KEWIRAUSAHAAN



ANALISIS PROPOSAL GETHATTOS
“NUGGET SEHAT DAN LEZAT”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Dr.Drs.Sukirman Pd.SH,MM

                                                Disusun oleh :
Maya Indri Palupie (201511356)
Kelas : 4C






 



PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan keridoannya, saya bisa membuat suatu gagasan usaha dalam bentuk Makalah yang Insya Allah akan bermanfaat bagi saya sebagai pemilik usaha, investor, dan umumnya masyarakat.
            GETHATTOS ialah nama yang saya buat untuk kegiatan usaha ini, yang begerak di bidang produk makanan.
            Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, memberi saran, dan masukan–masukannya untuk kelancaran usaha ini. Khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan, yang sangat berperan dalam pengarahan kegiatan usaha ini.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca, yang ingin membuat suatu usaha.







DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................            i
KATA PENGANTAR................................................................................           ii
DAFTAR ISI................................................................................................          iii
ABSTRAK...................................................................................................          iv
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ........................................................................................ ....... 1                       
B.     Rumusan Masalah.................................................................................... ....... 2           
C.     Tujuan ...................................................................................................... ....... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Penulisan.................................................................................................. ....... 3
BAB III MATERI  PRODUK

A.    Materi Produk.......................................................................................... ..... 28
B.     Peralatan Yang Digunakan...................................................................... ..... 28
C.     Bahan Baku Yang Digunakan...................................................................... 29
D.    Pembuatan Produk......................................................................................... 29
E.     Kelebihan dan Keunggulan Produk............................................................... 29
BAB IV PEMBAHASAN DAN PENERAPAN
A.    Analisis Teknik SWOT............................................................................. ..... 31           
B.     Jiwa Wirausaha.............................................................................................. 32
C.     Risiko Usaha............................................................................................ ..... 33           
BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 35
B.     Saran.............................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... ..... 37
LAMPIRAN................................................................................................... ..... 38
ABSTRAK
Dengan perkembangan zaman dan teknologi maka orang sekarang mulai berhati-hati dalam memilih dan membeli makanan, karena pada masa kni banyak makanan yang dibuat dengan menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Sebagai masyarakat kelas bawah, memilih makanan hanya berpedoman pada rasanya yang enak dan murah. Dua hal inilah yang menjadi prioritas utama mereka dalam memakanan tersebut. Untuk itu kami bermaksud untuk membuat makanan yang memiliki rasa yang enak dengan harga yang cukup murah dan aman untuk dikonsumsi karena tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya, serta memiliki kandungan gizi yang cukup.
Dunia usaha akhir-akhir ini mulai menunjukkan adanya pertumbuhan positif, kondisi ini diakibatkan dari upaya pelaku usaha maupun pemerintahan mengalokasikan saran dan prasarana terutama dengan deregulasi yang banyak dilakukan. Pertumbuhan usaha juga didorong oleh pengaruh globalisasi yang melanda dunia pada dawarsa terakhir ini sehingga memaksa untuk melakukan tantangan hidup. Tanpa melakukan perubahan bisnis pelaku usaha tidak mampu meraih potensi bisnis yang diharapkan oleh pemerintah
      Pengertian Wirausahawan (enterpreneur) diperoleh dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2011) menyatakan bahwa entreprenuer berasal dari bahasa Perancis yaitu (to undertake). Konsep mengenai entreprenuer adalah sebagai berikut :
The entreprenuer is one who undertake to organize, manage, and asume the risk of a business.
Konsep ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebut, risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dengan perkembangan zaman dan teknologi maka orang sekarang mulai berhati-hati dalam memilih dan membeli makanan, karena pada masa kni banyak makanan yang dibuat dengan menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Sebagai masyarakat kelas bawah, memilih makanan hanya berpedoman pada rasanya yang enak dan murah. Dua hal inilah yang menjadi prioritas utama mereka dalam memakanan tersebut. Untuk itu kami bermaksud untuk membuat makanan yang memiliki rasa yang enak dengan harga yang cukup murah dan aman untuk dikonsumsi karena tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya, serta memiliki kandungan gizi yang cukup.
Dari uraian diatas maka sangat potensial bila kami mengembangkan usaha nugget tempe ini, karena sebagian dari masyarakat sangat menyukai nugget tempe ini. Nugget tempe bisa menjadi pilihan makanan bagi orang yang tidak mengkonsumsi daging. Orang memiliki banyak alasan untuk menjadi vegetarian. Alasan yang sering mereka gunakan antara lain: Hemat,kita tahu bahwa harga daging tidaklah murah. Menggantinya dengan tempe dapat menekan pengeluaran. Sehat dengan menjadi vegetarian, kita terhindar dari semua lemak hewani. Lemak hewani merupakan sumber kolesterol yang jadi salah satu  pemicu penyakit jantung dan kanker. Inovasi makanan yang diajukan yaitu nugget tempe dengan aneka rasa makanan khas Indonesia.
 Inovasi makanan ini diharapkan dapat menjadi makanan alternatif bagi orang yang tidak mengkonsumsi daging. Selain itu, inovasi makanan ini juga memiliki keunikan dibandingkan dengan nugget yang terbuat dari daging, nugget tempe ini dilengkapi dengan aneka sayuran dan aneka rasa. Masakan khas Indonesia. Nugget tempe yang terbuat dari bahan vegetarian yang kaya akan nutrisi, akan semakin lengkap kandungan gizinya jika di modifikasi lagi dengan menambahkan berbagai jenis sayuran didalamnya. Aneka rasa masakan khas Indonesia menjadikan nugget tempe ini menjadi pilihan bagi seluruh masyarakat Indonesia yang memiliki cita rasa khas dari masing-masing daerah di Indonesia.
Siapa yang tak kenal tempe ? Di Indonesia juga seluruh dunia seneng memakan jenis makanan dari kacang kedelai ini. Beragam makanan bisa diolah dari tempe. Rasanya pun enak dan gurih. Harga tempe yang murah meriah, meski sekarang sudah naik akibat bahan bakunya diimpor, menjadi pilihan bagi para ibu rumah tangga. Jadi penasaran, apa saja kandungan gizi yang ada dalam tempe sehingga banyak orang mau mengkonsumsi ?. tempe merupakan sumber protein nabati. Mengandung serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi.kandungan antibiotik dan antioksidan di dalamnya dapat menyembuhkan infeksi serta mencegah penyakit deneratif.
Dalam 100 gram tempe mengandung protein 20,8 gram, lemak 8,8 gram, serat 1,4 gram,kalsium 155 miligram, fosfor 326 miligram, zat besi 4 miligram, vitamin B1 0,19 miligram, karoten 34 mikrogram.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana tips untuk membuka usaha nugget tempe yang baik dan benar serta tidak merugi ?
2.      Bagaimana cara mengantisipasi persaingan usaha bisnis yang semakin ketat saat ini ?
3.      Bagaimana caranya agar kita bisa meraih kesuksesan dalam bisnis nugget tempe ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui tips untuk membuka usaha nugget yang baik dan benar serta tidak merugi ?
2.      Untuk megetahui cara mengantisipasi persaingan usaha bisnis yang semakin ketat saat ini ?
3.      Untuk mengetahui cara agar bisa meraih kesuksesan dalam bisnis nugget tempe ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.     Wirausahawan
Pengertian Wirausahawan (enterpreneur) diperoleh dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2011) menyatakan bahwa entreprenuer berasal dari bahasa Perancis yaitu (to undertake). Konsep mengenai entreprenuer adalah sebagai berikut :
The entreprenuer is one who undertake to organize, manage, and asume the risk of a business.
Konsep ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebut, risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.
Zimmerer dan Scarborough (2005) memberikan konsep wirausaawan sebagai berikut : An entreprenuer is one who creates a new business in the face of risk and undertainty for the purpose of achieving profit and growth by indentifying significant opprotunities and assembling the necessary to capitalize o them.
Konsep tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi risiko di masa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha.Berdasarkan kedua konsep disebutkan bahwa entreprenuer merupakan tindakan seseorng yang berani menanggung risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai empat karakteristik yaitu :
a.       Menjelaskan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
b.      Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut dimasa–masa mendatang.
c.       Bisnis yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan tumbuh, dan
d.      Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
B.     Risiko dan Karakteristik
Landau (1982) mengusulkan hubungan dari risiko yang dibawa (risk baring) dengan karakteristik inovasi membuat sebuah dasar klasifikasi entreprenuer. Hubungan tersebut dapat diperhatikan pada Tabel 1.1 . Gambar merupakan entreprenuer juga, tetapi selalu mempunyai karakteristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer (pemimpin) adalah entreprenuer yang mempunysi inovasi tinggi, tetapi hanya menerima risikoyang rendah.
Tabel : 1.1 Entrepreneur Klasifikasi Landau
High Risk Bearing
Gambler
Entreprenuer
Consolidator
Dreamer
Low
Low                                                     High
                        Innovativeness
Consolidator adalah entreprenuer yang hanya bisa menerima risiko rendah dan karakteristik inovasi rendah. Entreprenuer adalah seorang yang mempunyai karakteristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau bawahannya juga tinggi.Kuratko dan Hodgetts (2001) menyebutkan ada 10 karakteristik dari entreprenuer yaitu :
1.      Entreprenuer adalah pelaku bukan pemikir.
2.      Entreprenuer dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
3.      Entreprenuer selalu menjadi penemu atau pencipta sesuatu.
4.      Entreprenuer adalah akademisi dan tidak bisa menyesuaikan dalam masyarakat.
5.      Entreprenuer harus memenuhi the profile.
6.      Kebutuhan entreprenuer adalah uang.
7.      Kebutuhan entreprenuer adalah keberuntungan.
8.      Ketidaktahuan merupakan kebahagiaan bagi entreprenuer.
9.      Entreprenuer pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup tinggi.
10.  Entreprenuer adalah sangat mengambil risiko (gamblers)
Karakteristik ini sangat memberikan pandangan kepada semua pihak bahwa entreprenuer selalu membawa risiko dan inovasi. Kao (1991) menyebutkan terhadap 11 karakteristik entreprenuer yaitu :
1.      Total komitmen, penentu, dan melindungi.
2.      Dorongan untuk mendapatkan atau bertumbuh.
3.      Orientasi kepada kesempatan dan tujuan.
4.      Mempunyai inisiatif dan tanggung jawab personal.
5.      Pemecahan persoalan secara terus menerus.
6.      Mempunyai realisme dan dapat bercengkerama (humor).
7.      Selalu mencari dan menggunakan umpan balik (feedback).
8.      Selalu berfokus pada internal.
9.      Menghitung dan mencari risiko.
10.  Kebutuhan yang kecil untuk status dan kekuasaan.
11.  Memiliki integritas dan reliabilitas.
Sukardi (1991) menemukan ada sembilan karakteristik tingkah laku wirausahawan yaitu :
1.      Sifat instrumental
2.      Sifat prestatif
3.      Sifat keluwesan bergaul
4.      Sifat kerja keras
5.      Sifat keyakinan diri
6.      Sifat pengambil risiko
7.      Sifat swakendali
8.      Sifat kemandirian
Berdasarkan karakteristik entreprenuer yang dikemukakan oleh ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa entreprenuerharus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan (network), inovasi dan keinginan bertumbuh, serta pengambilrisiko. Kondisi ini menunjukkan bahwa para entreprenuer menemui tekanan (stress) setiap inovasi yang dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian, menurut Boyd dan Gumpert (1983) bahwa sumber tekanan dapat diidentifikasidari empat penyebab yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan, persoalan-persoalan manusia (pegawai), dan kebutuhan akan keberhasilan atau tercapai.
C.    Mengatasi Tekanan
Mengatisipasi tekanan entreprenuer harus bisa berhasil, supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan para entreprenuer seperti melakukan meditasi, melemahkan otot dengan olahraga, mencari hiburan dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu :
1.      Menciptaka networking : kesepian yang dihadapi dilakukan dengan menciptakan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu bercerita permasalahan yang dihadapi.
2.      Keluar dari persoalan secara total : pada saat tidak berkerja seperti hari libur atau akhir pekan entreprenuer melepaskan semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat menciptakan kesegaran.
3.      Berkomunikasi dengan pekrja : entreprenuer mau membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan akan membantu entreprenuer dalam menghadapi persoalan.
4.      Menciptakan kepuasan di luar perusahaan : entreprenuer dapat melakukan kegitan di luar perusahaan untuk mendapatkan kepuasan sehingga bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
5.      Pendelegasian : entreprenuer harus bisa mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.
Seluruh uraian tersebut memberikan penjelasan tentang, inovasi dan risiko serta keinginan berkembangan merupakan karakteristik utama dari entreprenuer.

A.    Pendahuluan Jiwa Wirausaha
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Ciri dan profil wirausaha adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Ciri dan Profil Wirausaha
Ciri-ciri
Watak
Percaya diri.
Yakin, tidak tergantung, individualis,optimis.
Berorientasikan pada tugas dan hasil.
Butuh prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan kuat, energi, dan inisiatif.
Pengambilan risiko.
Mampu mengambil risiko, suka tantangan.
Kepemimpinan.
Sebagai pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
Keorisinilan.
Inovatif dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak.
Berorientasi ke masa ke depan.
Pandangan ke depan, perseptif.
Sumber : East West Center, Honolulu. 1977 dalam Meredith , GG, et al.
            Jika tersebut perlu dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimiliki, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara yang satu dengan lainnya saling berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk menerima tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil risiko dan menjadi pemimpin. Terhadap wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bersahabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu. Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sangat berbeda dari yng bukan wirausaha.
B.     Idiologi Wirausaha
Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam menjalani hidup. Kekuatan datang dari tindakan sendiri dan bukan dri orang lain. Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha mengambil risiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar. Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan dari pegalaman masa lampau membantu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal lelah.
Capaian tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan. Terima diri sendiri, tekanan kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemahan, jujur dan agresif dalam mengejar tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. Lakukan hal yang penting dan mampu untuk dikerjakan.
Mencapai kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan. Tetapi bukan merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha pada umumnya. Hasil yang diterima lebih penting dari hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil secara sempurna untuk satu tujuan dalam jangka waktu yang terlalu lama hanya akan menghambat perkembangan dan pertumbuhan pribadi.
C.    Jati diri Wirausaha
Manusia adalah individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau berbeda, hidup dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggungjawab berlainan, dan mempunyai tujuan hidup berlainan. Pengalaman seseorang pelaku usaha cukup luas dan beragam serta dapat menetukan situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha saling meniru antara satu dengan lainnya, yang tua dan identifikasi mendekati “model peranan” akan menghasilkan sikap dan keterampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan, kondisi keluarga, keuangan serta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan, apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak , akan mengalami kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha. Merencankan masa depan bersifat realistik dalam menentukan diri sendiri yang dapat dan tidak dapat diubah. Pengalaman masa lalu membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan pribadi secara terus-menerus.
D.    Bisnis Ditempat Kerja
Melakukan bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mengambil risiko, mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam keadaan konflik, perubahan, dan keragu-raguan. Berarti bahwa pelaku bisnis perlu menganalisis diri sendiri dalam  hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier, dan hasil yang diinginkan diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran ini bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk belajar dan berkembang dalam karier. Pelaku usaha akan belajar paling baik, jika melakukan hal-hal yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan tertentu, menimbang sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha. Rangkaian pertanyaan berikut memberi petunjuk tentang kemampuan pelaku usaha.
Tabel 2.2
Kemampuan wirausaha
PERTANYAAN
YA
TIDAK
Pekerjaan diri pelaku bisnis menghendaki pecaya pada diri sendiri.


Pelaku bisnis mempunyai motinasi diri untuk mencapai tujuan.


Pelaku bisnis dapat bekerja dengan orang lain.


Pelaku bisnis mengambil peran kepemimpinan dalam suatu kelompok.


Pelaku bisnis memanfaatkan kesempatan untuk meluaskan pengetahuan dengan mengikuti kursus maupun pendidikan.


Pelaku bisnis dapat berkomunikasi baik dengan orang lain.


Pelaku bisnis pendengar yang baik.


Prestasi pelaku bisnis menunjukkan ada perkembangan secara personal dan profesional.


Pelaku bisnis memilki citra diri yang positif.


Tujuan yang ingin dicapai merupakan tantangan.


Pelaku bisnis mampu membuat keputusan dengan mudah.



E.     Sikap Karir
Pelaku bisnis memilki kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah karir. Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan pada karir.
1.      Pilih karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh kemampuan dan bakat diri sendiri.
2.      Apabila memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses, gunakan untuk mengembangkan karir sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara gelap, pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil. Kembangkan sifat positif melalui kegiatan sehari-hari.
3.      Diperlukan pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan tersebut sangat membanu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tertentu.
4.      Tingkatkan kemampuan diri secara terus menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandangan ke depan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikkan diri.
5.      Semua selalu berubah, berarti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan dan gunakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih tinggi.
6.      Berorientasikan pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang mengatur kepada sukses masa depan.
7.      Memiliki kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima kelemahan dan cari sumber daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8.      Susun kegiatan menjadi rutin agar mempunyai banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit tenaga, untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis mempunyai banyak waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
9.      Terimalah tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu keadaan.
10.  Mampu menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para karyawan.
11.  Mempunyai keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakni akan kemampuan staf dan hasil yang dicapai.
12.  Penampilan diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik juga. Penampilan menetukan positif atau negatif reaksi orang lin dari diri sendiri, pastikan penampilan menarik.
13.  Mengambil keputusan merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendaki agar mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan itu untuk diterapkan.
14.  Jalani hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di masa lampaui. Pandang ke depan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan memuaskan.
F.     Sikap Mental
Pelaku usaha memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah menyembangkan cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.Saran berikut merupakan pengembangan sikap mental yang baik.
1.      Pelaku bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan, karena sikap ini menentukkan keberhasilan.
2.      Otak merupakan alat yang berdaya luar biasa, menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk memikirkan sesuatu memungkinkan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
3.      Sebagai manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakan imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berpikir yang “besar-besar”. Pelaku bisnis yang dapat melihat “image besar” adalah bersifat wirausaha dan merupakan calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.
4.      Humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat, terlalu serius dapat merugikan pekerjaan dan tidak sehat. Menunjukkan rasahumor berpengaruh pada orang lain dengan jalan menyebarkan optimisme dan suasana yang santai.
5.      Pikiran harus terorganisasi dengan baik dan mampu memuaskan pada berbagai permasalahn. Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke permasalahan lain dengan upaya yang minim.
G.    Perilaku Positif
Perilaku individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, pelaku usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan. Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Sikap positif dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut berguna bagi pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif.
1.      Pusatkan perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
2.      Pilih sasaran positif dalam pekerjaan.
3.      Bergaul dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan ciri-ciri dari orang di sekitar berimbas pada diri sendiri.
4.      Jauhi pikiran dan ide negatif.
5.      Diri sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
6.      Selalu awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan kerja maupun dalam kehidupan masyarakat.
7.      Tinggalkan suatu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari pada mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
8.      Lingkungan mempengaruhi prestasi, apabila tidak memenuhi kebutuhan diri wirausaha, ubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif dan memungkinkan tercapai sasaran yang diingikan.
9.      Percaya diri sendiri dan bakat, sukses datang bagi yang percaya pada kemampuan diri sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
10.  Hilangkan beban mental dengan mengmbil tindakan. Pusatkan pikiran pada problem tertentu. Sekali mencapai keputusa, ambil tindakan untuk memecahkan persoalan usahakan konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa ciri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan untuk mengambil keputusan dalam suasana stress. Mengelola dalam situasi stress yang terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mental baik. Paling utama dalam menangani stress meliputi : perhatikan dalam makan dan minum, tidurdan istirahat yang cukup, tidak merokok, memisahkan yang pentng dari yang “mendesak” dan dari yang “lain-lain” dimana harus dibuat dan mengutamakan menangani hal-hal yang penting dengan mengambil tindakan tidak berhenti pada rasa cemas. Siapkan rencana darurat untuk menangani apabila terjadi paling buruk, lebih baik, atau paling mungkin terjadi. Menghadapi stress, yang perlu diingat adalah menyediakan cukup waktu dan berusaha untuk kerja sesuai dengan rencana.
H.    Kebiasaan dan Sikap
Perbuatan baik sulit diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling utama. Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi. Bangun dua atau tiga jam lebih dini dari orang biasa merupakan sebuah cara untuk menjadi lebih produktif,ini menghendaki usaha besar, dan tidak menyenangkan. Apabila pelaku usaha dapat membentuk kebiasaan selama satu bulan setiap hari, akan menjadi kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif, membantu jika pada malam sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya. Kondisi semacam ini akan membawa kebiasaan baik lainnya, merencankan kegiatan penting hari berikut sebelum pergi tidur setiap malam.
Setelah satu bulan ingin mempertahankan kebiasaan yang baru di peroleh, kemungkinan besar bahwa kebiasaan itu yang lebih baik dan memegang peranan penting dalam prestasi masa depan. Seandainya mengetahui bahwa diri sendiri yang bertanggung jawab atas tindakan-tindakan seharusnya bersedia meninjau kembali kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan baru perlu menggantikan kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa depan.
A.    Pendahuluan Risiko Usaha
Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan risiko tinggi dihindari karena sumber kepuasaan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yng sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yang akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu. Sebagai pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan bagian dari kegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja di bawah tekanan-tekanan dan kondisi pengambilan risiko dan harus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu ada.
B.     Kondisi Berisiko
Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihan dari dua alternatif atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara obyektif. Kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi semakin besar risiko yang dihadapi. Sebagai penentu keputusan risiko pelaku usaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian, dengan menimbang kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternatif yang “mengandung risiko” atau alternatif “konservatif”, tergantung dari :
1.      Kemampuan daya tarik setiap alternatif.
2.      Kesediaan menerima kerugian.
3.      Kemampuan menerima keberhasilan dan kegagalan.
4.      Kemampuan meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian.
Contoh :
Seorang karyawan mempunyai sebuah pekerjaan yang aman, dengan gaji Rp 35 juta per tahun dan mendapatkan peluang untuk promosi setiap empat tahun. Karyawan tersebut juga mendapatkan peluang untuk membeli sebuah perusahaan dengan masa depan yang tidak pasti, namun demikian gaji pemilik perusahaan sekarang adalah Rp 45 juta per tahun. Perusahaan tersebut bisa jadi berhasil terus, atau sebaliknya akan mengalami kegagalan dalam waktu dua atau tiga tahun yang akan datang. Pilihan karyawan berada pada posisi antara tetap tinggal pada pekerjaan yang aman sebagai karyawan dengan imbalan keuangan dan karir yang pasti dan dapat diprediksi, atau mengambil risiko dengan kemungkinan mendapatkan imbalan karir dan keuangan yang lebih tinggi.
Terdapat orang yang tidak suka mengambil risiko, apapun kemungkinan keberhasilan yang akan terjadi, lebih suka pada posisi aman. Selain pada posis itu terdapat orang lain lebih “bersemangat”. Tidak puas dengan posisi sekarang dan mencari “peluang emas” supaya lebih cepat menjadi kaya. Orang-orang semacam ini cenderung dipengaruhi oleh berapa besar jumlah imbalan yang ditawarkan, tidak memperhatikan tingkat usaha yang dikehendaki. Tertarik pada keinginan hasil yang tinggi dengan usaha sedikit, akibatnya  merupakan spekulan murni.
Penilaian kondisi sorang wirausaha berlainan sekali dengan kedua tipe di atas, walaupun wirausaha terdapat juga persamaan karakter. Perbedaan utama terletak pada penilaian kemungkinan sukses perusahaan, seorang wirausaha akan melakukan secara sistematik dan menyeluruh serta sampai sejauh mana upaya-upaya untuk dapat mempengaruhi kemungkinan kegagalan maupun keberhasilan, selanjutnya memutuskan akan membeli apabila upaya yang dilakukan dapat untuk meraih keberhasilan.
Faktor lain dari rancangan pelaku usaha terhadap kondisi pengambilan risiko adalah kesediaan menerima tanggung jawab pribadi atas akibat-akibat keputusan, baik yang menguntungkan maupun merugikan. Sedangkan bagi bukan pelaku usaha merasa keberatan menerima tanggungjawab atas keputusan-keputusan yang mengakibatkan kegagalan, dan menghubungkan paristiwa-peristiwa dalam kehidupan dengan nasib, seperti persaingan dengan perusahaan besar atau campur-tangan pemerintah. Pelaku usaha semacam ini hanya mempertaruhkan semua, atau menolak semua situasi risiko karena merasa tidak dapat mempengaruhi hasil. Ciri-ciri wirausaha saling berkaitan, terutama pada perilaku pengambilan risiko, beberapa kaitan itu antara lain :
1.      Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
2.      Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan pada kemampuan sendiri, semakin besar keyakinan pada kemampuan sendiri, semakin besar keyakinan akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk mencoba apa yang dilihat orang lain sebagai risiko.
3.      Pengetahuan realistik mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruh hasil. Semua perilaku pengambilan risiko tidak sesederhana dan seobyektif apa yang digambarkan tersebut. Terdapat unsur kegairahan seorang wirausaha terhadap ketidakpastian dan ada dorongan untuk memastikan bahwa konsekuensi yang dihadapi penuh keberhasilan.
C.    Keputusan Risiko
Pengambilan keputusan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan potensi pada diri sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko dalam hubungan pribadi dengan anak, istri dan tetangga akan membantu memperoleh pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko seperlunya dan mengelakkan risiko yang kecil.
Pengambil risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa lalu, perhatian untuk masa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang. Apabila tidak bersedia mengambil risiko, mka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan kemampuan. Pertumbuhan pribadi dan profesional datang dari hidup di masa sekarang dan mengambil risiko yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan di masa yang akan datang.
Selaku pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambil keuntungan peluang-peluang masa sekrang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang membawa belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri. Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi harus menantang kemampuan, jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai. Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi dan berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung risiko pribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggungjawab, karena mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk menetukan masa depan diri sendiri. Apabila orang lain menanggung risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan pribadi selaku pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah. Pribadi pelaku usaha tidak dapat hidup secara penuh karena tidak menangung risiko atas perbuatan diri sendiri. Sesuatu yang salah dalam kehidupan diri sendiri, maka ini saat yang tepat untuk menanggung risiko demi perbaikan, jika tidak maka situasi akan semakin buruk, dan permasalahan semakin sukar dipecahkan.
Risiko timbul saat seseorang menerima tanggungjawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka bertanggung jawab mengatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian dari hidup, jangan mengambil risiko yang lebih besar dari yang dapat ditanggung, hal ini merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk mempertaruhkan semua demi suatu gagasan.
Sebagai wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan ini cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu wirausaha menggunakan inisiatif dan menilai tindakan mana saja yang mengandung risiko. Intuisi akan menetukan sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh. Faktor-faktor yang dapat terwujud namun penting adalah bakat, kemampuan dan pengalaman diri sendiri.
D.    Kembangkan Ide
Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide yang paling produktif.
Semua orang kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko tertentu akan mnyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu ide, saran, berikut dapat membantu mengatasi :
1.      Utarakan ide kepada isteri atau temen, lebih baik membicarakan suatu ide sebelum ditulis. Menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan suatu perbaikan. Setelah ide menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
2.      Pilih tempat dan waktu untuk mengemukkan ide kepada orang lain, jangan mengusulkan ide kepda perusahaan sewaktu mengalami krisis. Organisasi berada dalam keadaan stabil sebelum ide dipertahankan. Ketepatan waktusangat penting dalam mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap suatu yang baru.
3.      Kemukakan ide sedikit demi sedikit, pertama ajukan konsep total, seiring berjalannya waktu, dan semakin tertariknya orang pada ide, baru rinciannya dikemukakan.
E.     Tipe Pengambil Risiko
Pengambilan keputusan/risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain. Pengalaman lalu, situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masa depan, dalam bisnsis dibutuhkan berbagai tipe pengambil risiko. Organisasi tingkat bawah dibutuhkan pekerja yang terampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga sedikit risiko. Sebagaian besar pekerja masuk ke dalam pengambil risiko tipe ini, karena perilaku dapat diramalkan dan membawa kestabilan organisasi.
Tingkat manajemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan risiko. Manajer tingkat menengah lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan membuat perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi. Posisi ini dapat dianggap sebagai pengambil risiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi harus minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat teratas, mempunyai kemapuan untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan risiko dalam mewujudkan ide-ide menjadi kenyataan.
Wirausaha dapat dikatakan “praktis”, apabila organisasi tumbuh berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide sehingga mampu menerima risiko demi terlaksananya ide. Sebaliknya pelaku usaha merasa lebih praktis dalam menyadari keterbatasan diri dan membatasi kegiatan sampai pada aktivitas yang mampu dilaksanakan.
Pelaku usaha yang kreatif dan inovatif akan mengalami risiko yang sedang, bersedia menerima perubahan, mencoba alternatif lain dan mengembangkan inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi tokoh dalam dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide.
F.     Delegasikan Wewenang
Sebagai pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi diharapkan bersedia memberikan wewenang dan bertanggung jawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabepada orang lain mengandung risiko tertentu. Terdapat akibat negatif-negatif maupun positif, berarti pemimpin harus menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan harus mempunyai staf yang berorientasikan tindakan dan mampu menerima wewenang serta tanggung jawab.
 Keuntungan maksimum agar dapat diperoleh, karyawan diberi wewenang dan kebebasan untuk melaksanakan tugas dari tanggung jawab. Pelaku usaha membutuhkan pertolongan orang lain, tetapi seorang pemimpin tidak mempunyai waktu untuk memonitor kegiatan langsung, kepercayaan pada staf ditunjukkan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap jawaban memberi petunjuk mengenai kesediaan mengambil risiko dalam mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain dalam organisasi. Pelaku usaha yang dapat mendelegasikan kegiatan kepada orang lain, mempunyai waktu untuk kegiatan yang lebih penting seperti perencanaan jangka panjang atau pengembangan produk-produk baru.
G.    Melaksanakan Perubahan
Setiap melakukan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk menilai situasi secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang diperlukan, walupun mengandung risiko tertentu.
Suatu risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak penting, apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu rencana pasti dan mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana alternatif juga dirancang, karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatif memungkinkan eksibilitas bila permasalahan berubah.
Suatu rencana sudah dicanangkan kemudiaan dilaksanakan, sehingga jika rencana dilaksanakan makan dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang diterima tidak banyak, kekurangan upan balik menciptakan keraguan, setelah keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan masalah terpecahkan. Keyakinan dalam menangani persoalan sangat menentukan, jika yakin serangkaian tindkan akan memecahkan persoalan, maka tindakan tersebut menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh dukungan orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh :
1.      Keyakinan diri.
2.      Kesediaan untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan.
3.      Kemampuan menilai risiko secara realistik dan mengubah kesempatan kemungkinan.
4.      Menghadapi situasi risiko menurut tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena itu perlu menetapkan sasaran yang tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan semua kemampuan dan bakat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi tujuan, semakin besar risiko yang dihadapi.
H.    Evaluasi Risiko
Keberadaan kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap risiko, menetapkan tujuan-tujuan dan memungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis. Melalui data kuantitaf, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai dengan hubungan ide-ide yang telah digariskan. Pelaku usaha diharapkan mengetahui dengan cermat dan maka dari angka-angka tersebut. Data kuantitatif mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan. Lakukan evaluasi kebituhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko. Sebelum mengambil keputusan yang mengandung risiko perhatikan pertanyaan tersebut :
1.      Apakah risiko sepadan dengan hasil ?
2.      Bagaimana risiko dapat dikurangi atau dihindari ?
3.      Informasi apa yang diperlukan sebelum risiko diambil ?
4.      Sumber-sumber daya mana yang dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan ?
5.      Mengapa risiko ini penting ?
6.      Apa yang menakutkan dalam mengambil risiko ?
7.      Apa pelaku usaha bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan ?
8.      Apakah yang dapat dicapai dengan mengambil risiko ?
9.      Persiapan-persiapan apa yang perlu dibuat dalam mengambil risiko ?
10.  Bagaimana dapat mengetahui scara kuantitatif bahwa tujuan telah tercapai ?
11.  Apa halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan ?
Proses pemeriksaan diri penting dalam mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh dari sengkaian pertanyaan yang harus dijawab sebelum menanggung risiko. Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini dapat mengakibatkan kegagalan.
I.       Pengambilan Risiko
Perilaku mengambil risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang penting bagi manajemen tingkat puncak. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan untuk maju memilih laki-laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko dan berinovasi, daripada manjemen yang bersifat meneruskan dari perusahaan yang sudah ada.
Pengambilan risiko merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan, merupkan suatu keterampilan yang dapat ditingkatkan. Prosedur untuk menganalisis sebuah risiko :
1.      Taksiran Risiko
Pertama, menaksir ada tidaknya risiko : yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah alternatif. Misal, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya :
a.       Tetap pada tingkat permintaan sekarang ;
b.      Membeli peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan;
c.       Menyewa untuk memenuhi permintaan ; atau
d.      Mensupkontrakkan kepada produsen-produsen yang lebih kecil;
Apabila mempunyai arus kas baik, cadangan kas kuat, atau kemudahan kredit baik, dan sikap permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang, maka disini terdapat sedikit risiko dalam memutuskan salah satu dari alternatif-alternatif, meskipun alternatif pertama akan merupakan pilihan yang tidak bijaksana untuk diambil karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
Keadaan lain, meningkatkan permintaan tidak dapat dipastikan. Misal : produk atau jasa bisa menjadi usang karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing ; atau lebih banyak perusahaan yang masuk dalam bidang yang sama; atau pasar sedang mendekati titik jenuh. Lebih jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang dikehendaki karena tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini, terdapat berbagai derajat risiko, berkaitan dengan tingkat laba potensial (sukses) untuk berbagai alternatif.
2.      Tujuan dan Sasaran
Langkah berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan dirumuskan : mencapai pertumbuhan secara perlahan, mantap, atau tidak tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produk lain. Pelaku usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azas dengan tujuan dan sasaran perusahaan, apabila taat azas, proses pengmbilan keputusan diteruskan dan lakukan penaksiran alternatif secara rinci.
3.      Teliti Alternatif
Contoh kedua pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten dengan sasaran-sasran perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survai berbagai alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua biaya dapat ditelaah dengan obyektif. Sebagian besar merupakan biaya finansial. Tetapi jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan “biaya pribadi”, sosial dan fisik. Misal : merupakan sebuah alternatif menyita usaha pribadi ? apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial ? perlu menetukan biaya keuangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat dijalankan.
4.      Kumpulkan Informasi
Tahap selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penfsiran setiap kemungkinan realistik dapat dibuat sacara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk setiap permintaan dapat berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Eaksi dari persaingan ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan. Berbagai akibat sebaiknya ditelusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis :
a.       Apabila permintaan mendekati titik kejenuhan, pakah modifikasi, produk mendorong kenaikan permintaan di pasar baru.
b.      Apakah terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar yang sekarang ?
c.       Dapatkan peralatan mesin dimodifikasi dengan mudah untuk membuat produk-produk lain?
d.      Apakah ada kemungkinan para pembekal dan subkontraktor menaikkan harga-harga jika permintaan bertambah ?
Laba yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi pasar, ramalan-ramalan dari permintaan di masa depan, penaksiran reaksi pesaingan, dan berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi ini, seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
5.      Minimkan Risiko
Menentukan langkah berisikan penafsiran secara realistik tentang sejauh mana dapat mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
a.       Kesadaran yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan;
b.      Kreativitas dalam menetukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan).
c.       Kemampuan merencankan taktik dan strategi untukmewujudkan perubahan;
d.      Dorongan, energi dan antusias untuk melaksanakan strategi.

6.      Sebuah alternatif telah dipilih, sesuai sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana memuat jadual,rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk hasil yang akan terjadi, dan proses umpan-balik, sehingga perubahan-perubahan yang diperlukkan dilaksanakan dengan segera.










BAB III
MATERI PRODUK
Makanan Nugget sering didengar oleh kalangan masyarakat, hampir semua orang tau nugget terbuat dari olahan daging. Banyak orang beranggapan bahwa jika kita sering mengkonsumsi nugget daging tidak baik untuk kesehatan. Oleh karena itu kini saya akan memperkenalkan produk makanan yang aman untuk dikonsumsi, bagi untuk kesehatan yang memiliki banyak protein didalamnya dan cocok dilidah bagi semua kalangan baik dari usai muda sampai usia tua. Karena nugget yang saya olah terbuat dari olahan tempe, yang pasti orang Indonesia sudah mengenal tempe, yaitu olahan yang berbahan dasar kedelai yang difermentasikan sehingga menjadi tempe. Kini saya olah menjadi makanan modern.
Nugget tempe adalah makanan nugget yang terbuat dari olahan tempe yang dijamin aman untuk dikonsumsi karena tidak mengandung bahan-bahan tekstil. Dan dijamin 100% halah karena makanan nugget yang dicampuri dengan ayam yang masih hidup yang beli langsung di pedagang ayam.
A.    Peralatan Yang Digunakan
1.      Kukusan
2.      Pisau
3.      Baskom Plastik
4.      Talenan
5.      Wajan
6.      Spatula
7.      Kompor gas
8.      Sendok
9.      Blender
10.  Centong


B.     Bahan Baku Yang Digunakan
1.      Tempe kedelai , yang sudah dihaluskan
2.      Tepung terigu
3.      Bawang putih
4.      Bawang bombay
5.      Telur ayam
6.      Merica bubuk
7.      Tepung roti
8.      Daging cincang
9.      Garam
10.  Gula
11.  Daun seledri dan daun bawang
12.  Wortel
13.  Keju
14.  Saus

C.    Pembuatan Produk
1.      Campurkan semua bahan-bahan yang dibutuhkan (tempe, daging giling, telur, keju, sayuran dll) aduk sampai rata.
2.      Setelah itu, siapkan telur yang sudah dikocok, tepung terigu, tepung roti, dan nugget yang sudah dibentuk persegi. Lalu nugget yang sudah dibentuk jelupkan ke telur dan selajutnya ke tepung roti.
3.      Nugget tempe digoreng sampai warnanya kecoklatan atau kuning keemasan, lalu diangkat dan ditiriskan di tempat yang kering.
4.      Nugget tempe siap dinikmati, nugget akan lebih sedap jika disantap dengan saus dan nasi hangat ataupun dimakan langsung. Yummm lezat.

D.    Kelebihan dan Keunggulan Produk
Keunggulan produk
1.      Kami menawarkan suatu produk makanan sehat dan rasa yang lezat.
2.      Kami menawarkan kreativitas yaitu nugget dari tempe yang menarik. Dan nugget tempe harganya terjangkau.
3.      Varian rasa yang lebih attractive dan bervariasi.

Kelebihan produk
1.      Tidak mengandung bahan pengawet.
2.      Mengandung banyak manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh.
3.      Aman  dikonsumsi oleh semua kalangan.
4.      Bahan yang diperlukan mudah didapat.


















BAB IV
PEMBAHASAN DAN PENERAPAN

A.    Analisis Teknik SWOT
1.      Streangth
Produk saya mampu bersaing dengan produk-produk lainnya. Dari segi bahan baku yang mudah didapat, harga yang terjangkau, banyak disukai oleh masyarakat, akan memikat masyarakat luas. penyajian dari nugget tempe ini sangatlah sederhana tanpa memerlukan banyak waktu dan penyajian, serta nugget tempe ini mempunyai banyak rasa, sehingga konsumen dapat memilih rasayang sesuai dengan selera. Karena sudah dibekali dengan keterampilan dan keahlian yang dimilki. Oleh karena itu saya tidak ragu dengan produk usaha ini untuk dipromosikan kepada masyarakat luas. Agar produk dapat dikenal di mata masyarakat luas dan bisa menjadi produk yang banyak diminati oleh masyarakat. Bahan baku yang diperoleh untuk pembuatan nugget tempe ini sangat mudah dan harganya terjangkau. Cocok untuk usaha pemula yang saya dirikan. Yang membutuhkan banyak bahan baku untuk usaha nugget tempe ini.
2.      Weakness
Belum memiliki cukup pengalaman dalam mengatasi kepuasan pelanggan, tanggapi keluhan, jalin komunikasi yang baik, lakukan survei kepuasan pelanggan secara rutin dan berkesinambungan. Harus peduli terhadap pelanggan, sebab pelanggan adalah pendapatan usaha, makin banyak pelanggan akan semakin banyak pendapatan yang diperoleh. Sebaliknya, semakin sedikit pelanggan, semakin sedikit penghasilan. Permintaan dari konsumen biasanya akan menurun, jika keadaan cuaca sedang buruk. Faktor kenaikan dari harga sembako juga dapat mengurangi permintaan dari konsumen.
3.      Peluang (Opportunity) :
Nugget tempe ini bisa dinikmati dari semua usia dari yang muda sampai yang tua, maka pasar sasaranya mencakup semua kalangan masyarakat. Dengan melakukan program promosi jitu, agar banyak konsumen yang tertarik dengan nugget tempe. Bukan untuk sekedar mampir dan melihat tetapi diharapkan konsumen juga membeli produk nugget tempe ini. Dengan promosi di lewat media sosial, promosi lewat warung-warung, ataupun sekitar tempat produksi ini. Agar masyarakat tau dan mengenal nugget yang terbuat dari tempe, dan bukan hanya nugget yang terbuat dari daging. Disamping itu usaha yang saya jalankan ini selalu meningkatkan produksi. Dalam usaha pembuatan nugget tempe ini, perusahaan kami melakukan latihan terus-menerus agar tercipta rasa yang enak dan lezat di lidah masyarakat. Kami berusaha belajar untuk berbisnis yang baik dengan segala fasilitas yang ada dan menjalin koneksi yang luas.
4.      Ancaman (Threat)
Nugget tempe ini tidak bertahan lama karena bahan baku yang dibuat secara alami penyebab faktor tidak bertahan olahan nugget ini. Nugget tempe bertahan sekitar 3-5 hari itupun harus dimasukkan kedalam kulkas. Agar dapat bertahan lama. Melihat dari banyaknya permintaan masyarakat dalam mengkonsumsi makanan, maka persaingan dalam menjalankan usaha ini pun cukup banyak. Dan apabila pelayanan dan kualitas yang kita berikan kepada konsumen kurang memuaskan, maka konsumen pun akan merasa kecewa. Melakukan promosi kepada masyarakat yang sekiranya tertarik dengan produk kami. Untuk mengatisipasi adanya ancaman yang akan membuat produk akan menjadi tersaing dari produk lainnya. Menawarkan keuntungan yang di dapat dengan membeli produk kami. Dengan pembelian awal nugget tempe konsumen dapat mendapatkan keuntungan berupa diskon.Lebih meningkatkan promosi ke masyarakat luas, agar banyak yang tertarik membeli nugget tempe. Menjaga kualitas produk hal yang utama dalam menjalankan usaha terutama makanan atau minuman. Maka itu usaha kami berusaha meningkatkn kualitas produk nugget tempe ini agar selalu terjaga kualitasnya.
B.     Jiwa Wirausaha
Beberapa masalah sosial yang diakibatkan oleh tingginya pengangguran diantaranya penyalahgunaan narkoba, kriminalitas, pergaulan bebas, dll. Kondisi tersebut akan mengganggu pembangunan di segala bidang dan stabilitas nasional. Oleh karena itu dibutuhkan kemitraan karena terkadang dalam berwirausaha kita tidak dapat memulainya sendiri baik karena kekurangan uang, sumber daya maupun kreatifitas. Seorang wirausaha harus memiliki ciri yang percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil risiko, kepemimpinan, keorisinilan dan berorientasi ke masa depan. Dan seorang wirausaha harus memiliki watak : yakin, tidak tergantung, individualis, optimis,butuh prestasi, orientasi laba, tekun dan taba, kerja keras, dorongan kuat, energik dan inisiatif. Dll. Menjadi wirausaha tidaklah mudah. Dibutuhkan skill, modal dan manajemen yang baik.
C.    Risiko Usaha
Risiko merupakan informasi, kejadian, kerugian atau pekerjaan yang terjadi sebagai akibat dari keputusan yang diambil dalam kehidupan sehari-hari. Risiko dapat bersifat pasti maupun tidak pasti yang bisa di kalkulasi secara kuantitatif. Kunci untuk mengetahui seberapa besar risiko yang dihadapi adalah seberapa besar kita mendapatkan informasi.
Risiko murni, adalah risiko yang menyebabkan kerugian dan tidak mungkin menimbulkan keuntungan. Risiko murni terjadi karena ketidaksengajaan dan tidak dapat dicegah. Misal : Tiba-tiba listrik padam.
Kegagalan perencanaan jelas merupakan suatu kesalahan wirausaha yang tidak mengingat kegagalan dalam melakukan suatu bisni, tentunya hal yang didahulukan adalah sebuah perencaan yang nyata dan bisa dikonsep melalui sebuah tulisan. Contoh dari kegagalan perencanaan : kurangnya dana atau modal.
            Tipe pengambilan risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain, pengalam lalu, situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masa depan, dalam bisnis dibutuhkan berbagai tipe pengambilan risiko. Karena perilaku dapat diramalkan dan membawa kestabilan organisasi.
BAB V
 PENUTUP
A.    Kesimpulan












B.     Saran





DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, 2008. “kewirausahaan”. Galaksi Nusindo : Semarang.
Birkinshaw, Julian, 2000. “Entreprenuership In the Global Firm”. Sage Publications : London.
Birley, Sue and D. Muzyka, 2000. “Mastering Entreprenuership”. Preantice Hall.
















LAMPIRAN
Cara membuat nugget sehat dan lezat
1.      Pertama campurkan semua bahan-bahan yang dibutuhkan (tempe, daging giling, telur, keju, sayuran,dll) aduk sampai rata.




2.      Setelah itu siapkan telur yang sudah dikocok, tepung terigu, tepung roti dan nugget yang sudah dibentuk persegi. Lalu nugget yang sudah di bentuk  jelupkan ke telur dan selanjutnya ke tepung roti.








3.      Nugget yang sudah dicampurkan ke tepung roti selanjutnya digoreng sampai warnanyakecoklatanatau kuning keemasan, lalu diangkat dan ditiriskan di tempat yang kering





4.      Nugget tempe siap dinikmati, nugget akan lebih sedap jika disantap bersama saus dan nasi hangat ataupun dimakan langsung. Yummmmm lezat.




Profil Perusahaan Nugget Tempe Pollaris :
Nama Perusahaan                                            : Pollaris
Jenis Produk                                                    : Makanan GETHATTOS
Alamat                                                            : JL.P.Dipenogoro no 148 Pati
DesaMertokusuman RT 6/RW 2 Pati
KodePos 59163
Email                                                               : mayaindri89@yahoo.com
Blog                                                                : Indrimay96.blogspot.co.id


ANALISIS PROPOSAL GETHATTOS
“NUGGET SEHAT DAN LEZAT”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Dr.Drs.Sukirman Pd.SH,MM

                                                Disusun oleh :
Maya Indri Palupie (201511356)
Kelas : 4C






 



PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan keridoannya, saya bisa membuat suatu gagasan usaha dalam bentuk Makalah yang Insya Allah akan bermanfaat bagi saya sebagai pemilik usaha, investor, dan umumnya masyarakat.
            GETHATTOS ialah nama yang saya buat untuk kegiatan usaha ini, yang begerak di bidang produk makanan.
            Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, memberi saran, dan masukan–masukannya untuk kelancaran usaha ini. Khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan, yang sangat berperan dalam pengarahan kegiatan usaha ini.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca, yang ingin membuat suatu usaha.







DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................            i
KATA PENGANTAR................................................................................           ii
DAFTAR ISI................................................................................................          iii
ABSTRAK...................................................................................................          iv
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ........................................................................................ ....... 1                       
B.     Rumusan Masalah.................................................................................... ....... 2           
C.     Tujuan ...................................................................................................... ....... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Penulisan.................................................................................................. ....... 3
BAB III MATERI  PRODUK

A.    Materi Produk.......................................................................................... ..... 28
B.     Peralatan Yang Digunakan...................................................................... ..... 28
C.     Bahan Baku Yang Digunakan...................................................................... 29
D.    Pembuatan Produk......................................................................................... 29
E.     Kelebihan dan Keunggulan Produk............................................................... 29
BAB IV PEMBAHASAN DAN PENERAPAN
A.    Analisis Teknik SWOT............................................................................. ..... 31           
B.     Jiwa Wirausaha.............................................................................................. 32
C.     Risiko Usaha............................................................................................ ..... 33           
BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 35
B.     Saran.............................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... ..... 37
LAMPIRAN................................................................................................... ..... 38
ABSTRAK
Dengan perkembangan zaman dan teknologi maka orang sekarang mulai berhati-hati dalam memilih dan membeli makanan, karena pada masa kni banyak makanan yang dibuat dengan menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Sebagai masyarakat kelas bawah, memilih makanan hanya berpedoman pada rasanya yang enak dan murah. Dua hal inilah yang menjadi prioritas utama mereka dalam memakanan tersebut. Untuk itu kami bermaksud untuk membuat makanan yang memiliki rasa yang enak dengan harga yang cukup murah dan aman untuk dikonsumsi karena tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya, serta memiliki kandungan gizi yang cukup.
Dunia usaha akhir-akhir ini mulai menunjukkan adanya pertumbuhan positif, kondisi ini diakibatkan dari upaya pelaku usaha maupun pemerintahan mengalokasikan saran dan prasarana terutama dengan deregulasi yang banyak dilakukan. Pertumbuhan usaha juga didorong oleh pengaruh globalisasi yang melanda dunia pada dawarsa terakhir ini sehingga memaksa untuk melakukan tantangan hidup. Tanpa melakukan perubahan bisnis pelaku usaha tidak mampu meraih potensi bisnis yang diharapkan oleh pemerintah
      Pengertian Wirausahawan (enterpreneur) diperoleh dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2011) menyatakan bahwa entreprenuer berasal dari bahasa Perancis yaitu (to undertake). Konsep mengenai entreprenuer adalah sebagai berikut :
The entreprenuer is one who undertake to organize, manage, and asume the risk of a business.
Konsep ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebut, risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dengan perkembangan zaman dan teknologi maka orang sekarang mulai berhati-hati dalam memilih dan membeli makanan, karena pada masa kni banyak makanan yang dibuat dengan menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Sebagai masyarakat kelas bawah, memilih makanan hanya berpedoman pada rasanya yang enak dan murah. Dua hal inilah yang menjadi prioritas utama mereka dalam memakanan tersebut. Untuk itu kami bermaksud untuk membuat makanan yang memiliki rasa yang enak dengan harga yang cukup murah dan aman untuk dikonsumsi karena tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya, serta memiliki kandungan gizi yang cukup.
Dari uraian diatas maka sangat potensial bila kami mengembangkan usaha nugget tempe ini, karena sebagian dari masyarakat sangat menyukai nugget tempe ini. Nugget tempe bisa menjadi pilihan makanan bagi orang yang tidak mengkonsumsi daging. Orang memiliki banyak alasan untuk menjadi vegetarian. Alasan yang sering mereka gunakan antara lain: Hemat,kita tahu bahwa harga daging tidaklah murah. Menggantinya dengan tempe dapat menekan pengeluaran. Sehat dengan menjadi vegetarian, kita terhindar dari semua lemak hewani. Lemak hewani merupakan sumber kolesterol yang jadi salah satu  pemicu penyakit jantung dan kanker. Inovasi makanan yang diajukan yaitu nugget tempe dengan aneka rasa makanan khas Indonesia.
 Inovasi makanan ini diharapkan dapat menjadi makanan alternatif bagi orang yang tidak mengkonsumsi daging. Selain itu, inovasi makanan ini juga memiliki keunikan dibandingkan dengan nugget yang terbuat dari daging, nugget tempe ini dilengkapi dengan aneka sayuran dan aneka rasa. Masakan khas Indonesia. Nugget tempe yang terbuat dari bahan vegetarian yang kaya akan nutrisi, akan semakin lengkap kandungan gizinya jika di modifikasi lagi dengan menambahkan berbagai jenis sayuran didalamnya. Aneka rasa masakan khas Indonesia menjadikan nugget tempe ini menjadi pilihan bagi seluruh masyarakat Indonesia yang memiliki cita rasa khas dari masing-masing daerah di Indonesia.
Siapa yang tak kenal tempe ? Di Indonesia juga seluruh dunia seneng memakan jenis makanan dari kacang kedelai ini. Beragam makanan bisa diolah dari tempe. Rasanya pun enak dan gurih. Harga tempe yang murah meriah, meski sekarang sudah naik akibat bahan bakunya diimpor, menjadi pilihan bagi para ibu rumah tangga. Jadi penasaran, apa saja kandungan gizi yang ada dalam tempe sehingga banyak orang mau mengkonsumsi ?. tempe merupakan sumber protein nabati. Mengandung serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi.kandungan antibiotik dan antioksidan di dalamnya dapat menyembuhkan infeksi serta mencegah penyakit deneratif.
Dalam 100 gram tempe mengandung protein 20,8 gram, lemak 8,8 gram, serat 1,4 gram,kalsium 155 miligram, fosfor 326 miligram, zat besi 4 miligram, vitamin B1 0,19 miligram, karoten 34 mikrogram.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana tips untuk membuka usaha nugget tempe yang baik dan benar serta tidak merugi ?
2.      Bagaimana cara mengantisipasi persaingan usaha bisnis yang semakin ketat saat ini ?
3.      Bagaimana caranya agar kita bisa meraih kesuksesan dalam bisnis nugget tempe ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui tips untuk membuka usaha nugget yang baik dan benar serta tidak merugi ?
2.      Untuk megetahui cara mengantisipasi persaingan usaha bisnis yang semakin ketat saat ini ?
3.      Untuk mengetahui cara agar bisa meraih kesuksesan dalam bisnis nugget tempe ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.     Wirausahawan
Pengertian Wirausahawan (enterpreneur) diperoleh dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2011) menyatakan bahwa entreprenuer berasal dari bahasa Perancis yaitu (to undertake). Konsep mengenai entreprenuer adalah sebagai berikut :
The entreprenuer is one who undertake to organize, manage, and asume the risk of a business.
Konsep ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebut, risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.
Zimmerer dan Scarborough (2005) memberikan konsep wirausaawan sebagai berikut : An entreprenuer is one who creates a new business in the face of risk and undertainty for the purpose of achieving profit and growth by indentifying significant opprotunities and assembling the necessary to capitalize o them.
Konsep tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi risiko di masa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha.Berdasarkan kedua konsep disebutkan bahwa entreprenuer merupakan tindakan seseorng yang berani menanggung risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai empat karakteristik yaitu :
a.       Menjelaskan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
b.      Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut dimasa–masa mendatang.
c.       Bisnis yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan tumbuh, dan
d.      Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
B.     Risiko dan Karakteristik
Landau (1982) mengusulkan hubungan dari risiko yang dibawa (risk baring) dengan karakteristik inovasi membuat sebuah dasar klasifikasi entreprenuer. Hubungan tersebut dapat diperhatikan pada Tabel 1.1 . Gambar merupakan entreprenuer juga, tetapi selalu mempunyai karakteristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer (pemimpin) adalah entreprenuer yang mempunysi inovasi tinggi, tetapi hanya menerima risikoyang rendah.
Tabel : 1.1 Entrepreneur Klasifikasi Landau
High Risk Bearing
Gambler
Entreprenuer
Consolidator
Dreamer
Low
Low                                                     High
                        Innovativeness
Consolidator adalah entreprenuer yang hanya bisa menerima risiko rendah dan karakteristik inovasi rendah. Entreprenuer adalah seorang yang mempunyai karakteristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau bawahannya juga tinggi.Kuratko dan Hodgetts (2001) menyebutkan ada 10 karakteristik dari entreprenuer yaitu :
1.      Entreprenuer adalah pelaku bukan pemikir.
2.      Entreprenuer dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
3.      Entreprenuer selalu menjadi penemu atau pencipta sesuatu.
4.      Entreprenuer adalah akademisi dan tidak bisa menyesuaikan dalam masyarakat.
5.      Entreprenuer harus memenuhi the profile.
6.      Kebutuhan entreprenuer adalah uang.
7.      Kebutuhan entreprenuer adalah keberuntungan.
8.      Ketidaktahuan merupakan kebahagiaan bagi entreprenuer.
9.      Entreprenuer pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup tinggi.
10.  Entreprenuer adalah sangat mengambil risiko (gamblers)
Karakteristik ini sangat memberikan pandangan kepada semua pihak bahwa entreprenuer selalu membawa risiko dan inovasi. Kao (1991) menyebutkan terhadap 11 karakteristik entreprenuer yaitu :
1.      Total komitmen, penentu, dan melindungi.
2.      Dorongan untuk mendapatkan atau bertumbuh.
3.      Orientasi kepada kesempatan dan tujuan.
4.      Mempunyai inisiatif dan tanggung jawab personal.
5.      Pemecahan persoalan secara terus menerus.
6.      Mempunyai realisme dan dapat bercengkerama (humor).
7.      Selalu mencari dan menggunakan umpan balik (feedback).
8.      Selalu berfokus pada internal.
9.      Menghitung dan mencari risiko.
10.  Kebutuhan yang kecil untuk status dan kekuasaan.
11.  Memiliki integritas dan reliabilitas.
Sukardi (1991) menemukan ada sembilan karakteristik tingkah laku wirausahawan yaitu :
1.      Sifat instrumental
2.      Sifat prestatif
3.      Sifat keluwesan bergaul
4.      Sifat kerja keras
5.      Sifat keyakinan diri
6.      Sifat pengambil risiko
7.      Sifat swakendali
8.      Sifat kemandirian
Berdasarkan karakteristik entreprenuer yang dikemukakan oleh ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa entreprenuerharus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan (network), inovasi dan keinginan bertumbuh, serta pengambilrisiko. Kondisi ini menunjukkan bahwa para entreprenuer menemui tekanan (stress) setiap inovasi yang dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian, menurut Boyd dan Gumpert (1983) bahwa sumber tekanan dapat diidentifikasidari empat penyebab yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan, persoalan-persoalan manusia (pegawai), dan kebutuhan akan keberhasilan atau tercapai.
C.    Mengatasi Tekanan
Mengatisipasi tekanan entreprenuer harus bisa berhasil, supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan para entreprenuer seperti melakukan meditasi, melemahkan otot dengan olahraga, mencari hiburan dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu :
1.      Menciptaka networking : kesepian yang dihadapi dilakukan dengan menciptakan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu bercerita permasalahan yang dihadapi.
2.      Keluar dari persoalan secara total : pada saat tidak berkerja seperti hari libur atau akhir pekan entreprenuer melepaskan semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat menciptakan kesegaran.
3.      Berkomunikasi dengan pekrja : entreprenuer mau membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan akan membantu entreprenuer dalam menghadapi persoalan.
4.      Menciptakan kepuasan di luar perusahaan : entreprenuer dapat melakukan kegitan di luar perusahaan untuk mendapatkan kepuasan sehingga bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
5.      Pendelegasian : entreprenuer harus bisa mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.
Seluruh uraian tersebut memberikan penjelasan tentang, inovasi dan risiko serta keinginan berkembangan merupakan karakteristik utama dari entreprenuer.

A.    Pendahuluan Jiwa Wirausaha
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Ciri dan profil wirausaha adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Ciri dan Profil Wirausaha
Ciri-ciri
Watak
Percaya diri.
Yakin, tidak tergantung, individualis,optimis.
Berorientasikan pada tugas dan hasil.
Butuh prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan kuat, energi, dan inisiatif.
Pengambilan risiko.
Mampu mengambil risiko, suka tantangan.
Kepemimpinan.
Sebagai pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
Keorisinilan.
Inovatif dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak.
Berorientasi ke masa ke depan.
Pandangan ke depan, perseptif.
Sumber : East West Center, Honolulu. 1977 dalam Meredith , GG, et al.
            Jika tersebut perlu dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimiliki, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara yang satu dengan lainnya saling berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk menerima tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil risiko dan menjadi pemimpin. Terhadap wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bersahabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu. Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sangat berbeda dari yng bukan wirausaha.
B.     Idiologi Wirausaha
Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam menjalani hidup. Kekuatan datang dari tindakan sendiri dan bukan dri orang lain. Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha mengambil risiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar. Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan dari pegalaman masa lampau membantu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal lelah.
Capaian tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan. Terima diri sendiri, tekanan kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemahan, jujur dan agresif dalam mengejar tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. Lakukan hal yang penting dan mampu untuk dikerjakan.
Mencapai kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan. Tetapi bukan merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha pada umumnya. Hasil yang diterima lebih penting dari hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil secara sempurna untuk satu tujuan dalam jangka waktu yang terlalu lama hanya akan menghambat perkembangan dan pertumbuhan pribadi.
C.    Jati diri Wirausaha
Manusia adalah individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau berbeda, hidup dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggungjawab berlainan, dan mempunyai tujuan hidup berlainan. Pengalaman seseorang pelaku usaha cukup luas dan beragam serta dapat menetukan situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha saling meniru antara satu dengan lainnya, yang tua dan identifikasi mendekati “model peranan” akan menghasilkan sikap dan keterampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan, kondisi keluarga, keuangan serta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan, apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak , akan mengalami kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha. Merencankan masa depan bersifat realistik dalam menentukan diri sendiri yang dapat dan tidak dapat diubah. Pengalaman masa lalu membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan pribadi secara terus-menerus.
D.    Bisnis Ditempat Kerja
Melakukan bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mengambil risiko, mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam keadaan konflik, perubahan, dan keragu-raguan. Berarti bahwa pelaku bisnis perlu menganalisis diri sendiri dalam  hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier, dan hasil yang diinginkan diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran ini bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk belajar dan berkembang dalam karier. Pelaku usaha akan belajar paling baik, jika melakukan hal-hal yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan tertentu, menimbang sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha. Rangkaian pertanyaan berikut memberi petunjuk tentang kemampuan pelaku usaha.
Tabel 2.2
Kemampuan wirausaha
PERTANYAAN
YA
TIDAK
Pekerjaan diri pelaku bisnis menghendaki pecaya pada diri sendiri.


Pelaku bisnis mempunyai motinasi diri untuk mencapai tujuan.


Pelaku bisnis dapat bekerja dengan orang lain.


Pelaku bisnis mengambil peran kepemimpinan dalam suatu kelompok.


Pelaku bisnis memanfaatkan kesempatan untuk meluaskan pengetahuan dengan mengikuti kursus maupun pendidikan.


Pelaku bisnis dapat berkomunikasi baik dengan orang lain.


Pelaku bisnis pendengar yang baik.


Prestasi pelaku bisnis menunjukkan ada perkembangan secara personal dan profesional.


Pelaku bisnis memilki citra diri yang positif.


Tujuan yang ingin dicapai merupakan tantangan.


Pelaku bisnis mampu membuat keputusan dengan mudah.



E.     Sikap Karir
Pelaku bisnis memilki kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah karir. Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan pada karir.
1.      Pilih karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh kemampuan dan bakat diri sendiri.
2.      Apabila memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses, gunakan untuk mengembangkan karir sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara gelap, pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil. Kembangkan sifat positif melalui kegiatan sehari-hari.
3.      Diperlukan pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan tersebut sangat membanu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tertentu.
4.      Tingkatkan kemampuan diri secara terus menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandangan ke depan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikkan diri.
5.      Semua selalu berubah, berarti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan dan gunakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih tinggi.
6.      Berorientasikan pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang mengatur kepada sukses masa depan.
7.      Memiliki kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima kelemahan dan cari sumber daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8.      Susun kegiatan menjadi rutin agar mempunyai banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit tenaga, untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis mempunyai banyak waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
9.      Terimalah tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu keadaan.
10.  Mampu menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para karyawan.
11.  Mempunyai keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakni akan kemampuan staf dan hasil yang dicapai.
12.  Penampilan diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik juga. Penampilan menetukan positif atau negatif reaksi orang lin dari diri sendiri, pastikan penampilan menarik.
13.  Mengambil keputusan merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendaki agar mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan itu untuk diterapkan.
14.  Jalani hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di masa lampaui. Pandang ke depan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan memuaskan.
F.     Sikap Mental
Pelaku usaha memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah menyembangkan cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.Saran berikut merupakan pengembangan sikap mental yang baik.
1.      Pelaku bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan, karena sikap ini menentukkan keberhasilan.
2.      Otak merupakan alat yang berdaya luar biasa, menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk memikirkan sesuatu memungkinkan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
3.      Sebagai manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakan imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berpikir yang “besar-besar”. Pelaku bisnis yang dapat melihat “image besar” adalah bersifat wirausaha dan merupakan calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.
4.      Humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat, terlalu serius dapat merugikan pekerjaan dan tidak sehat. Menunjukkan rasahumor berpengaruh pada orang lain dengan jalan menyebarkan optimisme dan suasana yang santai.
5.      Pikiran harus terorganisasi dengan baik dan mampu memuaskan pada berbagai permasalahn. Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke permasalahan lain dengan upaya yang minim.
G.    Perilaku Positif
Perilaku individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, pelaku usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan. Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Sikap positif dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut berguna bagi pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif.
1.      Pusatkan perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
2.      Pilih sasaran positif dalam pekerjaan.
3.      Bergaul dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan ciri-ciri dari orang di sekitar berimbas pada diri sendiri.
4.      Jauhi pikiran dan ide negatif.
5.      Diri sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
6.      Selalu awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan kerja maupun dalam kehidupan masyarakat.
7.      Tinggalkan suatu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari pada mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
8.      Lingkungan mempengaruhi prestasi, apabila tidak memenuhi kebutuhan diri wirausaha, ubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif dan memungkinkan tercapai sasaran yang diingikan.
9.      Percaya diri sendiri dan bakat, sukses datang bagi yang percaya pada kemampuan diri sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
10.  Hilangkan beban mental dengan mengmbil tindakan. Pusatkan pikiran pada problem tertentu. Sekali mencapai keputusa, ambil tindakan untuk memecahkan persoalan usahakan konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa ciri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan untuk mengambil keputusan dalam suasana stress. Mengelola dalam situasi stress yang terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mental baik. Paling utama dalam menangani stress meliputi : perhatikan dalam makan dan minum, tidurdan istirahat yang cukup, tidak merokok, memisahkan yang pentng dari yang “mendesak” dan dari yang “lain-lain” dimana harus dibuat dan mengutamakan menangani hal-hal yang penting dengan mengambil tindakan tidak berhenti pada rasa cemas. Siapkan rencana darurat untuk menangani apabila terjadi paling buruk, lebih baik, atau paling mungkin terjadi. Menghadapi stress, yang perlu diingat adalah menyediakan cukup waktu dan berusaha untuk kerja sesuai dengan rencana.
H.    Kebiasaan dan Sikap
Perbuatan baik sulit diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling utama. Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi. Bangun dua atau tiga jam lebih dini dari orang biasa merupakan sebuah cara untuk menjadi lebih produktif,ini menghendaki usaha besar, dan tidak menyenangkan. Apabila pelaku usaha dapat membentuk kebiasaan selama satu bulan setiap hari, akan menjadi kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif, membantu jika pada malam sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya. Kondisi semacam ini akan membawa kebiasaan baik lainnya, merencankan kegiatan penting hari berikut sebelum pergi tidur setiap malam.
Setelah satu bulan ingin mempertahankan kebiasaan yang baru di peroleh, kemungkinan besar bahwa kebiasaan itu yang lebih baik dan memegang peranan penting dalam prestasi masa depan. Seandainya mengetahui bahwa diri sendiri yang bertanggung jawab atas tindakan-tindakan seharusnya bersedia meninjau kembali kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan baru perlu menggantikan kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa depan.
A.    Pendahuluan Risiko Usaha
Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan risiko tinggi dihindari karena sumber kepuasaan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yng sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yang akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu. Sebagai pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan bagian dari kegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja di bawah tekanan-tekanan dan kondisi pengambilan risiko dan harus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu ada.
B.     Kondisi Berisiko
Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihan dari dua alternatif atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara obyektif. Kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi semakin besar risiko yang dihadapi. Sebagai penentu keputusan risiko pelaku usaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian, dengan menimbang kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternatif yang “mengandung risiko” atau alternatif “konservatif”, tergantung dari :
1.      Kemampuan daya tarik setiap alternatif.
2.      Kesediaan menerima kerugian.
3.      Kemampuan menerima keberhasilan dan kegagalan.
4.      Kemampuan meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian.
Contoh :
Seorang karyawan mempunyai sebuah pekerjaan yang aman, dengan gaji Rp 35 juta per tahun dan mendapatkan peluang untuk promosi setiap empat tahun. Karyawan tersebut juga mendapatkan peluang untuk membeli sebuah perusahaan dengan masa depan yang tidak pasti, namun demikian gaji pemilik perusahaan sekarang adalah Rp 45 juta per tahun. Perusahaan tersebut bisa jadi berhasil terus, atau sebaliknya akan mengalami kegagalan dalam waktu dua atau tiga tahun yang akan datang. Pilihan karyawan berada pada posisi antara tetap tinggal pada pekerjaan yang aman sebagai karyawan dengan imbalan keuangan dan karir yang pasti dan dapat diprediksi, atau mengambil risiko dengan kemungkinan mendapatkan imbalan karir dan keuangan yang lebih tinggi.
Terdapat orang yang tidak suka mengambil risiko, apapun kemungkinan keberhasilan yang akan terjadi, lebih suka pada posisi aman. Selain pada posis itu terdapat orang lain lebih “bersemangat”. Tidak puas dengan posisi sekarang dan mencari “peluang emas” supaya lebih cepat menjadi kaya. Orang-orang semacam ini cenderung dipengaruhi oleh berapa besar jumlah imbalan yang ditawarkan, tidak memperhatikan tingkat usaha yang dikehendaki. Tertarik pada keinginan hasil yang tinggi dengan usaha sedikit, akibatnya  merupakan spekulan murni.
Penilaian kondisi sorang wirausaha berlainan sekali dengan kedua tipe di atas, walaupun wirausaha terdapat juga persamaan karakter. Perbedaan utama terletak pada penilaian kemungkinan sukses perusahaan, seorang wirausaha akan melakukan secara sistematik dan menyeluruh serta sampai sejauh mana upaya-upaya untuk dapat mempengaruhi kemungkinan kegagalan maupun keberhasilan, selanjutnya memutuskan akan membeli apabila upaya yang dilakukan dapat untuk meraih keberhasilan.
Faktor lain dari rancangan pelaku usaha terhadap kondisi pengambilan risiko adalah kesediaan menerima tanggung jawab pribadi atas akibat-akibat keputusan, baik yang menguntungkan maupun merugikan. Sedangkan bagi bukan pelaku usaha merasa keberatan menerima tanggungjawab atas keputusan-keputusan yang mengakibatkan kegagalan, dan menghubungkan paristiwa-peristiwa dalam kehidupan dengan nasib, seperti persaingan dengan perusahaan besar atau campur-tangan pemerintah. Pelaku usaha semacam ini hanya mempertaruhkan semua, atau menolak semua situasi risiko karena merasa tidak dapat mempengaruhi hasil. Ciri-ciri wirausaha saling berkaitan, terutama pada perilaku pengambilan risiko, beberapa kaitan itu antara lain :
1.      Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
2.      Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan pada kemampuan sendiri, semakin besar keyakinan pada kemampuan sendiri, semakin besar keyakinan akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk mencoba apa yang dilihat orang lain sebagai risiko.
3.      Pengetahuan realistik mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruh hasil. Semua perilaku pengambilan risiko tidak sesederhana dan seobyektif apa yang digambarkan tersebut. Terdapat unsur kegairahan seorang wirausaha terhadap ketidakpastian dan ada dorongan untuk memastikan bahwa konsekuensi yang dihadapi penuh keberhasilan.
C.    Keputusan Risiko
Pengambilan keputusan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan potensi pada diri sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko dalam hubungan pribadi dengan anak, istri dan tetangga akan membantu memperoleh pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko seperlunya dan mengelakkan risiko yang kecil.
Pengambil risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa lalu, perhatian untuk masa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang. Apabila tidak bersedia mengambil risiko, mka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan kemampuan. Pertumbuhan pribadi dan profesional datang dari hidup di masa sekarang dan mengambil risiko yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan di masa yang akan datang.
Selaku pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambil keuntungan peluang-peluang masa sekrang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang membawa belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri. Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi harus menantang kemampuan, jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai. Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi dan berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung risiko pribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggungjawab, karena mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk menetukan masa depan diri sendiri. Apabila orang lain menanggung risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan pribadi selaku pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah. Pribadi pelaku usaha tidak dapat hidup secara penuh karena tidak menangung risiko atas perbuatan diri sendiri. Sesuatu yang salah dalam kehidupan diri sendiri, maka ini saat yang tepat untuk menanggung risiko demi perbaikan, jika tidak maka situasi akan semakin buruk, dan permasalahan semakin sukar dipecahkan.
Risiko timbul saat seseorang menerima tanggungjawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka bertanggung jawab mengatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian dari hidup, jangan mengambil risiko yang lebih besar dari yang dapat ditanggung, hal ini merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk mempertaruhkan semua demi suatu gagasan.
Sebagai wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan ini cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu wirausaha menggunakan inisiatif dan menilai tindakan mana saja yang mengandung risiko. Intuisi akan menetukan sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh. Faktor-faktor yang dapat terwujud namun penting adalah bakat, kemampuan dan pengalaman diri sendiri.
D.    Kembangkan Ide
Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide yang paling produktif.
Semua orang kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko tertentu akan mnyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu ide, saran, berikut dapat membantu mengatasi :
1.      Utarakan ide kepada isteri atau temen, lebih baik membicarakan suatu ide sebelum ditulis. Menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan suatu perbaikan. Setelah ide menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
2.      Pilih tempat dan waktu untuk mengemukkan ide kepada orang lain, jangan mengusulkan ide kepda perusahaan sewaktu mengalami krisis. Organisasi berada dalam keadaan stabil sebelum ide dipertahankan. Ketepatan waktusangat penting dalam mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap suatu yang baru.
3.      Kemukakan ide sedikit demi sedikit, pertama ajukan konsep total, seiring berjalannya waktu, dan semakin tertariknya orang pada ide, baru rinciannya dikemukakan.
E.     Tipe Pengambil Risiko
Pengambilan keputusan/risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain. Pengalaman lalu, situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masa depan, dalam bisnsis dibutuhkan berbagai tipe pengambil risiko. Organisasi tingkat bawah dibutuhkan pekerja yang terampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga sedikit risiko. Sebagaian besar pekerja masuk ke dalam pengambil risiko tipe ini, karena perilaku dapat diramalkan dan membawa kestabilan organisasi.
Tingkat manajemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan risiko. Manajer tingkat menengah lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan membuat perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi. Posisi ini dapat dianggap sebagai pengambil risiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi harus minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat teratas, mempunyai kemapuan untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan risiko dalam mewujudkan ide-ide menjadi kenyataan.
Wirausaha dapat dikatakan “praktis”, apabila organisasi tumbuh berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide sehingga mampu menerima risiko demi terlaksananya ide. Sebaliknya pelaku usaha merasa lebih praktis dalam menyadari keterbatasan diri dan membatasi kegiatan sampai pada aktivitas yang mampu dilaksanakan.
Pelaku usaha yang kreatif dan inovatif akan mengalami risiko yang sedang, bersedia menerima perubahan, mencoba alternatif lain dan mengembangkan inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi tokoh dalam dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide.
F.     Delegasikan Wewenang
Sebagai pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi diharapkan bersedia memberikan wewenang dan bertanggung jawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabepada orang lain mengandung risiko tertentu. Terdapat akibat negatif-negatif maupun positif, berarti pemimpin harus menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan harus mempunyai staf yang berorientasikan tindakan dan mampu menerima wewenang serta tanggung jawab.
 Keuntungan maksimum agar dapat diperoleh, karyawan diberi wewenang dan kebebasan untuk melaksanakan tugas dari tanggung jawab. Pelaku usaha membutuhkan pertolongan orang lain, tetapi seorang pemimpin tidak mempunyai waktu untuk memonitor kegiatan langsung, kepercayaan pada staf ditunjukkan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap jawaban memberi petunjuk mengenai kesediaan mengambil risiko dalam mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain dalam organisasi. Pelaku usaha yang dapat mendelegasikan kegiatan kepada orang lain, mempunyai waktu untuk kegiatan yang lebih penting seperti perencanaan jangka panjang atau pengembangan produk-produk baru.
G.    Melaksanakan Perubahan
Setiap melakukan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk menilai situasi secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang diperlukan, walupun mengandung risiko tertentu.
Suatu risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak penting, apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu rencana pasti dan mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana alternatif juga dirancang, karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatif memungkinkan eksibilitas bila permasalahan berubah.
Suatu rencana sudah dicanangkan kemudiaan dilaksanakan, sehingga jika rencana dilaksanakan makan dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang diterima tidak banyak, kekurangan upan balik menciptakan keraguan, setelah keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan masalah terpecahkan. Keyakinan dalam menangani persoalan sangat menentukan, jika yakin serangkaian tindkan akan memecahkan persoalan, maka tindakan tersebut menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh dukungan orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh :
1.      Keyakinan diri.
2.      Kesediaan untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan.
3.      Kemampuan menilai risiko secara realistik dan mengubah kesempatan kemungkinan.
4.      Menghadapi situasi risiko menurut tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena itu perlu menetapkan sasaran yang tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan semua kemampuan dan bakat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi tujuan, semakin besar risiko yang dihadapi.
H.    Evaluasi Risiko
Keberadaan kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap risiko, menetapkan tujuan-tujuan dan memungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis. Melalui data kuantitaf, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai dengan hubungan ide-ide yang telah digariskan. Pelaku usaha diharapkan mengetahui dengan cermat dan maka dari angka-angka tersebut. Data kuantitatif mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan. Lakukan evaluasi kebituhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko. Sebelum mengambil keputusan yang mengandung risiko perhatikan pertanyaan tersebut :
1.      Apakah risiko sepadan dengan hasil ?
2.      Bagaimana risiko dapat dikurangi atau dihindari ?
3.      Informasi apa yang diperlukan sebelum risiko diambil ?
4.      Sumber-sumber daya mana yang dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan ?
5.      Mengapa risiko ini penting ?
6.      Apa yang menakutkan dalam mengambil risiko ?
7.      Apa pelaku usaha bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan ?
8.      Apakah yang dapat dicapai dengan mengambil risiko ?
9.      Persiapan-persiapan apa yang perlu dibuat dalam mengambil risiko ?
10.  Bagaimana dapat mengetahui scara kuantitatif bahwa tujuan telah tercapai ?
11.  Apa halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan ?
Proses pemeriksaan diri penting dalam mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh dari sengkaian pertanyaan yang harus dijawab sebelum menanggung risiko. Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini dapat mengakibatkan kegagalan.
I.       Pengambilan Risiko
Perilaku mengambil risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang penting bagi manajemen tingkat puncak. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan untuk maju memilih laki-laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko dan berinovasi, daripada manjemen yang bersifat meneruskan dari perusahaan yang sudah ada.
Pengambilan risiko merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan, merupkan suatu keterampilan yang dapat ditingkatkan. Prosedur untuk menganalisis sebuah risiko :
1.      Taksiran Risiko
Pertama, menaksir ada tidaknya risiko : yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah alternatif. Misal, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya :
a.       Tetap pada tingkat permintaan sekarang ;
b.      Membeli peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan;
c.       Menyewa untuk memenuhi permintaan ; atau
d.      Mensupkontrakkan kepada produsen-produsen yang lebih kecil;
Apabila mempunyai arus kas baik, cadangan kas kuat, atau kemudahan kredit baik, dan sikap permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang, maka disini terdapat sedikit risiko dalam memutuskan salah satu dari alternatif-alternatif, meskipun alternatif pertama akan merupakan pilihan yang tidak bijaksana untuk diambil karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
Keadaan lain, meningkatkan permintaan tidak dapat dipastikan. Misal : produk atau jasa bisa menjadi usang karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing ; atau lebih banyak perusahaan yang masuk dalam bidang yang sama; atau pasar sedang mendekati titik jenuh. Lebih jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang dikehendaki karena tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini, terdapat berbagai derajat risiko, berkaitan dengan tingkat laba potensial (sukses) untuk berbagai alternatif.
2.      Tujuan dan Sasaran
Langkah berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan dirumuskan : mencapai pertumbuhan secara perlahan, mantap, atau tidak tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produk lain. Pelaku usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azas dengan tujuan dan sasaran perusahaan, apabila taat azas, proses pengmbilan keputusan diteruskan dan lakukan penaksiran alternatif secara rinci.
3.      Teliti Alternatif
Contoh kedua pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten dengan sasaran-sasran perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survai berbagai alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua biaya dapat ditelaah dengan obyektif. Sebagian besar merupakan biaya finansial. Tetapi jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan “biaya pribadi”, sosial dan fisik. Misal : merupakan sebuah alternatif menyita usaha pribadi ? apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial ? perlu menetukan biaya keuangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat dijalankan.
4.      Kumpulkan Informasi
Tahap selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penfsiran setiap kemungkinan realistik dapat dibuat sacara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk setiap permintaan dapat berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Eaksi dari persaingan ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan. Berbagai akibat sebaiknya ditelusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis :
a.       Apabila permintaan mendekati titik kejenuhan, pakah modifikasi, produk mendorong kenaikan permintaan di pasar baru.
b.      Apakah terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar yang sekarang ?
c.       Dapatkan peralatan mesin dimodifikasi dengan mudah untuk membuat produk-produk lain?
d.      Apakah ada kemungkinan para pembekal dan subkontraktor menaikkan harga-harga jika permintaan bertambah ?
Laba yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi pasar, ramalan-ramalan dari permintaan di masa depan, penaksiran reaksi pesaingan, dan berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi ini, seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
5.      Minimkan Risiko
Menentukan langkah berisikan penafsiran secara realistik tentang sejauh mana dapat mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
a.       Kesadaran yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan;
b.      Kreativitas dalam menetukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan).
c.       Kemampuan merencankan taktik dan strategi untukmewujudkan perubahan;
d.      Dorongan, energi dan antusias untuk melaksanakan strategi.

6.      Sebuah alternatif telah dipilih, sesuai sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana memuat jadual,rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk hasil yang akan terjadi, dan proses umpan-balik, sehingga perubahan-perubahan yang diperlukkan dilaksanakan dengan segera.










BAB III
MATERI PRODUK
Makanan Nugget sering didengar oleh kalangan masyarakat, hampir semua orang tau nugget terbuat dari olahan daging. Banyak orang beranggapan bahwa jika kita sering mengkonsumsi nugget daging tidak baik untuk kesehatan. Oleh karena itu kini saya akan memperkenalkan produk makanan yang aman untuk dikonsumsi, bagi untuk kesehatan yang memiliki banyak protein didalamnya dan cocok dilidah bagi semua kalangan baik dari usai muda sampai usia tua. Karena nugget yang saya olah terbuat dari olahan tempe, yang pasti orang Indonesia sudah mengenal tempe, yaitu olahan yang berbahan dasar kedelai yang difermentasikan sehingga menjadi tempe. Kini saya olah menjadi makanan modern.
Nugget tempe adalah makanan nugget yang terbuat dari olahan tempe yang dijamin aman untuk dikonsumsi karena tidak mengandung bahan-bahan tekstil. Dan dijamin 100% halah karena makanan nugget yang dicampuri dengan ayam yang masih hidup yang beli langsung di pedagang ayam.
A.    Peralatan Yang Digunakan
1.      Kukusan
2.      Pisau
3.      Baskom Plastik
4.      Talenan
5.      Wajan
6.      Spatula
7.      Kompor gas
8.      Sendok
9.      Blender
10.  Centong


B.     Bahan Baku Yang Digunakan
1.      Tempe kedelai , yang sudah dihaluskan
2.      Tepung terigu
3.      Bawang putih
4.      Bawang bombay
5.      Telur ayam
6.      Merica bubuk
7.      Tepung roti
8.      Daging cincang
9.      Garam
10.  Gula
11.  Daun seledri dan daun bawang
12.  Wortel
13.  Keju
14.  Saus

C.    Pembuatan Produk
1.      Campurkan semua bahan-bahan yang dibutuhkan (tempe, daging giling, telur, keju, sayuran dll) aduk sampai rata.
2.      Setelah itu, siapkan telur yang sudah dikocok, tepung terigu, tepung roti, dan nugget yang sudah dibentuk persegi. Lalu nugget yang sudah dibentuk jelupkan ke telur dan selajutnya ke tepung roti.
3.      Nugget tempe digoreng sampai warnanya kecoklatan atau kuning keemasan, lalu diangkat dan ditiriskan di tempat yang kering.
4.      Nugget tempe siap dinikmati, nugget akan lebih sedap jika disantap dengan saus dan nasi hangat ataupun dimakan langsung. Yummm lezat.

D.    Kelebihan dan Keunggulan Produk
Keunggulan produk
1.      Kami menawarkan suatu produk makanan sehat dan rasa yang lezat.
2.      Kami menawarkan kreativitas yaitu nugget dari tempe yang menarik. Dan nugget tempe harganya terjangkau.
3.      Varian rasa yang lebih attractive dan bervariasi.

Kelebihan produk
1.      Tidak mengandung bahan pengawet.
2.      Mengandung banyak manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh.
3.      Aman  dikonsumsi oleh semua kalangan.
4.      Bahan yang diperlukan mudah didapat.


















BAB IV
PEMBAHASAN DAN PENERAPAN

A.    Analisis Teknik SWOT
1.      Streangth
Produk saya mampu bersaing dengan produk-produk lainnya. Dari segi bahan baku yang mudah didapat, harga yang terjangkau, banyak disukai oleh masyarakat, akan memikat masyarakat luas. penyajian dari nugget tempe ini sangatlah sederhana tanpa memerlukan banyak waktu dan penyajian, serta nugget tempe ini mempunyai banyak rasa, sehingga konsumen dapat memilih rasayang sesuai dengan selera. Karena sudah dibekali dengan keterampilan dan keahlian yang dimilki. Oleh karena itu saya tidak ragu dengan produk usaha ini untuk dipromosikan kepada masyarakat luas. Agar produk dapat dikenal di mata masyarakat luas dan bisa menjadi produk yang banyak diminati oleh masyarakat. Bahan baku yang diperoleh untuk pembuatan nugget tempe ini sangat mudah dan harganya terjangkau. Cocok untuk usaha pemula yang saya dirikan. Yang membutuhkan banyak bahan baku untuk usaha nugget tempe ini.
2.      Weakness
Belum memiliki cukup pengalaman dalam mengatasi kepuasan pelanggan, tanggapi keluhan, jalin komunikasi yang baik, lakukan survei kepuasan pelanggan secara rutin dan berkesinambungan. Harus peduli terhadap pelanggan, sebab pelanggan adalah pendapatan usaha, makin banyak pelanggan akan semakin banyak pendapatan yang diperoleh. Sebaliknya, semakin sedikit pelanggan, semakin sedikit penghasilan. Permintaan dari konsumen biasanya akan menurun, jika keadaan cuaca sedang buruk. Faktor kenaikan dari harga sembako juga dapat mengurangi permintaan dari konsumen.
3.      Peluang (Opportunity) :
Nugget tempe ini bisa dinikmati dari semua usia dari yang muda sampai yang tua, maka pasar sasaranya mencakup semua kalangan masyarakat. Dengan melakukan program promosi jitu, agar banyak konsumen yang tertarik dengan nugget tempe. Bukan untuk sekedar mampir dan melihat tetapi diharapkan konsumen juga membeli produk nugget tempe ini. Dengan promosi di lewat media sosial, promosi lewat warung-warung, ataupun sekitar tempat produksi ini. Agar masyarakat tau dan mengenal nugget yang terbuat dari tempe, dan bukan hanya nugget yang terbuat dari daging. Disamping itu usaha yang saya jalankan ini selalu meningkatkan produksi. Dalam usaha pembuatan nugget tempe ini, perusahaan kami melakukan latihan terus-menerus agar tercipta rasa yang enak dan lezat di lidah masyarakat. Kami berusaha belajar untuk berbisnis yang baik dengan segala fasilitas yang ada dan menjalin koneksi yang luas.
4.      Ancaman (Threat)
Nugget tempe ini tidak bertahan lama karena bahan baku yang dibuat secara alami penyebab faktor tidak bertahan olahan nugget ini. Nugget tempe bertahan sekitar 3-5 hari itupun harus dimasukkan kedalam kulkas. Agar dapat bertahan lama. Melihat dari banyaknya permintaan masyarakat dalam mengkonsumsi makanan, maka persaingan dalam menjalankan usaha ini pun cukup banyak. Dan apabila pelayanan dan kualitas yang kita berikan kepada konsumen kurang memuaskan, maka konsumen pun akan merasa kecewa. Melakukan promosi kepada masyarakat yang sekiranya tertarik dengan produk kami. Untuk mengatisipasi adanya ancaman yang akan membuat produk akan menjadi tersaing dari produk lainnya. Menawarkan keuntungan yang di dapat dengan membeli produk kami. Dengan pembelian awal nugget tempe konsumen dapat mendapatkan keuntungan berupa diskon.Lebih meningkatkan promosi ke masyarakat luas, agar banyak yang tertarik membeli nugget tempe. Menjaga kualitas produk hal yang utama dalam menjalankan usaha terutama makanan atau minuman. Maka itu usaha kami berusaha meningkatkn kualitas produk nugget tempe ini agar selalu terjaga kualitasnya.
B.     Jiwa Wirausaha
Beberapa masalah sosial yang diakibatkan oleh tingginya pengangguran diantaranya penyalahgunaan narkoba, kriminalitas, pergaulan bebas, dll. Kondisi tersebut akan mengganggu pembangunan di segala bidang dan stabilitas nasional. Oleh karena itu dibutuhkan kemitraan karena terkadang dalam berwirausaha kita tidak dapat memulainya sendiri baik karena kekurangan uang, sumber daya maupun kreatifitas. Seorang wirausaha harus memiliki ciri yang percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil risiko, kepemimpinan, keorisinilan dan berorientasi ke masa depan. Dan seorang wirausaha harus memiliki watak : yakin, tidak tergantung, individualis, optimis,butuh prestasi, orientasi laba, tekun dan taba, kerja keras, dorongan kuat, energik dan inisiatif. Dll. Menjadi wirausaha tidaklah mudah. Dibutuhkan skill, modal dan manajemen yang baik.
C.    Risiko Usaha
Risiko merupakan informasi, kejadian, kerugian atau pekerjaan yang terjadi sebagai akibat dari keputusan yang diambil dalam kehidupan sehari-hari. Risiko dapat bersifat pasti maupun tidak pasti yang bisa di kalkulasi secara kuantitatif. Kunci untuk mengetahui seberapa besar risiko yang dihadapi adalah seberapa besar kita mendapatkan informasi.
Risiko murni, adalah risiko yang menyebabkan kerugian dan tidak mungkin menimbulkan keuntungan. Risiko murni terjadi karena ketidaksengajaan dan tidak dapat dicegah. Misal : Tiba-tiba listrik padam.
Kegagalan perencanaan jelas merupakan suatu kesalahan wirausaha yang tidak mengingat kegagalan dalam melakukan suatu bisni, tentunya hal yang didahulukan adalah sebuah perencaan yang nyata dan bisa dikonsep melalui sebuah tulisan. Contoh dari kegagalan perencanaan : kurangnya dana atau modal.
            Tipe pengambilan risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain, pengalam lalu, situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masa depan, dalam bisnis dibutuhkan berbagai tipe pengambilan risiko. Karena perilaku dapat diramalkan dan membawa kestabilan organisasi.
BAB V
 PENUTUP
A.    Kesimpulan












B.     Saran





DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, 2008. “kewirausahaan”. Galaksi Nusindo : Semarang.
Birkinshaw, Julian, 2000. “Entreprenuership In the Global Firm”. Sage Publications : London.
Birley, Sue and D. Muzyka, 2000. “Mastering Entreprenuership”. Preantice Hall.
















LAMPIRAN
Cara membuat nugget sehat dan lezat
1.      Pertama campurkan semua bahan-bahan yang dibutuhkan (tempe, daging giling, telur, keju, sayuran,dll) aduk sampai rata.




2.      Setelah itu siapkan telur yang sudah dikocok, tepung terigu, tepung roti dan nugget yang sudah dibentuk persegi. Lalu nugget yang sudah di bentuk  jelupkan ke telur dan selanjutnya ke tepung roti.








3.      Nugget yang sudah dicampurkan ke tepung roti selanjutnya digoreng sampai warnanyakecoklatanatau kuning keemasan, lalu diangkat dan ditiriskan di tempat yang kering





4.      Nugget tempe siap dinikmati, nugget akan lebih sedap jika disantap bersama saus dan nasi hangat ataupun dimakan langsung. Yummmmm lezat.




Profil Perusahaan Nugget Tempe Pollaris :
Nama Perusahaan                                            : Pollaris
Jenis Produk                                                    : Makanan GETHATTOS
Alamat                                                            : JL.P.Dipenogoro no 148 Pati
DesaMertokusuman RT 6/RW 2 Pati
KodePos 59163
Email                                                               : mayaindri89@yahoo.com
Blog                                                                : Indrimay96.blogspot.co.id
V

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proposal Kewirausahaan

Analisis PT Sinar Sosro (Kewirausahaan)