.
BAB
III
MATERI
PRODUK
Makanan
Nugget sering didengar oleh kalangan masyarakat, hampir semua orang tau nugget
terbuat dari olahan daging. Banyak orang beranggapan bahwa jika kita sering
mengkonsumsi nugget daging tidak baik untuk kesehatan. Oleh karena itu kini
saya akan memperkenalkan produk makanan yang aman untuk dikonsumsi, bagi untuk
kesehatan yang memiliki banyak protein didalamnya dan cocok dilidah bagi semua
kalangan baik dari usai muda sampai usia tua. Karena nugget yang saya olah
terbuat dari olahan tempe, yang pasti orang Indonesia sudah mengenal tempe,
yaitu olahan yang berbahan dasar kedelai yang difermentasikan sehingga menjadi
tempe. Kini saya olah menjadi makanan modern.
Nugget
tempe adalah makanan nugget yang terbuat dari olahan tempe yang dijamin aman
untuk dikonsumsi karena tidak mengandung bahan-bahan tekstil. Dan dijamin 100%
halah karena makanan nugget yang dicampuri dengan ayam yang masih hidup yang
beli langsung di pedagang ayam.
A.
Peralatan
Yang Digunakan
1. Kukusan
2. Pisau
3. Baskom
Plastik
4. Talenan
5. Wajan
6. Spatula
7. Kompor
gas
8. Sendok
9. Blender
10. Centong
B.
Bahan
Baku Yang Digunakan
1. Tempe kedelai , yang sudah dihaluskan
2. Tepung terigu
3. Bawang putih
4. Bawang bombay
5. Telur ayam
6. Merica bubuk
7. Tepung roti
8. Daging
cincang
9. Garam
10. Gula
11. Daun seledri
dan daun bawang
12. Wortel
13. Keju
14. Saus
C.
Pembuatan
Produk
1. Campurkan
semua bahan-bahan yang dibutuhkan (tempe, daging giling, telur, keju, sayuran
dll) aduk sampai rata.
2. Setelah itu,
siapkan telur yang sudah dikocok, tepung terigu, tepung roti, dan nugget yang
sudah dibentuk persegi. Lalu nugget yang sudah dibentuk jelupkan ke telur dan
selajutnya ke tepung roti.
3. Nugget tempe
digoreng sampai warnanya kecoklatan atau kuning keemasan, lalu diangkat dan
ditiriskan di tempat yang kering.
4. Nugget tempe
siap dinikmati, nugget akan lebih sedap jika disantap dengan saus dan nasi
hangat ataupun dimakan langsung. Yummm lezat.
D.
Kelebihan
dan Keunggulan Produk
Keunggulan produk
1.
Kami menawarkan suatu produk makanan sehat dan rasa
yang lezat.
2.
Kami menawarkan kreativitas yaitu nugget dari tempe
yang menarik. Dan nugget tempe harganya terjangkau.
3.
Varian rasa yang lebih attractive dan bervariasi.
Kelebihan produk
1. Tidak
mengandung bahan pengawet.
2. Mengandung
banyak manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh.
3. Aman dikonsumsi oleh semua kalangan.
4. Bahan yang
diperlukan mudah didapat.
BAB
IV
PEMBAHASAN
DAN PENERAPAN
A. Analisis Teknik SWOT
1.
Streangth
Produk saya mampu bersaing dengan
produk-produk lainnya. Dari segi bahan baku yang mudah didapat, harga yang
terjangkau, banyak disukai oleh masyarakat, akan memikat masyarakat luas. penyajian
dari nugget tempe ini sangatlah sederhana tanpa memerlukan banyak waktu dan
penyajian, serta nugget tempe ini mempunyai banyak rasa, sehingga konsumen
dapat memilih rasayang sesuai dengan selera. Karena sudah dibekali dengan
keterampilan dan keahlian yang dimilki. Oleh karena itu saya tidak ragu dengan
produk usaha ini untuk dipromosikan kepada masyarakat luas. Agar produk dapat
dikenal di mata masyarakat luas dan bisa menjadi produk yang banyak diminati
oleh masyarakat. Bahan baku yang diperoleh untuk pembuatan nugget tempe ini
sangat mudah dan harganya terjangkau. Cocok untuk usaha pemula yang saya
dirikan. Yang membutuhkan banyak bahan baku untuk usaha nugget tempe ini.
2.
Weakness
Belum memiliki cukup pengalaman
dalam mengatasi kepuasan pelanggan, tanggapi keluhan, jalin komunikasi yang
baik, lakukan survei kepuasan pelanggan secara rutin dan berkesinambungan.
Harus peduli terhadap pelanggan, sebab pelanggan adalah pendapatan usaha, makin
banyak pelanggan akan semakin banyak pendapatan yang diperoleh. Sebaliknya,
semakin sedikit pelanggan, semakin sedikit penghasilan. Permintaan dari
konsumen biasanya akan menurun, jika keadaan cuaca sedang buruk. Faktor
kenaikan dari harga sembako juga dapat mengurangi permintaan dari konsumen.
3.
Peluang (Opportunity)
:
Nugget tempe ini bisa dinikmati dari
semua usia dari yang muda sampai yang tua, maka pasar sasaranya mencakup semua
kalangan masyarakat. Dengan melakukan program promosi jitu, agar banyak
konsumen yang tertarik dengan nugget tempe. Bukan untuk sekedar mampir dan
melihat tetapi diharapkan konsumen juga membeli produk nugget tempe ini. Dengan
promosi di lewat media sosial, promosi lewat warung-warung, ataupun sekitar
tempat produksi ini. Agar masyarakat tau dan mengenal nugget yang terbuat dari
tempe, dan bukan hanya nugget yang terbuat dari daging. Disamping itu usaha
yang saya jalankan ini selalu meningkatkan produksi. Dalam usaha pembuatan
nugget tempe ini, perusahaan kami melakukan latihan terus-menerus agar tercipta
rasa yang enak dan lezat di lidah masyarakat. Kami berusaha belajar untuk
berbisnis yang baik dengan segala fasilitas yang ada dan menjalin koneksi yang
luas.
4.
Ancaman (Threat)
Nugget tempe ini tidak bertahan lama
karena bahan baku yang dibuat secara alami penyebab faktor tidak bertahan
olahan nugget ini. Nugget tempe bertahan sekitar 3-5 hari itupun harus
dimasukkan kedalam kulkas. Agar dapat bertahan lama. Melihat dari banyaknya
permintaan masyarakat dalam mengkonsumsi makanan, maka persaingan dalam
menjalankan usaha ini pun cukup banyak. Dan apabila pelayanan dan kualitas yang
kita berikan kepada konsumen kurang memuaskan, maka konsumen pun akan merasa
kecewa. Melakukan promosi kepada masyarakat yang sekiranya tertarik dengan
produk kami. Untuk mengatisipasi adanya ancaman yang akan membuat produk akan
menjadi tersaing dari produk lainnya. Menawarkan keuntungan yang di dapat
dengan membeli produk kami. Dengan pembelian awal nugget tempe konsumen dapat
mendapatkan keuntungan berupa diskon.Lebih meningkatkan promosi ke masyarakat
luas, agar banyak yang tertarik membeli nugget tempe. Menjaga kualitas produk
hal yang utama dalam menjalankan usaha terutama makanan atau minuman. Maka itu
usaha kami berusaha meningkatkn kualitas produk nugget tempe ini agar selalu
terjaga kualitasnya.
B. Jiwa Wirausaha
Beberapa
masalah sosial yang diakibatkan oleh tingginya pengangguran diantaranya
penyalahgunaan narkoba, kriminalitas, pergaulan bebas, dll. Kondisi tersebut
akan mengganggu pembangunan di segala bidang dan stabilitas nasional. Oleh
karena itu dibutuhkan kemitraan karena terkadang dalam berwirausaha kita tidak
dapat memulainya sendiri baik karena kekurangan uang, sumber daya maupun
kreatifitas. Seorang wirausaha harus memiliki ciri yang percaya diri,
berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil risiko, kepemimpinan, keorisinilan
dan berorientasi ke masa depan. Dan seorang wirausaha harus memiliki watak :
yakin, tidak tergantung, individualis, optimis,butuh prestasi, orientasi laba,
tekun dan taba, kerja keras, dorongan kuat, energik dan inisiatif. Dll. Menjadi
wirausaha tidaklah mudah. Dibutuhkan skill, modal dan manajemen yang baik.
C.
Risiko
Usaha
Risiko
merupakan informasi, kejadian, kerugian atau pekerjaan yang terjadi sebagai
akibat dari keputusan yang diambil dalam kehidupan sehari-hari. Risiko dapat
bersifat pasti maupun tidak pasti yang bisa di kalkulasi secara kuantitatif.
Kunci untuk mengetahui seberapa besar risiko yang dihadapi adalah seberapa
besar kita mendapatkan informasi.
Risiko
murni, adalah risiko yang menyebabkan kerugian dan tidak mungkin menimbulkan
keuntungan. Risiko murni terjadi karena ketidaksengajaan dan tidak dapat
dicegah. Misal : Tiba-tiba listrik padam.
Kegagalan
perencanaan jelas merupakan suatu kesalahan wirausaha yang tidak mengingat
kegagalan dalam melakukan suatu bisni, tentunya hal yang didahulukan adalah
sebuah perencaan yang nyata dan bisa dikonsep melalui sebuah tulisan. Contoh
dari kegagalan perencanaan : kurangnya dana atau modal.
Tipe pengambilan risiko sedikit
banyak dipengaruhi oleh orang lain, pengalam lalu, situasi sekarang dan
pengharapan-pengharapan masa depan, dalam bisnis dibutuhkan berbagai tipe
pengambilan risiko. Karena perilaku dapat diramalkan dan membawa kestabilan
organisasi.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, 2008. “kewirausahaan”. Galaksi Nusindo :
Semarang.
Birkinshaw,
Julian, 2000. “Entreprenuership In the
Global Firm”. Sage Publications : London.
Birley,
Sue and D. Muzyka, 2000. “Mastering
Entreprenuership”. Preantice Hall.
LAMPIRAN
Cara
membuat nugget sehat dan lezat
1.
Pertama campurkan semua bahan-bahan yang dibutuhkan
(tempe, daging giling, telur, keju, sayuran,dll) aduk sampai rata.

2.
Setelah itu siapkan telur yang sudah dikocok, tepung
terigu, tepung roti dan nugget yang sudah dibentuk persegi. Lalu nugget yang
sudah di bentuk jelupkan ke telur dan
selanjutnya ke tepung roti.

3.
Nugget yang sudah dicampurkan ke tepung roti
selanjutnya digoreng sampai warnanyakecoklatanatau kuning
keemasan, lalu diangkat dan ditiriskan di tempat yang kering

4.
Nugget tempe siap dinikmati, nugget akan lebih sedap
jika disantap bersama saus dan nasi hangat ataupun dimakan langsung. Yummmmm
lezat.

Profil Perusahaan
Nugget Tempe Pollaris :
Nama Perusahaan :
Pollaris
Jenis Produk :
Makanan GETHATTOS
Alamat :
JL.P.Dipenogoro no 148 Pati
DesaMertokusuman RT 6/RW 2
Pati
KodePos 59163
Email
: mayaindri89@yahoo.com
Blog :
Indrimay96.blogspot.co.id

Komentar
Posting Komentar